Suku Suluk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
 
 
KaumSuku Tausug<ref>[http://books.google.co.id/books?id=iUw8uSi2oJEC&lpg=PA81&dq=suku%20tausug&pg=PA81#v=onepage&q=suku%20tausug&f=false {{en}} Kuntowijoyo, A. E. Priyono, Paradigma Islam: interpretasi untuk aksi, PT Mizan Publika, 2008, ISBN 9794335207, 9789794335208]</ref><ref>[http://books.google.co.id/books?id=iUw8uSi2oJEC&lpg=PA81&dq=suku%20tausug&pg=PA81#v=onepage&q=suku%20tausug&f=true {{id}} A. Latief Wiyata, Carok: konflik kekerasan dan harga diri orang Madura, PT LKiS Pelangi Aksara, 2002, ISBN 979949267X, 9789799492678]</ref> atau Suluk adalah mayoritas di kepulauan Sulu dan bahasanya Bahasa Sug adalah bahasa perantara atau ''lingua franca'' sebelum era kesultanannya lagi hingga kini. Kaum Tausug atau Suluk berasal dari rumpun Melayu-Austronesian (Polenesian) sebagai mana masyarakat Nusantara di sekitarnya. Bahasa Sug yang mereka tutur adalah mirip bahasa Melayu lama bercampur bahasa Arab dan bahasa etnik lain di sekitar Mindanao. Mengikut sejarah, bahasa asal Suluk sebenarnya adalah dari bahasa asal Orang Tagimaha (Taguima dari Basilan).
 
Mengikut sumber dari Salsilah Sulu yang dicatat oleh pencatat sejarah Najeeb Saleeby dalam bukunya The History Of Sulu (Manila: 1908), suku kaum Tausug ini dan bahasanya berasal dari beberapa etnik yang bergabung iaitu Buranun, Tagimaha, Baklaya, Orang Dampuan dan Orang Banjar. Mereka berhijrah ke kepuluan Sulu sehingga terbentuk satu masyarakat yang dikenali sebagai masyarakat Tausug.