Punk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
interwiki
HarisX (bicara | kontrib)
+sumbang
Baris 10:
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan ''[[do it yourself|we can do it ourselves]]''. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, [[ideologi]], [[sosial]] dan bahkan masalah [[agama]].
 
== Gaya hidup dan Ideologi ==
 
:''Psikolog brilian asal [[Rusia]], [[Pavel Semenov]], menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).''
 
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia [[Seni|kesenian]]. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni [[avant-garde]], yaitu dandanan ''nyleneh'', mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (''performer'') berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (''appearances'') harus disertai dengan hebohnya pemikiran (''ideas'').
 
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi [[rock]] kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti [[The Beatles]], [[Rolling Stone]], dan [[Elvis Presley]]. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
 
Akibatnya punk dicap sebagai musik [[rock n’ roll]] aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
 
=== Punk dan Anarkisme ===
 
:''Lihat juga [[Anarko-punk]]''
 
Kegagalan [[Reaganomic]] dan kekalahan Amerika Serikat dalam [[Perang Vietnam]] di tahun [[1980-an]] turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua ([[1980]]-[[1984]]), seperti [[Crass]], [[Conflict]], dan [[Discharge]] dari [[Inggris]], The Ex dan BGK dari [[Belanda]], MDC dan [[Dead Kennedys]] dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (''rebellious thinkers'') daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi [[anarkisme]] yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama ([[1972]]-[[1978]]), antara lain [[Sex Pistols]] dan [[The Clash]], dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
 
Di Indonesia, istilah [[anarki]], [[anarkis]] atau anarkisme digunakan oleh [[media massa]] untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu [[William Godwin]], [[Pierre-Joseph Proudhon]], dan [[Mikhail Bakunin]], anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
 
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
 
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut [[do it yourself|DIY]] (''do it yourself/lakukan sendiri'').
 
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-''khas''an tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan [[Anarko-punk]].
 
== Punk di Indonesia ==
 
Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], [[Yogyakarta]], dan [[Malang]] merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut [[distro]].
 
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (''piercing'') dan [[tatoo]]. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja [[Levi’s]], [[Adidas]], [[Nike]], [[Calvin Klein]], dan barang bermerek luar negeri lainnya.
 
==Lihat pula==
Baris 17 ⟶ 46:
 
{{rintisan}}
 
 
[[Kategori:Aliran musik]]