Filosofi Kopi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k memindahkan Filosofi kopi ke Filosofi Kopi: kapital karena judul buku |
k Memperbaiki penulisan |
||
Baris 12:
}}
'''''Filosofi Kopi''''' adalah sebuah buku fiksi karya [[Dewi Lestari]] yang akrab
== Tokoh Utama ==
Baris 21:
=== '''Sukses Bukan Berarti Bahagia''' ===
Hobi ataukah sebuah
Kepulangan Ben dari
Kepiawaian Ben dalam membuat kopi serta memberikan sebuah arti dari setiap kopi yang berbeda, membuat Ben yakin bahwa kedai mereka berdua akan maju dan sukses. Setiap kali Ben memberikan arti terhadap kopi yang berbeda, yang pada puncaknya memunculkan sebuah ide dan terobosan baru dari Ben untuk merubah nama kedainya, yang awalnya Kedai ''Koffie Ben dan Jody'', menjadi ''Filosofi Kopi Temukan Diri Anda Di Sini''. Selain merubah nama kedai mereka, Ben juga memberikan sebuah deskripsi singkat mengenai filosofi kopi dari setiap ramuan kopi yang disuguhkannya di kedai tersebut.
Baris 29:
Terobosan yang dilakukan Ben, baik itu merubah nama kedai ataupun membuat sebuah deskripsi singkat mengenai arti filosofi dari setiap ramuan kopi, membuat sebuah magnet baru kepada pelanggan. Sejak saat itu pelanggan kedai mereka bertambah dan slogan yang disampaikan oleh kedai mereka pun sangat populer di kalangan pencinta kopi. Pelangggan yang datang selain dari golongan pencinta kopi, sekarang bertambah dengan pelanggan yang hanya penasaran dengan nama dan ingin tau rasa kopi yang ada di kedai tersebut.
Ketenaran dan kemajuan kedai mereka terus bertambah, baik itu bertambahnya pelanggan ataupun bertambahnya omset penghasilan yang dihasilkan. Keberhasilannya itu mengundang seorang pria kaya raya yang tertarik dengan suguhan kopi kedai mereka, dan memesan kopi yang mempunyai arti: kesuksesan adalah wujud kesempurnaan hidup
Kegilaan dan rasa ego yang sekarang hinggap di dalam diri Ben, yang tadinya Ben meramu dan membuat kopi dengan rasa cinta dan hobi yang lahir dari ketulusan hati dan keinginan jiwa, sekarang menjadi sebuah tekanan dan pengejaran material yang ditawarkan pria yang kaya raya itu. Setiap malam yang biasanya adalah waktu untuk berbincang antara Ben dan Jody sekarang berubah menjadi waktu kerja keras Ben untuk
Hasil kerja kerasnya tidak percuma begitu saja
"BEN’s Perfecto: Sukses adalah Wujud Kesempurnaan Hidup", itulah nama ramuan terbaru yang dibuat oleh Ben. Semenjak adanya ramuan tersebut, omset yang diterima oleh mereka pun naik dan pelanggan yang datang pun semakin banyak. Ben merasa telah sukses dan BEN’s Perfecto adalah hasil ciptaannya yang sangat sempurna dan menganggap tidak ada yang mengalahkannya di dunia ini. Banyaknya pemintaan BEN’s Perfecto menjadikan Ben yakin bahwa kopinya itulah yang paling enak dan terbaik sedunia.
Siang itu Jody sengaja mendampingi Ben di bar, kemudian ada pria separuh baya datang ke kedai mereka. Jody menawarkan daftar yang ada di kedai itu. Orang itu tidak terlihat seperti orang yang sering masuk ke kafe kopi.
Setelah menyuguhkan kopi tersebut dan diminum oleh pria itu, Ben bertanya
Warung reot di penghujung jalan [[Jawa Timur]] adalah tujuan akhir dari Ben dan Jody, Ben sangat tegang dan penasaran dengan kopi yang dibicarakan oleh seorang pria di Jakarta itu. Sekarang dihadapan mereka sudah ada secangkir kopi tiwus yang disuguhkan oleh pemilik warung reot tersebut. Ben dan Jody meminum kopi tersebut tanpa berbicara sedikitpun, dan hanya meneguk serta menerima tuangan kopi yang disuguhkan oleh pemilik warung tersebut.
Baris 45:
Ben yang tadinya merasa sukses dan sombong dengan hasil yang telah di peroleh, sekarang menjadi Ben yang suka merenung dan merasa kalah oleh kenikmatan kopi tiwus yang disuguhkan oleh pemilik warung reot tersebut. Dia putus asa dan merasa tidak pantas untuk mendapatkan hadiah cek uang yang telah ia terima, Ben ingin memberikannya kepada pemilik warung itu akan tetapi mendapatkan perlawanan yang keras dari Jody yang merasa hal itu adalah sesuatu yang konyol dan tidak masuk akal. Mereka kembali ke Jakarta dengan perasaan kesal dan Ben yang putus asa, sehingga kedai mereka tidak buka untuk beberapa saat lamanya.
Kedai kopi yang kecil itu sekarang dihuni oleh Ben yang merenung dan Jody yang tidak tahu harus berbuat apa terhadap Ben. Sampai Jody melihat sebuah bungkusan kantong plastik yang berisi kopi tiwus, dia menyeduhnya dan mendapatkan sebuah filosofi yang membuatnya sadar bahwa dia tidak mengetahui apa yang telah dirasakan oleh Ben. Jody pergi selama dua hari untuk bertemu dengan pemilik warung reot yang ada di Jawa Timur itu serta mendapatkan pelajaran-pelajaran yang berharga dari pemilik warung itu. Pertemuannya
Sepulangnya Jody di kedai, dia melihat Ben yang termenung dan masih dalam keputusasaan. Kemudian Jody membuat sebuah kopi tiwus dan disuguhkan kepada Ben. Ben serentak kaget dan menolak kopi yang ditawarkan oleh Jody
"Pemilik warung reot itu memberikan salam padamu Ben," kata Jody. Kemudian dia meceritakan kepergian dia ke Jawa Timur dan menceritakan juga keadaan kedai filosofi kopi mereka. Pada akhirnya Ben sadar bahwa dia selama ini mengambil jalan hidup yang salah, dan Ben juga sadar bahwa hidup ini tidak ada yang sempurna. Dengan demikian Ben kembali sadar dan melanjutkan perjuangan serta hobinya di kedai filosofi kopi.▼
▲Pemilik warung reot itu memberikan salam padamu Ben, kata Jody. Kemudian dia meceritakan kepergian dia ke Jawa Timur dan menceritakan juga keadaan kedai filosofi kopi mereka. Pada akhirnya Ben sadar bahwa dia selama ini mengambil jalan hidup yang salah dan Ben juga sadar bahwa hidup ini tidak ada yang sempurna. Dengan demikian Ben kembali sadar dan melanjutkan perjuangan serta hobinya di kedai filosofi kopi.
== Lihat pula ==
* [[Dewi Lestari]]
|