Mangkunegara VI: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Pare Anom (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De vorst Mangkoe Negoro VI bestuurder van het gebied Mangkoe Negaram op vijfenveertigjarige leeftijd TMnr 10001300.jpg|thumb|200px|K.G.P.A.A. Mangkunegara VI.]]
== AsalUsul ==
[[Mangkunegara VI]] (1881-1896) adalah adik dari [[Mangkunegara V]] dan memerintah di [[Mangkunegaran]] sebelum kemudian digantikan oleh keponakannya [[Mangkunegara VII]].Ayahnya adalah [[Mangkunegara IV]] dan ibundanya adalah [[Ray. Dunuk]] putri dari [[Angkunegara III]]
 
Mangkunegara V tidak digantikan oleh putranya langsung karena puteranya belum mencapai kematangan untuk berkuasa. Menurut [[Gondosuputran]] tampilnya [[Mangkunegara VI]] sebagai penguasa menggantikan kakaknya adalah pesan dari ayahandanya [[Mangkunegara IV]] yang disampaikan oleh ibundanya ([[Ray.Dunuk]]) agar [[Mangkunegara V]] penerusnya adalah yang berasal dari [[Mangkunegara IV]].
Baris 13 ⟶ 14:
 
Ketika wafat Mangkunegara VI tidak disemayamkan di [[Astana Mangadeg]] atau [[Astana Girilayu]] melainkan di [[Astana Oetoro]] '''Nayu''' Surakarta. Di Mangkunegaran yang bertahta selanjtnya adalah keponakannya yaitu [[RMA.Suryosuparta]] sebagai [[Mangkunegara VII]].
 
== Perekonomian Mangkunegaran ==
Terhitung 1 Juni 1899 semua kepengurusan perusahaan perusahaan [[Mangkunegaran]] kembali lagi ke Praja Mangkunegaran dengan pengendali langsung oleh [[Mangkunegara VI]] yang memisahkan antara keuangan perusahaan dan keuangan kerajaan. Akibat dari kebijakan penguasa '''Mangkunegaran''' ini, semua perusahaan berada dalam kontrol seorang [[superintenden]] (Wasino, 2008) dan campur tangan Residen Belanda dalam keuangan perusahaan berakhir.
 
Konflik antara Residen dengan Mangkunegara VI sering terjadi dalam tarik ulur karena pihak '''Mangkunegaran''' yang memiliki otonomi pengaturan menolak campur tangan Residen.Residen Surakarta [[Van Wijk]] melakukan intervensi dengan cara pihak '''Mangkunegaran''' diwajibkan untuk konsultasi dalam melakukan anggaran keuangan kerajaan.
 
 
 
 
 
== PUSTAKA ==
Baris 31 ⟶ 41:
 
8. Sutan takdir Alisyahbana, Achdiad Kartamiharja,Polemik kebudayaan: pergulatan pemikiran terbesar dalam sejarah kebangsaan, JAKARTA: PT Balai Pustaka, 2008
 
9. Wasino, Kapitalisme bumi putra: perubahan masyarakat Mangkunegaran, Yogyakarta:LKIS, 2008
{{indo-bio-stub}}