Musik Kristen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Baris 1:
{{tanpa_referensi|date=2010}}
{{rapikan|date=2010}}
== Pemahaman Mengenai Musik Gereja ==
 
Musik atau Leitourgia yang berarti: - laos (umat)
- ergon (karya)
 
Baris 9:
 
Dalam [[ibadah]] itu ada dua hal penting yang terjadi:
karya keselamatan [[Allah]] diberitakan
pengungkapan syukur kita kepada [[Tuhan]]
 
Dengan demikianlah jelaslah bahwa [[ibadah]] itu adalah sesuatu yang aktif dan harus dilakukan dengan sadar. [[Jemaat]] memegang peranan penting dalam ibadah karena itu adalah respons kita sebagai umat percaya kepada [[Tuhan]].
 
[[Roma 12:1]]
berbunyi: Karena itu saudara-saudaraku, demi kemurahan [[Allah]] aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai [[persembahan]] yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah [[ibadah]]mu yang sejati.
 
Ibadah membawa kita datang ke hadirat Tuhan Ibadah yang bersifat pribadi tersebut haruslah tetap dengan penuh hormat dan keagungan karena [[Allah]] kita adalah [[Allah]] yang Maha Agung dan Maha Besar. [[Pujian]] dan [[musik]] memegang peranan penting di dalam ibadah. Menyanyikan pujian pada [[Allah]] bukanlah suatu pilihan melainkan merupakan perintah Tuhan. Semua syair haruslah sesuai dengan [[Firman Tuhan]].
 
 
=== Musik gereja ===
# Musik yang digunakan untuk beribadah di dalam gereja.
# Merupakan salah satu bentuk musik dan fungsi musik.
 
 
=== Dimensi [[Kristologis]] ===
Musik gereja haruslah memperjelas misteri [[Yesus Kristus]] melalui syairnya
dan membantu umat untuk merenungkannya serta berkontemplasi pada misteri iman melalui melodi atau musiknya.
 
=== Dimensi [[Liturgis]] ===
[[Musik]] adalah bagian [[liturgis]] yang penting dan integral. Musik harus melayani liturgi. Musik tersebut haruslah membantu kita pada saat berjumpa dengan Tuhan dan sesamanya. Musik yang khidmat untuk membantu kita mengarahkan hati kita pada [[Allah]].
 
=== Dimensi [[Eklesiologis]] ===
Musik gereja membantu umat berpartisipasi secara aktif dan sadar di dalam liturgi. Melalui musik gereja umat dipersatukan.
 
Baris 50:
Nyanyian jemaat merupakan nyanyian komunitas yang relative mudah dinyanyikan oleh orang banyak. Cara menyanyikannya ada beraneka ragam: [[alternatim]], [[antiphonal]], [[responsorial]], dengan [[diskantus]], [[canon]], [[cantus firmus]] di [[tenor]] atau suara lain.
 
=== Ibadah bukan hiburan ===
Seringkali kita lebih cenderung untuk memuaskan diri kita sendiri. Misalnya hanya mau mendengar khotbah yang bagus dan indah-indah saja, kalau mendengar teguran keras, langsung pendeta dicap tidak baik. Atau hanya mau lagu-lagu yang rame dan asal bikin hati senang saja.
 
Baris 61:
[[Daud]] telah menganggap penting fungsi pelayan ibadah dalam ibadah musik. Dengan demikian, kita dapat mempersiapkan kader untuk menjadi tenaga pemusik gereja.
 
=== Kwalifikasi pemusik gereja ===
Ia adalah seorang tenaga ahli yang dididik dan dilatih. (bdk. [[I Tawarikh 25:7]]).
 
Baris 72:
Dari segi musikalitas, seorang pemusik gereja harus memiliki dasar musik dan pengetahuan musik yang kuat. Diimbangi tentu saja dengan pengetahuan mengenai liturgy dan sejarah musik gereja serta senantiasa menambah pengetahuan, terutama mengenaik kontekstuaslisasi musik gereja.
 
