Bawazier: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 41:
Adapun orang-orang yang belajar kepada Syaikh Sayyid Muhammad bin Salim sangat banyak, diantaranya: Al-Faqih Al Mukadam Muhammad bin Ali Ba’alawi, Syaikh Ali bin Salam Al-Hadromiyi, Imam Al-Faqih Al-Allamah Muhammad bin Ahmad bin Yahya bin Abil Hubb Al - Tarimi, Syaikh Sa’id bin Ali Adz – Dzafari, . Syaikh Sufyan Al-Yamani, Syaikh Ahmad bin Al-Ja’adi Syaikh Sa’id bin Isa Al-Amudi, Syaikh Sa’id bin Umur Balhaf, Syaikh Abdullah bin Muhammad Ba’ibadi dan yang lainnya.
 
== SayyidSyekh Abdurrahim bin Umar bin Muhammad bin Salim ==
 
Syaikh Sayyid Abdurrahim bin Umar ('''Pendiri Kota Ghil Bawazir''') datang ke daerah Sahil pada tahun 706 H untuk mencari daerah yang layak dijadikan tempat tinggal, kemudian diikuti oleh orang sesudah beliau. Pilihan beliau jatuh pada daerah Baq’ah yang sekarang disebut Ghil Bawazir. Kemudian beliau membangun rumah pertamanya disana, terletak di sebelah barat Masjid Jami’ Al Masyhur, beliau juga menggali sumur sebelah utara Masjid yang letaknya tidak jauh. Sumur tersebut mengeluarkan mata air yang sangat banyak. Selain itu beliau juga memiliki tanah yang luas yang terdiri dari kebun kurma dan lahan pertanian lain yang terletak disebelah selatan kota al-Ghil. Hasil dari kebun kurma dan pertanian yang beliau kelola digunakan untuk membeli tanah yang luas di daerah Khorbah, Baqarain dan tempat lain didaerah Mukalla. Semua harta yang beliau miliki, beliau shodaqohkan di daerah Ghil, seperti untuk kemaslahatan masjid, menjamu tamu, dibagikan pada acara-acara keagamaan dan hari raya tertentu (khusus) dan bentuk-bentuk lain yang sekiranya sesuai dengan apa yang beliau inginkan untuk shodaqoh. Kegiatan – kegiatan ini diikuti oleh anak-anak beliau dengan menambah waqaf-waqaf yang beliau lakukan sehingga kalau ditaksir jumlahnya bisa mencapai 15.000 Syalan per tahun. Bentuk kegiatan yang dilakukan Syaikh Sayyid Abdurrahim bin Umar Bawazir tidak itu saja, beliau juga membangun madrasah untuk mendidik anak cucu beliau dan siapa saja yang ingin belajar, mendatangkan Ustadz-ustadz yang kompeten dalam mengajar, memerintahkan anak-anak beliau belajar ilmu ditempat lain seperti ke Yaman, Hijaz dan tempat lainnya. Sehingga anak cucu beliau dikenal sangat luas ilmunya, dalam pentelaahannya, senang berbuat kebaikan dan konsisten dalam memberi manfaat kepada manusia selain itu juga terkenal gigih dalam mengajak / dakwah di daerah pantai, mengutus juru damai guna mendamaikan kabilah-kabilah / suku yang bertikai. Contoh lain kedermawanan beliau adalah kepekaan beliau terhadap musafir dan peziarah, ini tercermin dari sikap memulyakan beliau terhadap tamu asing yang singgah, dan ini merupakan sifat baik yang terkenal dan keistimewaan dari anggota keluarga ini di daerah pantai Hadromaut.
 
Beliau dan keluarga banyak menyiapkan rumah singgah baik di kota ataupun di desa-desa untuk menjamu musafir pada hari-hari tertentu dan senantiasa melanjutkan tradisi ini. Sebagai contoh kami (penulis) sebutkan rumah-rumah singgah yang ada di daerah Ghil Bawazir, Naq’ah, Roidah Al-Jarhiyain, Rihbah Ibnu Janid, Wadi ‘Adm Wusah, Hauroh, Wadi Al-‘In, Ja’imah, ‘Urf dan yang lainnya.
 
Setelah berlalu 40 tahun sejak Syaikh Sayyid Abdurrahim bin Umar meletakkan batu pertama kota ini, banyak ahli ibadah yang datang ketika menjelang malam. Pengajar yang aktif mengajar ketika siang. Urusan agama di masjid tidak terlalu berlebihan sehingga merusak tatanan kehidupan dunia. Sebaliknya tatanan kehidupan dunia tidak terlalu berlebihan sehingga merusak urusan agama, antara kehidupan agama dan kehidupan dunia seimbang. Di setiap waktunya beliau bagi untuk mengawas madarasah, menyebar ilmu, melayani masyarakat umum dan menyambut tamu-tamu yang tidak henti-hentinya datang, Mendamaikan kabilah yang bertikai dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan. Disamping itu beliau mengajak masyarakat agar mau menempati tempat ini. Oleh karena itu beliau menggali banyak sumur, membuat saluran air untuk mengairi lahan pertanian agar menjadi subur. Jejak balik beliau ini diikuti oleh anak pamannya Muhammad bin Sa’id dimana ia dan anak-anaknya menggali sumur di daerah Naq’ah, Wadikah dan tempat lainnya. Sehingga daerah ini menjadi daerah yang hijau penuh dengan pohon kurma dan lahan pertanian.<ref name="Sayyid"> Nasab Asrot Al Bawazir oleh Sayyid Syarif Satham Bin Zakii Bin Husin Al Abbasi Al Hasyimi ( نسب أسرة آل باوزير العباسية للسيد الشريف سطام بن زكي بن حسين العباسي الهاشمي )</ref>.
 
Demikianlah peran serta Syaikh Sayyid Abdurrohim bin Umar bagi lingkungan sekitarnya baik dibidang agama khususnya pendidikan ataupun ekonomi sosial. Ia menghabiskan sisa umurnya untuk beribadah sampai akhir hidupnya. Ia meninggal pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 747 H dan dimakamkan di samping masjid dekat dinding sebelah timur (sekarang terletak di dalam mesjid). Ia meninggalkan 3 orang anak yaitu Said, Utsman dan Ahmad, mereka semua termasuk anggota keluarga Bawazir di daerah Al-Ghil. ”<ref name="Alwazir">Al Mukhtashir fi Tarikh Hadramaut oleh Muhammad Abdul Qadir Bamathraf( آل باوزير كما ذكروا في كتاب : المختصر في تاريخ حضرموت العام- تأليف محمد عبد القادر بامطرف )</ref>.
 
== Sayyid Datuk Abdurahim Bauzir - WaliAllah Banyuwangi ==