Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 118.97.15.21 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh 180.214.232.30
Baris 1:
{{desa
| peta =
| nama = BanjaroyaBanjaroyo
| provinsi = Daerah Istimewa Yogyakarta
| dati2 = Kabupaten
| nama dati2 = Kulon Progo
| kecamatan = Kalibawang
| nama pemimpin = Wiwin WindartaWindarto
| luas =
| penduduk =
Baris 13:
 
}}
'''Banjaroya''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Kalibawang, Kulon Progo|Kalibawang]], [[Kabupaten Kulon Progo|Kulon Progo]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]].
'''BanjarogffUS:officialjfjf nf]
'''Produk Unggulan''' : ''Durian, Cokelat (KKO), Gula Jawa, dan Gula Kristal''.
Produk Pertanian meliputi: kangkung, timun, terong, alang-alang, rumput teki,
Produk peternakan: sapi, kerbau, kambing, kelinci, ayam, bebek, jangkrik
[[Berkas:[[Berkas:Contoh.jpg]][[http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_DJHq_E7gMm8/TCQv7i_wS7I/AAAAAAAAA-4/a1_gjmmqDMI/s400/suket.jpg&imgrefurl=http://kaki-kata.blogspot.com/2009_08_01_archive.html&usg=__4thcX_KD0CvstUGXicF_d4FIZm0=&h=240&w=320&sz=22&hl=id&start=0&zoom=1&tbnid=VfM41h3Rjkb_sM:&tbnh=119&tbnw=165&prev=/images%3Fq%3Dsuket%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26biw%3D1024%26bih%3D536%26tbs%3Disch:1&um=1&itbs=1&iact=hc&vpx=306&vpy=109&dur=2449&hovh=192&hovw=256&tx=146&ty=140&ei=pending&oei=H7h4TJSrN8uOcenf1PIF&esq=3&page=1&ndsp=15&ved=1t:429,r:1,s:0]]]]
{{Kalibawang, Kulon Progo}}
{{kelurahan-stub}}
{{kelurahan-stub}}Wates, 31/8/2010 (Kominfo-newsroom) Jepang memberikan bantuan alat deteksi dini early warning system (EWS) tanah longsor kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, dan alat tersebut selanjutnya dipasang di punggung tebing Plangen Banjaroyo Kalibawang.
 
Keberadaan alat bantuan hibah tersebut, diharapkan mampu mendeteksi secara dini terjadinya tanah longsor yang bisa menimbulkan korban jiwa. Alat deteksi yang disebut dengan extensometer ini dipasang pada selama dua hari selama dua ahari, Sabtu dan Minggu lalu, oleh tim ahli.
Mereka berasal dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan UGM, ITB, Undip, dan JICA Jepang bersama dengan Akita Unercity.
Alat deteksi ini berupa alat sensor gerak yang terhubung dengan kabel sepanjang 10 meter yang ditanam di dalam tanah dan terlindungi pralon. Alat tersebut mampu mendeteksi gerakan tanah minimal 7 milimeter per jam. Begitu deteksi ini menemukan sensor, alarm yang berada di atas akan berbunyi.
“Dipilihnya Kalibawang, karena wilayah ini dinilai paling rawan bencana tanah longsor,” kata Kepala Kantor Kesbanglinmas Kabupaten Kulon Progo Drs.Riyadi Sunarto saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/8).
Menurutnya bencana tanah longsor masih menjadi ancaman bagi warga Kulon Progo, khususnya yang berdomisili di wilayah perbukitan, karena hampir setiap musim hujan datang akan selalu terjadi longsoran tanah. Tidak sedikit pemukiman warga rusak akibat tertimpa material tanah.
Di kabupaten paling barat di Propinsi DIY ini, setidaknya ada empat kecamatan masuk dalam kriteria rawan longsor, meliputi Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang. Pemkab sendiri telah mengantisipasi kondisi tersebut dengan melakukan reboisasi atau penghijauan.
“Kami berharap dengan adanya bantuan alat deteksi dini ini, warga dapat segera menghindar apabila terjadi bencana sehingga tidak akan terjadi korban jiwa,” kata Riyadi Sunarto menambahkan.
Sementara itu, Kades Banjaroya, Wiwin Windarto, mengatakan pemasangan alat deteksi, dini tanah longsor ini dilakukan selama dua hari mulai Sabtu (28/8) lalu. Lokasi tepatnya di Pedukuhan Plangen Desa Banjaroya Kecamatan Kalibawang yang merupakan daerah rawan gempa.
Adanya alat ini bisa membantu masyarakat dalam hal mitigasi bencana. Apalagi daerah Kalibawang merupakan perbukitan yang rawan longsor di musim penghujan.(her/toeb)