=== Paduan Suara ===
Dari masa Perjanjian Lama hingga kini, paduan suara memegang peranan penting di dalam ibadah jemaat. Di Abad Pertengahan, [[schola cantorum]] (kelompok penyanyi) adalah kelompok yang bertugas untuk menyanyikan lagu-lagu yang ada di dalam ibadah.
Pada masa Reformasi, Luther menggunakan paduan suara (anak) untuk mengajarkan nyanyian baru kepada jemaat. [[Calvin]] bahkan hanya memperkenankan paduan suara untuk mengiringi nyanyian jemaat di gereja.
Baris 80:
Luther sebaliknya, banyak memakai musik di dalam ibadah. Musik adalah ciptaan Tuhan dan itu adalah karunia Tuhan, menurut Luther. Luther menghubungkan musik gereja dengan Pekabaran Injil: Kabar Baik itu penuh dengan nyanyian dan permainan musik. Iman dan percaya menginginkan kita menyanyi. Musik dapat membantu untuk membangkitkan iman. Di dalam ibadah, Luther menggunakan paduan suara untuk mendukung pelaksanaan nyanyian jemaat.
 
==== Fungsi utama paduan suara dalam ibadah ====
# Sebagai penyambung lidah baik dari segi pemberitaan Firman dari sisi pengucapan syukur dan doa permohonan jemaat.
# Menuntun jemaat dalam menyanyikan nyanyian jemaat.
Mengiringi jemaat dalam melakukan kegiatan tertentu (misalnya persembahan, prosesi atau perjamuan kudus).
# Memberikan dukungan teknis kepada jemaat sehubungan dengan tempo, dinamika dan karakter lagu dari nyanyian yang dinyanyikan (lihat poin 2).
# Bekerja sama dengan pemusik melayani ibadah dengan musik ibadah.
 
Seringkali paduan suara yang bertugas, tidak mau menjadi kantoria yang bertugas menuntun jemaat dalam menyanyikan nyanyian jemaat. Andaikata ada kantoria, para anggota sebagian besar mengganggap remeh karena hanya menyanyikan satu suara. Padahal justru menyanyi [[unisono]] itu amat sulit.
Baris 98:
 
 
=== Jenis musik ===
Jenis musik yang cocok untuk beribadah adalah musik yang tidak mengalihkan perhatian kita dari pusat ibadah, yaitu TUHAN. Dengan demikian, musik yang menyita perhatian utama kita dan sekedar memuaskan hati dengan hentakan dan keramaian bunyi dan suasana, sebaiknya harus dipertanyakan, apakah musik itu untuk mendukung ibadah atau sekedar menyenangkan hati saja? Kesakralan ibadah haruslah dijaga, kemurnian ajaran haruslah juga dipertahankan. Gereja harus mendunia, dan bukan sebaliknya, dunia yang menguasai gereja dengan berbagai kebiasaan dan kebudayaan duniawi.
 
Dari masa kuno hingga sekarang, musik yang gaduh tidak dapat dipakai dalam ibadah. [[Aristoteles]] (384-322 SM), seorang [[filsuf]] [[Yunani]], murid [[Plato]], membagi masyarakat dalam dua mazhab, yaitu masyarakat bebas (berbudaya tinggi) dan budak (berbudaya rendah).
Masyarakat berbudaya rendah tergerak oleh musik yang hingar bingar serta gaduh dan sekedar memuaskan hati dan jiwa sesaat saja. Sedangkan masyarakat berbudaya tinggi menganggap musik sebagai sesuatu yang memulihkan keseimbangan jiwa, menghibur hati dan merangsang rasa patriotisme dan kepahlawanan. Musik bukan sekedar untuk telinga saja tapi lebih untuk jiwa, bersifat [[kognitif]].
 
[[Sebastian Virdung]], seorang ahli musik di tahun 1511 dalam bukunya mengungkapkan bahwa bunyi perkusi menyebabkan gangguan bagi mereka yang sakit, mereka yang sedang belajar (ia berbicara dalam konteks kehidupan rohaniwan yang harus terus-menerus belajar) dan mereka yang sedang beribadah.
 
Dengan demikian, makin jelaslah bagi kita, mengapa baik [[Calvin]] dan [[Zwingli]] amat sangat berhati-hati dengan penggunaan musik dalam ibadah. Bahkan musik dari Luther pun amat tenang, bukan jenis musik yang hingar-bingar.