Nya (aksara Bali): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{AksaraBali infobox
| Nama = Nya
| Image(Bali) = Bali Nya.png
| Warga = talawya
| Image(Jawa) = Jawa Nya.png
| Gantungan = Bali G. Nya.png
| Latin = Nya; Ña
| Fonem = [ɲaɲ]
| Aksara = Bali
| Pasangan = Jawa P. Nya.png
}}
'''Nya''' adalah salah satu ''[[aksara Bali#aksara wianjana (konsonan)|aksara wianjana]]'' (huruf [[konsonan]]) dalam sistem penulisan [[aksara Bali]] yang melambangkan bunyi {{IPA|/ɲ/}}. Bila Nya dalam aksara Bali disalin menjadi [[huruf Latin]], maka ditulis "nya" atau "ñ".
 
== Fonem ==
Baris 28 ⟶ 27:
| bgcolor="white"|[[Berkas:Palataal.JPG|center|180px|]]
|}
Nya ditulis untuk kata-kata yang mengandung bunyi {{IPA|/ɲ/}}. Penggunaannya sama seperti ञ (ña) dalam [[aksara Dewanagari]]. Nya tidak digunakan pada kata-kata yang mengandung konsonan rangkap "ny" yang tidak diucapkan {{IPA|/ɲ/}}. Contohnya kata "Abimanyu". Konsonan {{IPA|[nj]}} pada kata tersebut tidak digabung agar menjadi bunyi sengau seperti dwihuruf "ny" pada kata "<u>ny</u>amuk". Bila dieja menurut suku katanya, kata Abimanyu dieja "A – bi – man – yu", bukan "A – bi – ma – nyu". Maka dari itu, huruf Nya tidak digunakan.
 
Dalam sistem penulisan dengan [[huruf Latin]] (kecuali di negara yang menggunakan huruf Latin ekstensi, dengan tanda diakritik), kata-kata yang mengandung bunyi nasal {{IPA|/n/}} yang disusul oleh {{IPA|/c/}} ditulis "nc", sedangkan bila disusul oleh bunyi {{IPA|/ɟ/}} maka ditulis "nj". Contohnya kata: "panjang", "pancing", "manja", "manca", dan sebagainya. Dalam aturan penulisan dengan aksara Bali, bila bunyi [[nasal]] (sengau) gigi {{IPA|/n/}} disusul oleh bunyi {{IPA|/c/, [/]/}}<ref name="palatal">bunyi langit-langit yang terdapat dalam bahasa Bali</ref>, [{{IPA|/]/}}<ref name="palatal"/> maupun {{IPA|/ɟ/}}, maka bunyi nasal tersebut akan berubah menjadi bunyi nasal (sengau) langit-langit {{IPA|/ɲ/}}. SebabHal itu disebabkan karena menurut aturan penulisan aksara Bali, {{IPA|/n/}} diucapkan dengan [[konsonan gigi|menyentuh gigi atas]], sedangkan {{IPA|/ɲ/}} diucapkan dengan [[konsonan langit-langit|mendekatkan badan lidah ke langit-langit]] mulut, dengan metode yang sama seperti mengucapkan {{IPA|/c/}} maupun {{IPA|/ɟ/}}. Maka dari itu, huruf N pada kata "panjang", "pancing", "manja", "manca", dsb. ditulis dengan menggunakan huruf Nya apabila disalin ke dalam aksara Bali. Sebab, huruf N pada kata-kata tersebut tidak diucapkan dengan mendekatkan ujung lidah menyentuh kaki gigi atas, namun dengan mendekatkan badan lidah ke langit-langit mulut, seperti mengucapkan "ca", "ja", atau "nya". Hal ini menandakan berlakunya hukum "regresif" pada penulisan [[aksara Bali]], maksudnya lambang bunyi yang di belakang ({{IPA|/c/, /ɟ/}}) mempengaruhi yang di muka ({{IPA|/n/}}).<ref name="aturan"/> Dengan demikian, {{IPA|/n/}} menyesuaikan diri dengan [[daerah artikulasi]] {{IPA|/c/}} dan {{IPA|/ɟ/}}, menjadi {{IPA|/ɲ/}}.<ref name="aturan">[http://www.babadbali.com/aksarabali/books/cckpab.htm Aturan penulisan aksara Bali]</ref>
 
Dalam [[IAST]], huruf Nya dialihaksarakan sebagai huruf N dengan tanda [[tilda]] di atasnya (Ñ). Maka, setiap menulis [[bahasa Sanskerta]] (atau [[bahasa Kawi|Kawi]]) dengan huruf [[Latin]], huruf N yang disusul oleh huruf C maupun J diganti dengan huruf Ñ. Contoh: ''pañca, sañca, pañjara, sañjivanī,'' dsb.
Baris 36 ⟶ 35:
== Lihat pula ==
* [[Na kojong]]
* [[Alfabet Fonetis Internasional]]
* [[Bantuan:Pengucapan|Halaman panduan pengucapan fonem]]
 
== ReferensiCatatan kaki ==
 
{{reflist}}
Baris 46 ⟶ 47:
* Surada, I Made. 2007. ''Kamus Sanskerta-Indonesia.'' Surabaya: Penerbit Paramitha.
* Simpen, I Wayan. ''Pasang Aksara Bali.'' Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.
 
== Pranala luar ==
* [http://www.babadbali.com/aksarabali/books/cckpab.htm ''Celah-celah Kunci ''Pasang Aksara'' Bali''. Oleh: I Nengah Tinggen.]