Mbah Maridjan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Membatalkan revisi 3734111 oleh 182.0.111.216 (Bicara) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 14:
Mbah Ajungan menjadi penasihat presiden [[Sukarno]] tahun 1968-1969, kemudian menjadi wali [[Mangkunagara VIII]] tahun 1974-1987.
== Kematian
{{current|date=Oktober 2010}}
{{utama|Letusan Gunung Merapi 2010}}
Baris 32:
[[nl:Mbah Maridjan]]
[[pt:Mbah Maridjan]]
mBah Maridjan adalah contoh seorang abdinegara tulen.
Mari kita buka mata kita lebar lebar dan kita buka mata hatikita dalam dalam...masih adakah tersisa pada jiwa kita para kawula negara setitik kesetiaan pada negara masih adakah dalam hati kita ketulusan untuk berbakti pada negara..masih adakah niat dan keberanian untuk membela negara hingga nyawapun dikorbankan demi tugas dan tanggung jawab yang di emban.
Kalau sebagai aparat negara apa yang melandasi kita menjadi Aparat Negara? mau berbakti, mau mengabdi apa hanya mau mengisi perut saja?(mau bisnis)atau agar bisa menjadi maling terhormat yang dengan leluasa mencuri duit rakyat..?
Ya..ampun kenapa rasa patriotisme tidak lagi bersemayam pada diri kita, sebagai petugas patroli perbatasan koq seperti sapi di giring oleh orang asing tanpa perlawanan (gak ada jiwa membela negara) sebagai pegawai pajak pun juga memanipulasi pajak,sebagai Polisi diam aja walau ada huru hara yg jelas2 melanggar hukum, begitu juga dengan aparat2 yang lain..sampai ke tingkat lurah..biyuh..biyuh.. pada gak malu sama orang tua yang bgernama mbah Marijan hingga Beliau harus memberi contoh pada kita bagai mana seharusnya mengabdi menjadi kawula Negara yang baik.
Sadarlah..semua hai saudara2ku sebelum kita mati kembalikan semua yang sudah kita ambil yang bukan Hak kita agar kita selamat di Dunia maupun Di Akherat nanti.
Demikian dari Saya
|