Globalisasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
2. menambahkan, belum selesai |
2. menambahkan, belum selesai |
||
Baris 8:
== Pengertian ==
==== Definisi ====
Sebagai fenomena baru, globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (''working definition''), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses [[sosial]], atau proses [[sejarah]], atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan [[negara]] di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, [[ekonomi]] dan [[budaya| budaya masyarakat]].
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara (negara-negara) adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan [[ekonomi]] dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti [[budaya]] dan [[agama]].
==== Ciri globalisasi ====
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
[[Image:Cargo ship ready for scrapping.jpg||right|thumb|200px|Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia di seluruh dunia]]
*Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
*[[Pasar]] dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan eprdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam [[World Trade Organization]] (WTO).
*Peningkatan interaksi [[budaya| kultural]] melalui perkembangan medua massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasionak). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka rtagam budaya, misalnya dalam bidang ''fashion'', literatur, dan makanan.
*Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, [[inflasi]] regional dan lain-lain.
</br>
'''Kennedy''' dan '''Cohen''' menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa [[dunia]] adalah satu. '''Giddens''' menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah ''dunia yang harus berubah tanpa terkendali'' yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, [[Peter Drucker]] menyebutkan globalisasi sebagai ''zaman transformasi sosial''. Setiap beberapa ratus tahun dalam sejarah manusia, transformasi hebat terjadi. Dalam beberapa dekade saja, masyarakat telah berubah kembali baik dalam pandangan mengenai dunia, nilai-nilai dasar, struktur politik dan sosial, maupun seni. Lima puluh tahun kemudian muncullah sebuah dunia baru.
==Teori globalisasi==
'''Cochrane''' dan '''Pain''' menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:
*Para '''globalis''' percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan [[pranata sosial| lembaga]] di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan [[kebudayaan]] lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
::*Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
::*Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama amerika) tyang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi ([[antiglobalisasi]]).
*Para '''tradisionalis''' tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos sematau atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa [[kapitalisme]] telah menjadi sebuah fenomena [[internasional]] selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau [[evolusi]], dari produksi dan perdagangan kapital.
*Para '''transformasionalis''' berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "''seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung''". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
==Proses terjadinya globalisasi==
==Referensi==
[http://www.amanah.or.id/ Amanah.or.id]
==Lihat Juga==
|