Globalisasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
2. menambahkan |
nambahin gambar |
||
Baris 11:
Anggapan atau jalan pikiran di atas tersebut tidak sepenuhnya benar. Kemajuan [[teknologi komunikasi]] memang telah membuat batas-batas dan jarak menjadi hilang dan tak berguna. John Naisbitt (1988), dalam bukunya yang berjudul ''Global Paradox'' ini memperlihatkan hal yang justru bersifat paradoks dari fenomena globalisasi. Naisbitt (1988) mengemukakan pokok-pokok pikiran lain yang paradoks, yaitu semakin kita menjadi universal, tindakan kita semakin kesukuan, dan berpikir lokal, bertindak global. Hal ini dimaksudkan kita harus mengkonsentrasikan kepada hal-hal yang bersifat etnis, yang hanya dimiliki oleh kelompok atau masyarakat itu sendiri sebagai modal pengembangan ke dunia Internasional.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh
==== Ciri globalisasi ====
Baris 40:
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal iteneraksi antarbangsa di dunia telah ada selama berabad-abad. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdaganan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Cina dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya [[jalur sutera]]) maupun jalan laut untuk berdagang.
[[Image:Mcdonalds oslo 2.jpg|thumb|right|200px|Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum [[muslim]] di [[Asia]] dan [[Afrika]]. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi [[Jepang]], [[Cina]], [[Vietnam]], [[Indonesia]], [[Malaka]], [[India]], [[Persia]], pantai [[Afrika Timur]], [[Laut Tengah]], [[Venesia]], dan [[Genoa]]. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai [[islam| agamanya]], nama-nama, abjad, arsitek, [[nilai sosial]] dan budaya [[Arab]] ke warga dunia.
Baris 70:
== Globalisasi kebudayaan ==
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di [[masyarakat]], termasuk diantaranya aspek [[budaya]]. Kebudayaan dapat diartikan sebagai [[nilai sosial| nilai-nilai]] (''values'') yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah [[kesenian]], yang merupakan subsistem dari [[kebudayaan]]. ▼
[[image: Conflict.jpg|thumb|200px|left| sub-kebudayaan [[Punk]], adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global]]
▲Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di [[masyarakat]], termasuk diantaranya aspek [[budaya]]. Kebudayaan dapat diartikan sebagai [[nilai sosial| nilai-nilai]] (''values'') yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah [[kesenian]], yang merupakan subsistem dari [[kebudayaan]].
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya [[nilai sosial| nilai-nilai]] dan [[budaya]] tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau ''world culture'') telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah [[Eropa| Eropa Barat]] ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
|