[[Berkas:Hadi_70s.jpg|left|judulthumb|Abdul Hadi WM 1970-an]]Keterlibatannya dalam dunia jurnalistik diawali sejak menjadi mahasiswa, di mana Hadi menjadi [[redaktur]] [[Gema Mahasiswa]] (1967-1968) dan redaktur [[Mahasiswa Indonesia]] (1969-1974). Kemudian ia menjadi Redaktur Pelaksana majalah [[Budaya Jaya]] (1977-1978), redaktur majalah [[Kamar Dagang dan Industri Indonesia]] (KADIN) (1979-1981), redaktur [[Balai Pustaka]] (1981-1983) dan redaktur jurnal kebudayaan [[Ulumul Qur'an]]. Sejak 1979 sampai awal 1990-an ia menjabat sebagai redaktur kebudayaan harian [[Berita Buana]]. Tahun 1982 ia dilantik menjadi Ketua [[Dewan Kesenian Jakarta]] dan ketika reformasi bergulir, dalam pemilu multi partai 1999, atas desakan rekannya Dr. H. [[Hamzah Haz]], Abdul Hadi dipaksa maju sebagai wakil daerah wilayah pemilihan Jawa Timur dari [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP). Tahun 2000 ia dilantik menjadi anggota [[Lembaga Sensor Film]] dan sampai saat ini dia menjabat Ketua Dewan Kurator [[Bayt al-Qur'an]] dan [[Museum Istiqlal]], Ketua Majlis Kebudayaan [[Muhammadiyah]], anggota Dewan Pakar [[Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]] (ICMI) dan anggota Dewan Penasihat [[PARMUSI]] (Persaudaraan Muslimin Indonesia).
Sebagai pengajar, saat ini tercatat sebagai dosen tetap [[Fakultas Falsafah]] [[Universitas Paramadina]], dosen luar biasa Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Indonesia]] dan dosen pascasarjana [[Universitas Muhammadiyah Jakarta]] dan [[The Islamic College for Advanced Studies]] (ICAS) [[London]] kampus Jakarta.