Hamengkubuwana I: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 14:
Mangkubumi yang sakit hati meninggalkan [[Surakarta]] pada bulan [[Mei]] [[1746]] dan menggabungkan diri dengan [[Mas Said]] sebagai pemberontak.Sebagai ikatan gabungan Mangkubumi mengawinkan [[Mas Said]] dengan puterinya yaitu [[Rara Inten]] atau [[Gusti Ratu Bendoro]].
== Perang
Perang antara Mangkubumi melawan [[Pakubuwana II]] yang didukung [[VOC]] disebut para sejarawan sebagai Perang Suksesi Jawa III. Pada tahun [[1747]] diperkirakan kekuatan Mangkubumi mencapai 13.000 orang prajurit.
Baris 23:
Perang kembali berlanjut. Pertempuran besar terjadi di tepi Sungai Bogowonto tahun [[1751]] di mana Mangkubumi menghancurkan pasukan [[VOC]] yang dipimpin Kapten de Clerck. Orang [[Jawa]] menyebutnya Kapten Klerek.
==
Pada tahun [[1752]] Mangkubumi dengan [[Raden Mas Said]]
Tawaran Mangkubumi untuk bergabung mengalahkan [[Raden Mas Said]] akhirnya diterima [[VOC]] tahun [[1754]]. Pihak [[VOC]] diwakili Nicolaas Hartingh, yang menjabat gubernur wilayah pesisir utara [[Jawa]]. Sebagai perantara adalah Syaikh Ibrahim, seorang [[Turki]]. Perudingan-perundingan dengan Mangkubumi mencapai kesepakatan, Mangkubumi bertemu Hartingh secara langsung pada bulan [[September]] [[1754]].
Baris 35 ⟶ 36:
== Mendirikan Yogyakarta ==
Sejak Perjanjian Giyanti wilayah kerajaan Mataram dibagi menjadi dua. [[Pakubuwana III]] tetap menjadi raja di [[Surakarta]], [[Mangkubumi]] dengan gelar Sultan Hamengkubuwana I menjadi raja di [[Yogyakarta]].Mangkubumi sekarang sudah memiliki kekuasaan dan menjadi Raja maka tinggal kerajaan tempat untuk memerintah belum dimilikinya.Untuk mendirikan Keraton/Istana Mangkubumi kepada [[VOC]] mengajukan uang persekot sewa pantai utara Jawa tetapi [[VOC]] saat itu belum memiliki yang diminta oleh Mangkubumi.
Baris 42 ⟶ 44:
== Usaha Menaklukkan Surakarta ==
Hamengkubuwana I meskipun telah berjanji damai namun tetap saja berusaha ingin mengembalikan kerajaan warisan [[Sultan Agung]] menjadi utuh kembali. [[Surakarta]] memang dipimpin [[Pakubuwana III]] yang lemah namun mendapat perlindungan [[Belanda]] sehingga niat Hamengkubuwana I sulit diwujudkan, apalagi masih ada kekuatan ketiga yaitu [[Mangkunegoro I]] yang juga tidak senang dengan Kerajaan yang terpecah, sehingga cita cita menyatukan kembali Mataram yang utuh bukan monopoli seorang saja.
|