Templat:DiskusiPortalKomunitas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k rv |
k Iman dalam Pikiranku |
||
Baris 1:
Iman dalam Pikiranku
By. Keken Yudha Saputra M.
Bagiku Iman adalah Keinginan untuk Mengikuti dari apa yang diYakini.
Banyak Manusia yang terjebak dalam keImanan mereka, Iman baginya adalah sebatas mempercayai dan meyakini, dan terjebak dalam konsekuensi (ritual) Iman tersebut.
Iman tidak hanya sebatas menyakini, Tapi Tuhan memberikan kita Pikiran untuk kita berpikir akan keabsahan dari Iman kita.
Bayangkan ada berapa banyak manusia yang mengaku memiliki Iman, dan masing-masing memberikan kesaksian dari keimanan mereka. Apakah semuanya benar? Saya pikir TIDAK, pasti salah satunya adalah benar dan yang lainnya hanya terjebak dalam Iman yang sebenarnya kosong.
Sering dari kita berpikir bahwa Iman bukan untuk dipikirkan benar atau tidaknya tetapi untuk diyakini. Hal ini benar namun Tuhan memberikan kita pikiran bukan untuk tidak mempertanyakan Iman. Justru Tuhan memberikan kita pikiran adalah untuk mencari keImanan yang sebenarnya. sebagian orang merasa tidak ingin menyangsikan keImanan mereka hanya karena sebuah "Ideologi bahwa Iman bukan filsafat", dan akhirnya kita terjebak dalam keImanan kita, yang kita sendiri tidak mau meneliti kebenarannya. Sungguh Rugi jika ternyata yang kita Imankan ternyata kosong!
Iman kosong berarti hanyalah harapan dan ritual yang tidak bernilai bagi Sang pemilik Kebenaran (Tuhan), pemilik Iman yang seperti ini sangat merugi dan sungguh merugi.
Kebanyakan manusia hanya mengadopsi Iman dari orangtuanya. Imannya tergantung dari mana dia dilahirkan, dibesarkan, dan dididik. Seperti halnya seorang anak yang dilahirkan dari keluarga Muslim yang dari kecil oleh orang tuanya dididik dalam pendidikan Islam dan besar dalam pergaulan Islam, maka diapun beriman akan Islam, begitu juga dengan seorang Kristiani atau Yahudi yang dilahirkan dari keluarga Kristen/ Yahudi dan selalu dalam berada pendidikan Al Kitab, maka diapun akan menjadi seorang Kristiani/ Yahudi. Pada akhirnya dia hanya menyatakan bahwa "ini" adalah keImanan yang paling hakiki(benar).
Hal ini hanya menjadikan kita sebagai manusia yang konsumtif dan tidak mau menyangsikan keImanan yang diajarkan oleh orangtua kita dan tidak mau berpikir untuk mengenal keImanan diluar yang diajarkan oleh orangtua kita, kita hanya menerima, menerima, dan menerima.
Adakah kita merasakan bagaimana orang yang memiliki Iman yang berbeda dengan kita dalam merasakan nikmat Imannya bagi dia? Kebanyakan dari kita tidak mau tau akan nikmat Iman yang dirasakan oleh orang lain.
Iman sebagai alat penentu masa yang akan datang bagi diri kita sendiri. Surgakah atau neraka? dengan kata singkat, "Iman benar maka surga dan Iman yang kosong maka neraka". Beberapa Agama besar dunia mengadopsi kalimat itu.
Adakah terpikirkan bahwa, Apakah yang selama ini kita Imani adalah yang paling hakiki, sedangkan diluar sana sangat banyak Iman-iman yang lain?
Bagiku Iman bisa dibuktikan oleh pikiran manusia..Iman tidak takut akan Ilmu Filsafat. Iman adalah kebenaran sedangkan filsafat adalah pembuktiaan kebenaran.
Banyak yang menjadi Atheis karena Ilmu Filsafat, mengapa? karena mereka belum sampai menemukan kebenaran melalui filsafat dan sudah berhenti sebelum ditemukannya kebenaran itu.
Kebenaran akanlah tetap kebenaran...!
*.* Nb. Pesan: Coba lihatlah Imanmu dan Iman saudaramu..! Agar kita termasuk Manusia yang berpikir, karena sesungguhnya Allah menyukai manusia yang berpikir. Dan semoga kita tidak tersesat dalam Iman yang sebenarnya kosong. Kebenaran akan tersingkap oleh pencarian kebenaran. Mengapa terdapat banyak kesaksian Iman di dunia ini, padahal Iman sebenaranya hanya ada 1, hal ini dalah disebabkan oleh keBohongan besar yang dilakukan oleh tangan-tangan musuh Allah. Untuk itu jangan sampai kita terjebak oleh keBohongan itu, maka berpikirlah, carilah, renungkan, mohonkan pada Allah untuk menemukan kebenaranNya.
Di bawah ini, ada beberapa kalimat dan kisah dari beberapa kitab yang mendorong dan enganjurkan kita untuk mencari kebenaran. Tunggu apalagi, Carilah kebenaran itu.!!
Al Kitab (Perjanjian Baru & Perjanjian Lama)
Allah akan menyesatkan manusia yang tidak mau mencari kebenaran Allah yaitu orang yang tidak mau berpikir untuk mencari-Nya.
Roma Pasal 10 ayat 3 : “Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.”
Namun Allah tidak akan meninggalkan umat-Nya yang mau berpikir dan mencari-Nya (kebenaran Allah). Mazmur pasal 9 ayat 11 : "Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN"
Al Qur’an
Nabi Musa .as (moses) berusaha mencari kebenaran Tuhan-Nya dengan gigih, sehingga Tuhan pun menunjukkan jalan-Nya sampai pada akhirnya Musa menemukan kebenaran itu. Surat Al A’raaf ayat ke 143 : “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."
Lihatlah kisah seorang Nabi Ibrahim .as (Abraham) yang juga penuh dengan kegigihan dalam mencari kebenaran (Tuhannya) dan dia siap menyangsikan Agama bapaknya (penyembahan berhala) demi menemukan kebenaran yang hakiki.
Surat Al An’aam ayat ke 74-83 :
74. Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."
75. Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.
76. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."
77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku." Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat."
78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
80. Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku." Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?"
81. Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?
82. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
83. Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Betapa senangnya kita bila kita dapat menemukan Iman (Agama) Allah yang sebenarnya. Dan mengagungkan Nama dan Kerajaan-Nya dengan jalan yang sebenarnya.
Tidak ada maksud menyudutkan suatu Agama dalam tulisan ini. Tulisan ini ditulis untuk semua umat manusia yang ingin bertemu dengan Tuhannya, Tuhan yang selalu memberikan kenikmatan selama ini, Tuhan yang selalu memeliharanya disetiap waktu. Dan demi kerinduan untuk melayani Tuhan yang selalu melayani kita, maka tulisan ini ditulis.
#Semoga tulisan ini diridhoi Allah dan mohon ampun jika dalam penulisan ini terdapat kesalahan yang tidak diinginkan oleh-Nya. Yang benar hanyalah datang dari Allah sedangkan yang salah hanyalah karena kelalaianku.
Mohon maaf bila terdapat kesalahan, saya menerima kritikkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Ttd. Hamba Allah
Keken Yudha Saputra M.
Keken_psy@yahoo.de
|