Wayang golek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
k Lihat pula: Commonscat
Gunkarta (bicara | kontrib)
Semar bukan diciptakan wali, bagian ini tidak jelas dan hanya dugaan
Baris 8:
 
== Perkembangan ==
[[File:Wayang Golek Sunda PRJ 1.jpg|right|180px|thumb|Wayang Golek Sunda]]
Sebagaimana alur cerita pewayangan umumnya, dalam pertunjukan wayang golek juga biasanya memiliki lakon-lakon baik galur maupun carangan yang bersumber dari cerita [[Ramayana]] dan [[Mahabarata]] dengan menggunakan [[bahasa Sunda]] dengan iringan [[gamelan Sunda]] (salendro), yang terdiri atas dua buah [[saron]], sebuah [[peking]], sebuah [[selentem]], satu perangkat [[boning]], satu perangkat [[boning rincik]], satu perangkat [[kenong]], sepasang [[gong]] (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat [[kendang]] (sebuah kendang Indung dan tiga buah kulanter), [[gambang]] dan [[rebab]].
 
Baris 19 ⟶ 20:
 
Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Hal demikian dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya ketika ada perayaan, baik hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan, pernikahan dan lain-lain adakalanya diriingi dengan pertunjukan wayang golek.
 
== Media penyebaran Islam ==
Menurut dugaan, sebagaimana wayang kulit di daerah [[suku Jawa|Jawa]], wayang golek digunakan oleh para [[wali songo|wali]] untuk menyebarkan [[Islam]] di Tanah Pasundan. Karena ajaran [[Hindu]] sudah cukup akrab di masyarakat Sunda kala itu, cerita Mahabrata dan Ramayana dari [[India|Tanah Hindu]] dimodifikasi untuk mengajarkan Ketauhidan. Misalkan, dalam cerita [[Mahabharata]] para dewa punya wewenang yang sangat absolut, sebagai penentu nasib dan takdir yang tidak bisa disanggah maka para wali membuat objek baru yang posisinya lebih kuat yaitu lewat tokoh [[Semar]] yang pada akhirnya Semar tersebut turun ke bumi -yang karena kesalahannya- untuk mendampingi setiap kejadian dalam babak [[Bharata Yuddha]] baik sebagai penengah atau sebagai eksekutor tokoh yang tidak bisa diajak ke dalam kebaikan.
 
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan YME atas nikmatnya dan berkahnya kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik meskipun masih ada kekurangan.
Adapun tugas ini disusun bertujuan agar siswa mempunyai pengetahuan yang luas
menjadikan siswa mandiri dalam menyelesaikan tugas.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi perbaikan tugas kami.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih
 
 
Penulis
 
== Pranala keluar ==