Redenominasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
dari http://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Denomination_(currency)&oldid=376594166 |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Redenominasi''' adalah pemotongan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Pada waktu terjadi [[inflasi]], jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki [[daya beli]] yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar. Ketika angka-angka ini semakin membesar, mereka dapat mempengaruhi transaksi harian karena risiko dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa, atau karena [[psikologi]] manusia yang tidak efektif menangani perhitungan angka dalam jumlah besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil masalah ini dengan '''redenominasi''': satuan yang baru menggantikan satuan yang lama dengan sejumlah angka tertentu dari satuan yang lama dikonversi menjadi 1 satuan yang baru. Jika alasan redenominasi adalah inflasi, rasio konversi dapat lebih besar dari 1, biasanya merupakan [[bilangan positif]] kelipatan sepuluh, seperti 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Prosedur ini dapat disebut sebagai "menghilangkan nol".<ref>{{cite web|url=http://www.zf.ro/articol_37822/finance_ministry_and_national_bank_decide_to_slash_four_zeroes_from_rol_s_tail.html |title=Finance Ministry and National Bank decide to slash four zeroes from ROL's tail | Ziarul Financiar |publisher=Zf.ro |date=2004-01-29 |accessdate=2010-01-06}}</ref> Contoh-contoh yang terkini antara lain:▼
Pada redenominasi, tidak ada kerugian karena daya beli tetap sama. ▼
Pada sanering, menimbulkan banyak kerugian karena daya beli turun drastis. ▼
3. Tujuan▼
Redenominasi bertujuan menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakuan transaksi.Tujuan berikutnya, mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional.▼
Sanering bertujuan mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga. Dilakukan karena terjadi hiperinflasi (inflasi yang sangat tinggi).▼
4. Nilai uang terhadap barang.▼
Pada redenominasi nilai uang terhadap barang tidak berubah, karena hanya cara penyebutan dan penulisan pecahan uang saja yang disesuaikan. ▼
Pada sanering, nilai uang terhadap barang berubah menjadi lebih kecil, karena yang dipotong adalah nilainya. ▼
5. Kondisi saat dilakukan. ▼
Redenominasi dilakukans saat kondisi makro ekonomi stabil. Ekonomi tumbuh dan inflasi terkendali. ▼
Sanering dilakukan dalam kondisi makro ekonomi tidak sehat, inflasi sangat tinggi (hiperinflasi). ▼
6. Masa transisi▼
Redenominasi dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap, agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. ▼
Sanering tidak ada masa transisi dan dilakukan secara tiba-tiba.▼
7. Contoh untuk harga 1 liter bensin seharga Rp 4.500 per liter. ▼
Pada redenominasi, bila terjadi redenominasi tiga digit (tiga angka nol), maka dengan uang sebanyak Rp 4,5 tetap dapat membeli 1 liter bensin. Karena harga 1 liter bensin juga dinyatakan dalam satuan pecahan yang sama (baru). ▼
Pada sanering, bila terjadi sanering per seribu rupiah, maka dengan Rp 4,5 hanya dapat membeli 1/1000 atau 0,001 liter bensin. ▼
▲Pada waktu terjadi [[inflasi]], jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki [[daya beli]] yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar. Ketika angka-angka ini semakin membesar, mereka dapat mempengaruhi transaksi harian karena risiko dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa, atau karena [[psikologi]] manusia yang tidak efektif menangani perhitungan angka dalam jumlah besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil masalah ini dengan '''redenominasi''': satuan yang baru menggantikan satuan yang lama dengan sejumlah angka tertentu dari satuan yang lama dikonversi menjadi 1 satuan yang baru. Jika alasan redenominasi adalah inflasi, rasio konversi dapat lebih besar dari 1, biasanya merupakan [[bilangan positif]] kelipatan sepuluh, seperti 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Prosedur ini dapat disebut sebagai "menghilangkan nol".<ref>{{cite web|url=http://www.zf.ro/articol_37822/finance_ministry_and_national_bank_decide_to_slash_four_zeroes_from_rol_s_tail.html |title=Finance Ministry and National Bank decide to slash four zeroes from ROL's tail | Ziarul Financiar |publisher=Zf.ro |date=2004-01-29 |accessdate=2010-01-06}}</ref> Contoh-contoh yang terkini antara lain:
{| class="wikitable"
|-
Baris 139 ⟶ 109:
| [[Lira Turki|lira lama]]
| 2005
|
|-
| [[Dolar Taiwan baru]]
Baris 146 ⟶ 116:
| [[Dolar Taiwan lama|dolar lama]]
| 1949
|
|-
| [[Austral Argentina]]
Baris 173 ⟶ 143:
=== Pengaruh terhadap catatan keuangan ===
Ketika terjadi redenominasi, data keuangan yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut harus disesuaikan. Contohnya, [[Pendapatan Domestik Bruto]] Bank Sentral Nikaragua yang didokumentasikan dengan baik.<ref>[http://www.bcn.gob.ni/english/statistics/economy/indicators/0901/1-1.PDF Bank Central Nicaragua]</ref>
=== Daftar redenominasi mata uang ===
Baris 179 ⟶ 149:
<!-- Primary sorting of table is highest Exchange rate, secondary is oldest year. -->
<!-- (The article reader later may temporary alter this by pressing any sorting button of any column) -->
<!--
{| class="wikitable sortable"
|-
Baris 510 ⟶ 480:
| Hiperinflasi
|} -->
== Perbedaan redenominasi dan pemotongan mata uang ==
{{noref}}
'''Redenominasi''' adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat tidak berubah. Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat menurun.
▲Pada redenominasi, tidak ada kerugian karena daya beli tetap sama.
▲Pada sanering, menimbulkan banyak kerugian karena daya beli turun drastis.
▲3. Tujuan
▲Redenominasi bertujuan menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakuan transaksi.Tujuan berikutnya, mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional.
▲Sanering bertujuan mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga. Dilakukan karena terjadi hiperinflasi (inflasi yang sangat tinggi).
▲4. Nilai uang terhadap barang.
▲Pada redenominasi nilai uang terhadap barang tidak berubah, karena hanya cara penyebutan dan penulisan pecahan uang saja yang disesuaikan.
▲Pada sanering, nilai uang terhadap barang berubah menjadi lebih kecil, karena yang dipotong adalah nilainya.
▲5. Kondisi saat dilakukan.
▲Redenominasi dilakukans saat kondisi makro ekonomi stabil. Ekonomi tumbuh dan inflasi terkendali.
▲Sanering dilakukan dalam kondisi makro ekonomi tidak sehat, inflasi sangat tinggi (hiperinflasi).
▲6. Masa transisi
▲Redenominasi dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap, agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
▲Sanering tidak ada masa transisi dan dilakukan secara tiba-tiba.
▲7. Contoh untuk harga 1 liter bensin seharga Rp 4.500 per liter.
▲Pada redenominasi, bila terjadi redenominasi tiga digit (tiga angka nol), maka dengan uang sebanyak Rp 4,5 tetap dapat membeli 1 liter bensin. Karena harga 1 liter bensin juga dinyatakan dalam satuan pecahan yang sama (baru).
▲Pada sanering, bila terjadi sanering per seribu rupiah, maka dengan Rp 4,5 hanya dapat membeli 1/1000 atau 0,001 liter bensin.
== Lihat pula ==
* [[
* [[Sanering (ekonomi)]]
==
{{reflist}}
* [http://ekonomi.kompasiana.com/2010/05/08/redenominasi-dan-sanering/ Redenominasi dan sanering]
|