Abdul Hadi W.M.: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Prof. Dr. Abdul Hadi WM'''
({{lahirmati|[[Sumenep]], [[Madura]], [[Jawa Timur]]|24|6|1946}}) adalah salah satu [[sastrawan]], [[budayawan]] dan ahli [[filsafat]] [[Indonesia]].Ia dikenal melalui karya-karyanya yang bernafaskan sufistik, penelitian-penelitiannya dalam bidang kesusasteraan [[Melayu]] [[Nusantara]] dan pandangan-pandangannya tentang Islam dan [[pluralisme]].
== Masa kecil ==
Baris 9:
 
== Karier ==
Keterlibatannya dalam dunia jurnalistik diawali sejak menjadi mahasiswa, di mana Hadi menjadi [[redaktur]] [[Gema Mahasiswa]] (1967-1968) dan redaktur [[Mahasiswa Indonesia]] (1969-1974). Kemudian ia menjadi Redaktur Pelaksana majalah [[Budaya Jaya]] (1977-1978), redaktur majalah [[Kamar Dagang dan Industri Indonesia]] (KADIN) (1979-1981), redaktur [[Balai Pustaka]] (1981-1983) dan redaktur jurnal kebudayaan [[Ulumul Qur'an]]. Sejak 1979 sampai awal 1990-an ia menjabat sebagai redaktur kebudayaan harian [[Berita Buana]]. Tahun 1982 ia dilantik menjadi Ketua [[Dewan Kesenian Jakarta]] dan ketika reformasi bergulir, dalam pemilu multi partai 1999, atas desakan rekannya Dr. H. [[Hamzah Haz]], Abdul Hadi terpaksadipaksa maju sebagai wakil daerah wilayah pemilihan Jawa Timur dari [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP). Tahun 2000 ia dilantik menjadi anggota [[Lembaga Sensor Film]] dan sampai saat ini dia menjabat Ketua Dewan Kurator [[Bayt al-Qur'an]] dan [[Museum Istiqlal]], Ketua Majlis Kebudayaan [[Muhammadiyah]], anggota Dewan Pakar [[Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]] (ICMI) dan anggota Dewan Penasihat [[PARMUSI]] (Persaudaraan Muslimin Indonesia).
 
Sebagai pengajar, saat ini tercatat sebagai dosen tetap [[Fakultas Falsafah]] [[Universitas Paramadina]], dosen luar biasa Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Indonesia]] dan dosen pascasarjana [[Universitas Muhammadiyah Jakarta]] dan [[The Islamic College for Advanced Studies]] (ICAS) [[London]] kampus Jakarta.
 
Sebagai sastrawan, Hadi bersama sahabat-sahabatnya antara lain [[Taufik Ismail]], [[Sutardji Calzoum Bachri]], [[Hamid Jabar]] dan [[Leon Agusta]] menggerakkan program ''Sastrawan Masuk Sekolah '' (SMS), di bawah naungan [[Departemen Pendidikan Nasional]] dan [[Yayasan Indonesia]], dengan sponsor dari [[The Ford Foundation]].
Baris 17:
== Karya ==
Sekitar tahun 1970-an, para pengamat menilainya sebagai pencipta puisi sufis. Ia memang menulis tentang kesepian, kematian, dan waktu. Seiring dengan waktu, karya-karyanya kian kuat diwarnai oleh tasawuf Islam. Orang sering membandingkannya dengan sahabat karibnya [[Taufik Ismail]], yang juga berpuisi religius. Namun ia membantah. ''“Dengan tulisan, saya mengajak orang lain untuk mengalami pengalaman religius yang saya rasakan. Sedang Taufik menekankan sisi moralistisnya.”''
 
Saat itu sejak 1970-an kecenderungan estetika Timur menguat dalam sastra Indonesia kontemporeran, puitika sufistik yang dikembangkan Abdul Hadi menjadi mainstream cukup dominan dan cukup banyak pengaruh dan pengikutnya. Tampak ia ikut menafasi kebudayaan dengan puitika sufistik dan prinsip-prinsip seni Islami, ikut mendorong masyarakat ke arah pencerahan sosial dan spiritual yang dianggap sebagai penyeimbang pengaruh budaya Barat hedonis dan sekuler.
 
Sampai saat ini Abdul Hadi telah menulis beberapa buku penelitian filsafat di antaranya ''Kembali ke Akar Kembali ke Sumber: Esai-esai Sastra Profetik dan Sufistik'' (Pustaka Firdaus, 1999), ''Islam: Cakrawala Estetik dan Budaya'' (Pustaka Firdaus, 1999), ''Tasawuf Yang Tertindas'', serta beberapa buku kumpulan puisi antara lain ''At Last We Meet Again'', ''Arjuna in Meditation'' (bersama [[Sutardji Calzoum Bachri]] dan [[Darmanto Yatman]]), ''Laut Belum Pasang'', ''Meditasi'', ''Cermin'', ''Tergantung pada Angin'', ''Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur'', ''Anak Laut Anak Angin'', ''Madura: Luang Prabhang dan Pembawa Matahari'', sejumlah karya terjemahan sastra sufi dan sastra dunia, terutama karya Iqbal, Rumi, Hafiz, Goethe, penyair sufi Persia dan penyair modern Jepang.
Baris 35 ⟶ 37:
* "Naturmagie und Sufismus - Gedichte des indonesischen Lyrikers Abdul Hadi W.M.", dalam ''Orientierungen'' 1/1991, S. 113-122.
* "Struktur sajak penyair Abdul Hadi W.M." (1998) oleh Anita K. Rustapa
* "Mysticism reborn? — The poet Abdul Hadi W.M." (1974) oleh Christine Deakin
* "Arjuna in meditation: three young Indonesian poets: selected verse of Abdul Hadi W.M., Darmanto Jt & Sutardji Calzoum Bachri", (1976) Writers Workshop, Calcutta.
 
Baris 41 ⟶ 44:
* [http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/hadi.html Profil Abdul Hadi WM di situs Taman Ismail Marzuki ]
* [http://pusatbahasa.diknas.go.id/laman/index.php?info=sea_award&rmenu=penghargaan&infocmd=show&award_tahun=&award_title=&award_penerima=&infoid=8&row= Profil singkat di Pusat Bahasa Diknas]
* [http://islamlib.com/id/artikel/seni-tak-bisa-dihalal-haramkan/ dari laman Jaringan Islam Liberal - Abdul Hadi WM: Seni Tak Bisa Dihalal-Haramkan]
* [http://www.eramuslim.net/?buka=show_artikel&id=837 dari lama eramuslim - Abdul Hadi WM: Islam itu Bukan Kebudayaan Arab]
* [http://www.sastra-indonesia.com/2009/03/abdul-hadi-wm-seni-itu-kendaraan-naik/ Wawancara dengan Sastra Indonesia: Seni itu Kendaraan Naik]
* [http://www.perspektifbaru.com/wawancara/453 Wawancara dengan Perspektif Baru Wimar Witoelar]
* [http://republika.co.id:8080/berita/45094/Prof_Dr_Abdul_Hadi_WM_Indonesia_tak_Punya_Rumah_Kebudayaan_Sendiri Wawancara dengan Republika]
* [http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=203253 Pengukuhan Guru Besar Abdul Hadi WM di Suara Karya]