Paulus Chong Hasang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot kosmetik perubahan
Kia 80 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
Setelah dewasa, Hasang memutuskan untuk menjadi pelayan seorang petugas penerjemah pemerintah; hal ini memungkinkannya untuk berulang kali melakukan perjalanan ke [[Beijing]]. Di sana, dia meminta Uskup Beijing untuk mengutus imam-imam ke Korea, dan menulis surat kepada Sri Paus [[Paus Gregorius XVI|Gregorius XVI]] via Uskup Beijing, meminta didirikannya sebuah keuskupan di Korea. Peristiwa ini terjadi pada 1825.
 
Beberapa tahun kemudian, Uskup [[Laurent-Marie-Joseph Imbert]] dan dua orang imam diutus. Di mata uskup, Hasang adalah orang berbakat, gigih, dan berbudi luhur; maka Hasang pun diberinya pelajaran bahasa Latin serta teologi, dan hendak ditahbiskannya ketika tiba-tiba timbullah [[Penganiayaan terhadap orang Kristen|penganiayaan atas umat Kristiani]] di Korea. Hasang tertangkap lalu menyerahkan pernyataan tertulis yang membela ajaran Katolik kepada hakim. Setelah membacanya, hakim berkata, "Anda benar dalam hal apa yang telah anda tulis; tetapi raja melarang agama ini, anda wajib untuk meninggalkannya."
Hasang menjawab, "Saya telah mengatakan kepada anda bahwa saya adalah seorang Kristen, dan saya akan tetap seorang Kristen sampai mati."