G.A. Siwabessy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hahndyto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
=== Upuleru ===
[[Berkas:Menkes.JPG|thumb|]]
Masa bersekolah adalah masa penuh kegembiraan. Bahkan Yonathan Siwabessy dan Obed Siwabessy, kedua kakak yang berbadan tegap sering bergantian menggendong kakak perempuan Mien Siwabessy dan si bungsu ketika dengan berjalan kaki harus melewati perjalanan panjang ke sekolah. Begitu juga dengan 4 adik perempuan hasil pernikahan Ibunda dengan Yakub Leuwol, yaitu Lien, Mengky, Teddy dan Enny, mengalami pula masa bersekolah penuh ceria itu dan semuanya menikmati pendidikan yang baik.
 
Pada 1931, Gerrit Augustinus Siwabessy berhasil menyelesaikan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di kota Ambon kemudian menerima beasiswa untuk meneruskan pendidikan kedokteran ke NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School), Surabaya. Siwabessy muda memang sangat menonjol dalam bidang akademik. Tetapi pendidikan tinggi bagi banyak pemuda pada masa penjajahan tidak mungkin diikuti tanpa beasiswa.
Baris 50:
== Jalan Terhormat ==
[[Berkas:Soekarnoo.JPG|thumb|]]
Sioh... Tuhan rupanya punya rencana penting bagi Siwabessy. Pada akhir 1941 diberlakukan SOB (Staat van Oorlog en Beleg; Keadaan Darurat Perang) akibat ekspansi Jepang ke seluruh dunia. Pemerintah Hindia Belanda tiba-tiba sangat membutuhkan tenaga-tenaga dokter. Para mahasiswa NIAS yang telah lulus ujian ''”Semi Arts”'' (setara drs. med. atau sekarang S.Ked/Sarjana Kedokteran) dan telah menyelesaikan co-schaap (praktik kepaniteraan klinik) sebelum maju untuk ujian ''”Arts”'' (dokter), dikerahkan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan sangat tergesa-gesa mereka diberangkatkan.
 
Siwabessy mendapat tugas istimewa di pusat pengeboran perusahaan minyak Belanda BPM (Bataavishe Petroleum Maatshapij), Cepu, Jawa Tengah. Di sana bahkan dipekerjakan sebagai seorang dokter penuh dengan fasilitas sangat memadai. Dr. Smit, direktur rumah sakit, memperlakukan Siwabessy sebagai kolega terhormat. Rupanya hal ini tidak terlalu disukai oleh Zuster (Suster) den Helder, seorang Belanda berperawakan tinggi besar. Ia tidak bisa menerima bahwa seorang inlander berkulit hitam, berambut keriting dan berperawakan kecil menjadi pimpinannya. Setiap perintah Siwabessy selalu mendapatkan komentarnya sampai akhirnya timbul pertengkaran terbuka. Hanya dengan perantaraan Dr Smit saja maka persoalan ini dapat diatasi. Zuster den Helder diperingatkan bahwa Siwabessy adalah seorang dokter yang kompeten dan diakui oleh Pemerintah Hindia Belanda maupun BPM. Sejak peristiwa itu Siwabessy bisa bekerja dengan tenang.
Baris 60:
== Bapak Atom Indonesia ==
[[Berkas:Batann.JPG|thumb|]]
Sementara itu atas informasi Dr Aziz Saleh, bahwa di GH (Geneeskundige Hoogeschool), Batavia akan diadakan ujian Arts, Siwabessy bersama beberapa rekan dari NIAS yang sudah lulus Semi Arts, segera berangkat ke Batavia. Gerrit Augustinus Siwabessy lulus sebagai dokter penuh pada 15 Desember 1942.
 
Keadaan pesimis dan apatis yang terjadi beberapa tahun akibat tekanan Jepang, mendadak sontak berubah pada 15 Agustus 1945. Tiba-tiba lampu-lampu jalan menyala, rakyat berbondong-bondong turun ke jalan sambil bersorak-sorai. Rupanya mereka merayakan kekalahan Jepang karena dua kota industrinya, Hiroshima dan Nagasaki, dihancurkan bom atom tentara sekutu. Semangat kebangsaan berkobar-kobar di mana-mana. Begitu juga dengan Siwabessy, makin giat lagi dalam kegiatan organisasi kebangsaan dan di tahun-tahun inilah dipertemukan dengan banyak tokoh penting nasional.