Mangkunegara II merupakan seorang penguasa di wilayah Kadipaten Mangkunegaran yang selama masa pemerintahannya disibukan oleh perang dan perluasan wilayah sehingga dibandingkan dengan Mangkunegara yang lainnya penguasa kedua [[Mangkunegaran]] ini bisa dikatakan tidak menghasilkan karya seni dibidang seni tari.
Pada masa muda dalam asuhan kakeknya [[Mangkunegara I]] persiapan untuk menjadi pengganti kakeknya telah dialihkan dari ayahnya [[Pangeran Hario Prabuwijaya]] kepada dirinya dalam suasana situasi antar kekuasaan di Jawa sedang dalam ketidak ramahan.penentuan tapal batas wilayaj kekuasaan dengan tetangga tidak jarang menimbulkan ketegangan ketegangan baru yang berujung pada perang terbuka.Mulai dari pengalaman pengalaman masa mudanya dalam asuhan langsung kakeknya ini, Mangkunegara II selanjutnya tumbuh menjadi seorang pemimpin yang dalam kepemimpinannya mengikuti jejak kakeknya yang legendaris [[Pangeran Sambernyawa]].
Rivalitas antar kekuasaan yang sering dikipas kipas oleh Belanda demi mempertahankan neraca keseimbangan perpolitikan antar kerajaan pada masa masa sebelum pembubaran VOC sering dipertahankan karena Belanda sedang menyadari bahwa kekuatan pemaksa militernya adalah lemah.
Belanda yang dalam kondisi lemah militer tidak jarang terjebak dalam situasi rumit dengan pematangan intrik dan desas desus yang memanaskan situasi sehingga dalam keadaan semacam ini adalah merupakan suatu keadaan super ideal bagi Mangkunegara untuk bermain di air yang keruh.