Kumis kucing: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambah Kategori:Orthosiphon (HotCat) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
|image_caption = ''Orthosiphon aristatus''
|regnum = [[Plantae]]
|divisio = [[Spermatophyta]]
|subdivisio = [[Angiospermae]]
|unranked_divisio = [[Angiosperms]]
|classis = [[Dicotyledonae]]
|unranked_classis = [[Eudicots]]
|unranked_ordo = [[Asterids]]
Baris 16 ⟶ 19:
'''''Orthosiphon aristatus''''' atau dikenal dengan nama '''kumis kucing''' termasuk [[tanaman]] dari famili [[Lamiaceae]]/Labiatae<ref name=Taxo> {{en}} [http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi?lin=s&p=has_linkout&id=204151 Orthosiphon aristatus, Taxonomy] </ref>. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman [[obat]] asli [[Indonesia]] yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam menanggulangi berbagai [[penyakit]].<ref name=Kumis> Herawaty, Tety dan Ari Novianti. 2006. Kumis Kucing. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Direktorat Obat Aasli Indonesia. Halaman 4-13 </ref>
==Sejarah==
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing
berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.
==Nama daerah==
Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda), remujung (Jawa), se-salaseyan, songkot koceng (Madura).
== Ciri-ciri ==
Kumis kucing termasuk [[terna]] tegak, pada bagian bawah [[akar|berakar]] di bagian buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 [[meter]].<ref name=Kumis/> [[Batang]] bersegi [[empat]] agak beralur berbulu pendek atau [[gundul]].<ref name=Kumis/> Helai [[daun]] berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah [[ketupat]] yang dimulai dari pangkalnya
,
== Distribusi ==
Distribusi kumis kucing yaitu di <ref name=ars> {{en}} [http://www.ars-grin.gov/~sbmljw/cgi-bin/taxon.pl?411815 Orthosiphon aristatus (Blume) Miq] </ref>:
Baris 31 ⟶ 42:
== Kegunaan secara empiris ==
Daun Kumis kucing
==Penanaman==
===Iklim===
*1) Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun.
*2) Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun.
*3) Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai sedang.
===Media Tanam===
*1) Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang baik.
*2) Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing.
===Ketinggian===
Ketinggian tempat optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl.
==Hama dan penyakit==
===Hama===
Selama ini tidak ada hama atau penyakit yang benar-benar merusak tanaman kumis kucing. Hama yang sering ditemukan adalah kutu daun dan ulat daun.
===Penyakit===
Penyakit yang menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicolor atau Corticium salmonicolor). Jamur ini menyerang batang atau cabang tanaman yang berkayu. Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air, meningkatkan kebersihan kebun, memotong bagian yang sakit, pergiliran tanaman dan penyemprotan pestisida selektif.
===Gulma===
Gulma yang banyak tumbuh di lahan pertanaman kumis kucing cukup bervariasi dan kebanyakan dari jenis gulma kebun seperti rumput teki, lulangan, ageratum, alang-alang, dan rumput-rumput lainnya
7.4. Pengendalian hama/penyakit secara organic Sama seperti pada tanaman obat lainnya bahwa pengendalian hama/penyakit secara organic pada pertanaman kumis kucing lebih diusahakan secara PHT
(pengendalian hama secara terpadu). Termasuk di dalamnya system bercocok tanam secara tumpang sari akan dapat menghambat serangan hama/penyakit. Untuk pengendalian gulma sebaiknya dilakukan secara manual dengan cara penyiangan seperti telah dijelaskan di atas. Namun demikian apabila diperlukan dapat diterapkan penyemprotan dengan insektisida maupun pestisida nabati. Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
*Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
*Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
*Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
*Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif
untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
*Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
*Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.
== Referensi ==
|