Sejarah Asia Tenggara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 203.12.220.214 (Bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh RobotQuistnix |
→Kerajaan-kerajaan kuno: --> lanjutkan translasi |
||
Baris 18:
[[Asia Tenggara]] telah didiami sejak jaman [[prasejarah]]. Masyarakat di daerah ini berkembang menjadi kebudayaan-kebudayaan besar dengan pengaruh dari [[India]] dan [[Tiongkok]].
Kerajaan-kerajaan kuno ini dapat dibagi menjadi dua kategori.
Tidak banyak yang diketahui mengenai kepercayaan dan praktek keagamaan Asia Tenggara, sebelum kedatangan dan pengaruh agama dari para pedagang India pada abad ke-2 Masehi dan seterusnya. Sebelum abad ke-13, agama-agama [[Buddha]] dan [[Hindu]] adalah kepercayaan utama di Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan di daratan (semenanjung) Asia Tenggara pada umumnya memeluk agama Buddha, sedangkan kerajaan-kerajaan di [[kepulauan Melayu]] (nusantara) umumnya lebih dipengaruhi agama Hindu.
Beberapa kerajaan yang berkembang di semenanjung ini, awalnya bermula di daerah yang sekarang menjadi negara-negara [[Myanmar]], [[Kamboja]] dan [[Vietnam]].
The first dominant power to arise In the archipelago was [[Srivijaya]] in [[Sumatra]]. From the fifth century CE, the capital, [[Palembang]], became a major seaport and functioned as an [[entrepot]] on the [[Spice Route]] between India and China. Srivijaya was also a notable centre of Buddhist learning and influence. Srivijaya's wealth and influence faded with changes in nautical technology in the tenth century CE. This enabled Chinese and Indian merchants to ship cargo directly between their countries and also enabled the [[Chola]] state in southern India to carry out a series of destructive attacks on Srivijaya's possessions, ending Palembang's entrepot function.
|