Babad Arya Tabanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 94:
== III. '''Arya Ngurah Langwang / Arya Ngurah Tabanan/ Arya Nangun Graha, Raja III''' ==
 
'''<big>Memindahkan Kerajaan Dan Batur Kawitan Di Pucangan Ke Tabanan</big>'''
 
Beliau menggantikan Ayahnya ( Sri Megada Nata ) menjadi Raja Tabanan, yang kemudian mendapat perintah Dalem agar memindahkan Purinya ( Kerajaannya ) di Pucangan ke daerah selatan, hal ini kemungkinan disebabkan secara geografis dan demografis sulit dicapai oleh Dalem dari Gegel dalam kegiatan inspeksi. Akhirnya Arya Ngurah Langwang mendapat pewisik, …dimana ada asap mengepul, agar disanalah membangun Puri. Setelah melakukan pengamatan dari Kebon Tingguh terlihat di daerah selatan asap mengepul keatas, kemudian beliau menuju ke tempat asap mengepul tersebut, ternyata keluar dari sebuah sumur yang terletak di dalam areal Pedukuhan yaiti Dukuh Sakti, yang sekarang lokasi sumur tersebut berada di dalam Pura Puser Tasik Tabanan. Kemudian disitulah beliau membangun Puri, setelah selesai dipindahlah '''Puri / Kerajaannya beserta Pura Batur Kawitan Betara Arya Kenceng''' ( lihat denah ). [[Berkas:Puri Agung Tabanan 1906.jpg|thumb|450px|Puri Agung Tabanan 1906]] Oleh karena asap terus mengepul dari sumur tersebut seperti tabunan, sehingga puri beliau diberi nama Puri Agung Tabunan, yang kemudian pengucapannya berubah menjadi [[Puri Agung Tabanan]], sedangkan kerajaannya disebut Puri Singasana dan beliau disebut Sang Nateng Singasana. Dari saat itulah beliau bergelar Sirarya Ngurah Tabanan atau juga Ida Betara Nangun Graha. Disebelah Timur Puri, dibangun pesanggrahan khusus untuk Dalem, apabila melakukan inspeksi ke Tabanan dan disebut Puri Dalem. Pada saat itu juga, Dalem memberikan seorang Bagawanta Brahmana Keniten dari Kamasan, yang kemudian ditempatkan di Pasekan ( Griya Pasekan sekarang ).