A. Haga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
TjBot (bicara | kontrib)
k PW:RR - merapikan rintisan; kosmetik perubahan
Baris 1:
'''Dr B. J. Haga''' adalah [[gubernur]] [[Borneo]] ([[1938]]-[[1942]]) dalam pemerintahan [[kolonial]] [[Hindia Belanda]] di [[Kalimantan]] yang berkedudukan di [[Banjarmasin]] yang merupakan pusat pemerintahan dan militer kolonial Belanda. Status residensi ([[karesidenan]]) untuk Borneo telah ditingkatkan menjadi [[provinsi]] sejak tahun [[1938]]. Sebagai gubernur diangkat dr. Haga, seorang kolonial yang baik untuk tugasnya di sebuah [[koloni]], seorang penggemar [[Hukum Adat]] dan Peraturan-peraturan [[desentralisasi]] Ia dikenal bersikap kaku dan formalistis.<ref name="sejarah tematis">{{id}} Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.</ref><ref>[http://books.google.co.id/books?id=gS6rffSns_MC&lpg=PA106&dq=haga%20borneo&pg=PA106#v=onepage&q=haga%20borneo&f=true {{en}} Two tales of the East Indies, Univ of Massachusetts Press, 1983, ISBN 087023403X0-87023-403-X, 9780870234033]</ref>
 
== Kedatangan Tentara Jepang ==
Baris 7:
Tanggal [[8 Maret]] [[1942]] setelah mendengar [[kapitulasi]] Hindia Belanda tak bersyarat kepada Jepang, mereka mengirim utusan ke Banjarmasin untuk menyerahkan diri dan dikepalai Kapten van Epen yang menggunakan kapal Ellen dengan memasang bendera putih. Tanggal [[17 Maret]] 1942 orang Jepang membawa [[Kapten van Epen]] ke Puruk Cahu untuk melucuti dan penyerahan diri yang terjadi dua kali. Pertama penyerahan diri pihak militer, yang berikutnya penyerahan diri pihak pemerintah sipil Hindia Belanda. Selanjutnya mereka dimasukan dalam barak [[Benteng Tatas]]. Dalam tawanan tersebut dr. Haga sempat membuat rencana-rencana pemulihan kembali kekuasan Belanda di [[Kalimantan Selatan]], jika perang telah berakhir. Dalam bulan [[Mei]] [[1943]], Jepang menangkapi sejumlah orang (termasuk anggota [[Organisasi Penyokong Tawanan]]}, yang dianggap tersangkut rencana tersebut, lebih dari [[200]] orang tangkapan ini mati dibunuh dan hampir semua pegawai Pemerintah Hindia Belanda dalam kasus tersebut dijatuhi hukuman mati.<ref name="sejarah tematis"/>
 
Pemerintah pendudukan Jepang menduga persekongkolan Haga telah menyebar ke wilayah Kalimantan lainnya, sehingga memicu terjadinya [[Peristiwa mandor]] (Pontianak Affair).<ref>{{en}} Anthony Reid, Akira Ōki, The Japanese experience in Indonesia: selected memoirs of 1942-1945,Ohio University, Center for International Studies, Center for Southeast Asian Studies, 1986, Ohio University, Center for International Studies, Center for Southeast Asian Studies, 1986</ref><ref>[http://books.google.co.id/books?id=4WK2s2ogHEAC&lpg=PA112&dq=haga%20borneo&pg=PA203#v=onepage&q=haga%20borneo&f=true {{en}} Mary F. Somers Heidhues, Golddiggers, farmers, and traders in the "Chinese districts" of West Kalimantan, Indonesia, SEAP Publications, 2003, ISBN 08772773380-87727-733-8, 9780877277330 ]</ref><ref>[http://books.google.co.id/books?id=KnNVw8WjhAoC&lpg=PA159&dq=haga%20borneo&pg=PA159#v=onepage&q=haga%20borneo&f=true {{en}} Paul H. Kratoska, Southeast Asian minorities in the wartime Japanese empire, Southeast Asian minorities in the wartime Japanese empire]</ref> Di Banjarmasin mantan gubernur Haga tertangkap dan dipenggal lehernya di tiang gantungan.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=fpi9macZcn8C&lpg=PA157&dq=haga%20borneo&pg=PA73#v=onepage&q=haga%20borneo&f=true {{id}} Syafaruddin Usman dan Isnawita Din, Peristiwa Mandor Berdarah, Media Pressindo, 2009, ISBN 9797881091979-788-109-1, 9789797881092]</ref>
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
{{biopolitikus-stub}}
 
[[Kategori:Hindia-Belanda]]