Sastra Jawa-Sunda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 11:
Pengaruh-pengaruh budaya Jawa juga sudah terlihat dalam karya-karya sastra Sunda Kuna. Ditemukan ada beberapa kata-kata serapan dari bahasa Jawa (Kuna) dan beberapa karya [[sastra Jawa Kuna]] banyak pula yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan dalam bahasa Sunda Kuna. Bahkan [[naskah]] tertua sastra Jawa Kuna berasal dari daerah Sunda di Jawa Barat. Misalkan naskah [[kakawin Arjunawiwaha]] yang tertua dan sekaligus naskah [[lontar]] (atau sebenarnya [[nipah]]) tertua pula berasal dari daerah sekitar [[Bandung]]. Naskah ini sekarang disimpan di [[Perpustakaan Nasional RI]] dan bertarikhkan tahun [[1334]] Masehi. Selain Arjunawiwaha masih ada karya-karya sastra Jawa Kuna yang berasal dari daerah Sunda, seperti misalkan [[Kunjarakarna]].
Namun pengaruh yang efeknya lebih terasa dan lestari terjadi pada [[abad ke-16]] dengan penyebaran [[agama]] [[Islam]] di pulau Jawa serta ekspansi kerajaan [[Mataram II]] yang dipimpin oleh [[Sultan Agung]]. Sultan Agung ingin mempersatukan pulau Jawa dan sekitarnya dalam kerangka negara kesatuan Mataram. Meski [[hegemoni]] Mataram atas Jawa Barat berakhir pada tahun [[1705]], pengaruh budaya Jawa tidaklah berakhir, justru malah diperkuat dengan ditetapkannya bahasa Jawa sebagai bahasa resmi pemerintahan di Jawa Barat dan diputuskannya pemakaian sistem pembagian administratif Jawa. Pembagian administratif model Jawa ini adalah pembagian daerah kepada [[kabupaten]]-kabupaten yang berbeda-beda.
==Sastra Jawa-Sunda==
|