Wanita simpanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-terkadang +kadang-kadang)
Baris 34:
[[John Dryden]], dalam ''[[Annus Mirabilis]],'' telah mencoba mengesankan bahwa raja menyimpan perempuan simpanan; dan anak di luar nikah adalah hasil dari sifat murah hati dan semangat raja tersebut. Dalam bentuk yang lebih serius, tema sebagai "disimpan" tidak pernah jauh-jauh dalam novel mengenai wanita sebagai korban pada abad ke-18 di [[Inggris]], begitu juga dalam novel [[Eliza Haywood]] atau [[Samuel Richardson]] (yang pahlawatinya dalam ''novel Pamela'' dan ''Clarissa'' diletakkan dalam kedudukan diancam dengan penghinaan seksual dan dianggap semata-mata benda simpanan).
 
Dengan kemunculan Romantisisme pada awal [[abad ke-19]], isu perempuan simpanan menimbulkan masalah, dalam erti hubungan seksual tanpa pernikahan terkadangkadang-kadang dapat dianggap sebagai lambang kebebasan wanita dan pilihan lain yang baik. Maryann Evans (lebih dikenal sebagai [[George Eliot]]) memilih untuk hidup "bergelombang dosa" bersama lelaki yang telah menikah, sebagian sebabnya sebagai lambang pemisahan/kebebasan dirinya dari moral kelas pertengahan, tetapi kebebasannya memerlukannya tidak "disimpan." Novel [[Charlotte Brontë]], ''[[Jane Eyre]]'' (1848) mewakili pandangan kedua pihak bagi persoalan ini, karena Rochester, tidak mampu memisahkan dirinya dari isterinya yang tidak waras, mencoba memujuk Jane untuk tinggal bersamanya, tetapi ditolak.
 
== Referensi ==