Cigugur, Pusakajaya, Subang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
| dati2 = Kabupaten
| nama dati2 = Subang
| kecamatan = PusakanagaraPusakajaya
<!--| kelurahan = desa-->
| nama pemimpin = H. Aming KKasmin.
| luas =-
| penduduk = 35.625500 jiwa
| kepadatan =-
}}
'''Cigugur''' adalah [[desa]] di [[Kecamatan]] [[PusakanagaraPusakajaya, Subang|PusakanagaraPusakajaya]], [[Kabupaten Subang|Subang]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Desa ini adalah yang terluas di antara desa-desa lain di Kecamatan Pusakanagara, setelah pemekaran kecamatan pusakanagara menjadi Pusakaratu dan Pusakajaya, desa cigugur masuk ke wilayah kecamatan pusakajaya.
 
Mata pencaharian utama penduduknya adalah sebagai petani dan pedagang. Terdapat pula pegawai negeri dan karyawan swasta di berbagai instansi dan perusahaan. Dari desa ini terdapat pula sejumlah orang yang bekerja ke luar negeri sebagai TKI.
 
Desa ini dirintis oleh dua orang yang dianggap sebagai leluhur warga asli, yaitu Buyut Gustam (Cigugur kaler) dan Buyut Sirwan (cigugur KidulCigugur) pada masa akhir kerajaan sunda galuh.
Nama Cigugur sendiri konon mempunyai arti CI (cai) = Air dan GUGUR = batal, dahulu kala cigugur merupakan wilayah tapal batas kerajaan sunda dan kesultanan cirebon dan di desa ini meskipun prajurit cirebon berhadap-hadapan dengan prajurit pajajaran/sunda namun selalu urung bertempur (batal/gugur niat bertempurnya) dan konon terjadi kesepakatan untuk berdamai diantara kedua belah pihak dan mengubur semua senjata pusaka keduanya di dalam sebuah sumur mata air, yang kini ada di tengah-tengah desa Cigugur, sekaligus komplek makam leluhur desa Cigugur.
 
Potensi Desa ini yaitu pertanian dan perkebunan buah (semangka dan palawija), Desa Cigugur merupakan salah satu desa lumbung padi Jawa Barat dan penyuplai beras ke pasar-pasar induk Jakarta.
wisata yang bisa digarap yaitu wisata kuliner dan budaya agrarisnya,
 
Agama yang di anut penduduknya seluruhnya beragama islam
 
{{Pusakajaya, Subang}}