Nya (aksara Bali): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kia 80 (bicara | kontrib)
k WikiCleaner 0.99 - ProyekWiki disambiguasi - Mari bergabung!
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Baris 29:
Nya ditulis untuk kata-kata yang mengandung bunyi {{IPA|/ɲ/}}. Penggunaannya sama seperti ञ (ña) dalam [[aksara Dewanagari]]. Nya tidak digunakan pada kata-kata yang mengandung konsonan rangkap "ny" yang tidak diucapkan {{IPA|/ɲ/}}. Contohnya kata "Abimanyu". Konsonan {{IPA|[nj]}} pada kata tersebut tidak digabung agar menjadi bunyi sengau seperti dwihuruf "ny" pada kata "<u>ny</u>amuk". Bila dieja menurut suku katanya, kata Abimanyu dieja "A – bi – man – yu", bukan "A – bi – ma – nyu". Maka dari itu, huruf Nya tidak digunakan.
 
Dalam sistem penulisan dengan [[huruf Latin]] (kecuali di negara yang menggunakan huruf Latin ekstensi, dengan tanda diakritik), kata-kata yang mengandung bunyi nasal {{IPA|/n/}} yang disusul oleh {{IPA|/c/}} ditulis "nc", sedangkan bila disusul oleh bunyi {{IPA|/ɟ/}} maka ditulis "nj". Contohnya kata: "panjang", "pancing", "manja", "manca", dan sebagainya. Dalam aturan penulisan dengan aksara Bali, bila bunyi [[nasal]] (sengau) gigi {{IPA|/n/}} disusul oleh bunyi {{IPA|/c/, /tʃ/}}<ref name="palatal">bunyiBunyi langit-langit yang terdapat dalam [[bahasa BaliMelayu]].</ref>, {{IPA|/dʒ/}}<ref name="palatal"/> maupun {{IPA|/ɟ/}}, maka bunyi nasal tersebut akan berubah menjadi bunyi nasal (sengau) langit-langit {{IPA|/ɲ/}}. Hal itu disebabkan karena menurut aturan penulisan aksara Bali, {{IPA|/n/}} diucapkan dengan [[konsonan gigi|menyentuh gigi atas]], sedangkan {{IPA|/ɲ/}} diucapkan dengan [[konsonan langit-langit|mendekatkan badan lidah ke langit-langit]] mulut, dengan metode yang sama seperti mengucapkan {{IPA|/c/}} maupun {{IPA|/ɟ/}}. Maka dari itu, huruf N pada kata "panjang", "pancing", "manja", "manca", dsb. ditulis dengan menggunakan huruf Nya apabila disalin ke dalam aksara Bali. Sebab, huruf N pada kata-kata tersebut tidak diucapkan dengan mendekatkan ujung lidah menyentuh kaki gigi atas, namun dengan mendekatkan badan lidah ke langit-langit mulut, seperti mengucapkan "ca", "ja", atau "nya". Hal ini menandakan berlakunya hukum "regresif" pada penulisan [[aksara Bali]], maksudnya lambang bunyi yang di belakang ({{IPA|/c/, /ɟ/}}) mempengaruhi yang di muka ({{IPA|/n/}}).<ref name="aturan"/> Dengan demikian, {{IPA|/n/}} menyesuaikan diri dengan [[daerah artikulasi]] {{IPA|/c/}} dan {{IPA|/ɟ/}}, menjadi {{IPA|/ɲ/}}.<ref name="aturan">[http://www.babadbali.com/aksarabali/books/cckpab.htm Aturan penulisan aksara Bali]</ref>
 
Dalam [[IAST]], huruf Nya dialihaksarakan sebagai huruf N dengan tanda [[tilda]] di atasnya (Ñ). Maka, setiap menulis [[bahasa Sanskerta]] (atau [[bahasa Kawi|Kawi]]) dengan [[huruf Latin]], huruf N yang disusul oleh huruf C maupun J diganti dengan huruf Ñ. Contoh: ''pañca, sañca, pañjara, sañjivanī,'' dsb.