Tempat ibadah agama Khonghucu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wic2020 (bicara | kontrib)
Wic2020 (bicara | kontrib)
k {{rapikan}}
Baris 1:
{{rapikan}}
Tempat ibadah agama Khonghucu
 
Nama tempat ibadah agama Khonghucu pada umumnya adalah:
1.* Kong Miao (Confucius Temple); Ada satu ciri khas yang membedakan antara Miao atau Kuil Khonghucu dengan bangunan tempat ibadah yang serupa. Pada umumnya di dalam Kong Miao tidak terdapat patung dewa-dewi, melainkan hanya berupa tulisan pada papan peringatan (Sinci) yang biasanya hanya berisi tulisan tentang nama Nabi Kongzi/Khonghucu dan juga nama-nama para muridnya yang terkenal. Bangunan Kong Miao yang tertua di Indonesia terdapat di kota Surabaya yang dikenal dengan "Boen Bio" dan Khongcu Bio di kota Cirebon.
2.* Litang (Ruang Ibadah); Litang adalah nama tempat ibadah agama Khonghucu yang banyak terdapat di Indonesia. Saat ini sudah ada lebih dari 150 Litang yang tersebar di seluruh Indonesia yang berada di bawah naungan MAKIN (Majelis Agama Khonghucu Indonesia)dan organisasi pusatnya adalah MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia).Ciri tempat ibadah tersebut selain altarnya yang berisi Kim Sin Nabi Kongzi/Khonghucu, juga biasanya terdapat lambang "Mu Duo" atau Bok Tok (bahasa Hokian) yaitu berupa gambar Genta dengan tulisan huruf 'Zhong Shu' atau Tiong Sie (bahasa Hokian) artinya "Satya dan Tepasarira/Tenggang Rasa" yang merupakan inti ajaran agama Khonghucu. Hal ini sesuai dengan Sabda Nabi Kongzi dalam Kitab Lun Yu: "Apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan terhadap orang lain".
 
2. Litang (Ruang Ibadah); Litang adalah nama tempat ibadah agama Khonghucu yang banyak terdapat di Indonesia. Saat ini sudah ada lebih dari 150 Litang yang tersebar di seluruh Indonesia yang berada di bawah naungan MAKIN (Majelis Agama Khonghucu Indonesia)dan organisasi pusatnya adalah MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia).Ciri tempat ibadah tersebut selain altarnya yang berisi Kim Sin Nabi Kongzi/Khonghucu, juga biasanya terdapat lambang "Mu Duo" atau Bok Tok (bahasa Hokian) yaitu berupa gambar Genta dengan tulisan huruf 'Zhong Shu' atau Tiong Sie (bahasa Hokian) artinya "Satya dan Tepasarira/Tenggang Rasa" yang merupakan inti ajaran agama Khonghucu. Hal ini sesuai dengan Sabda Nabi Kongzi dalam Kitab Lun Yu: "Apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan terhadap orang lain".
Umat Khonghucu biasanya melakukan ibadah di Litang setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek. Namun ada pula yang melaksanakannya pada hari Minggu dan hari lain, hal ini disesuaikan dengan kondisi dan keadaan setempat. Upacara-upacara hari keagamaan lain seperti peringatan Hari Lahir Khonghucu (28 bulan 8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18 bulan 2 Imlek), Hari Tangce (Genta Rohani), Tahun Baru Imlek dsb.biasanya juga dilakukan di Litang.
3.* Kelenteng; kelenteng pada umumnya digunakan sebagai sarana tempat bersembahyang/ibadah oleh kebanyakan orang Tionghoa terutama umat tradisional sehingga terkadang kita sulit membedakan apakah mereka itu penganut agma Budha, Khonghucu atau Tao. Namun kalau kita telaah lebih jauh, ada ciri yang membedakan dari ketiga bangunan tempat ibadah masing-masing penganut agama tersebut yaitu dari nama kelenteng tersebut.
 
3. Kelenteng; kelenteng pada umumnya digunakan sebagai sarana tempat bersembahyang/ibadah oleh kebanyakan orang Tionghoa terutama umat tradisional sehingga terkadang kita sulit membedakan apakah mereka itu penganut agma Budha, Khonghucu atau Tao. Namun kalau kita telaah lebih jauh, ada ciri yang membedakan dari ketiga bangunan tempat ibadah masing-masing penganut agama tersebut yaitu dari nama kelenteng tersebut.