Takdir dalam Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 222.124.226.64 (Bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Stephensuleeman |
|||
Baris 3:
==Takdir dalam agama Islam==
Agama [[Islam]] meyakini bahwa setiap orang pada dasarnya hanya menjalani apa yang telah tertulis atau apa yang telah ditetapkan pencipta untuk kehidupannya. Namun demikian Islam juga melarang seseorang bersikap pasif (hanya diam menunggu). Adanya pengertian tentang bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah digariskan oleh sang pencipta, adalah agar seseorang tidak perlu merasa berduka cita secara berlebihan, atas kejadian tidak menyenagkan yang terjadi dalam kehidupannya dan juga tidak perlu merasa bengga secara berlebihan atas keberhasilan yang sudah diraihnya dalam hidup, karena semua itu terjadi atas ijin dan kehendak dari-Nya.
Takdir
Berasal dari kata qoddaro menjadi taqdiiron, menetapkan ukuran, porsi (nashib). Di dalam keyakinan Islam, takdir itu dimaksudkan ketetapan Alloh swt. untuk masing-masing makhluq sesuai dengan kehendakNya (irodah Alloh swt.). Tetapi takdir ini tidak mutlak, karena Nabi Muhammad saw. memberikan suatu gambaran bahwa takdir dapat dianulasi dengan doa. Dalam sejarah Islam, banyak kejadian yang memberikan gambaan tentang pemahaman sahabat tentang takdir, di antaranya takdir itu baru jatuh setelah adanya usaha, dan di antara usaha itu adalah permohonan (doa) kepada Alloh swt. (M. Hasyim Manan).
==Konsep Takdir dalam agama Islam==
|