Alpukat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 58:
* Lalat buah Dacus (Dacus dorsalis Hend.), ciri-ciri ukuran tubuh 6 - 8 mm dengan bentangan sayap 5 - 7 mm pada bagian dada berwarna coklat tua bercak kuning/putih dan bagian perut coklat muda dengan pita coklat tua. Stadium larva berwarna putih pada saat masih muda dan kekuningan setelah dewasa, panjang tubuhnya 1 cm, gejala Terlihat bintik hitam/bejolan pada permukaan buah, yang merupakan tusukan hama sekaligus tempat untuk meletakkan telur. Bagian dalam buah berlubang dan busuk karena dimakan larva, cara pengendaliannya dengan umpan minyak citronella/umpan protein malation akan mematikan lalat yang memakannya. Penyemprotan insektisida dapat dilakukan antara lain dengan Hostathion 40 EC yang berbahan aktif triazofos dosis 2 cc/liter dan tindakan yang paling baik adalah memusnahkan semua buah yang terserang atau membalik tanah agar larva terkena sinar matahari dan mati.
* Codot (Cynopterus sp), ciri-ciri tubuh seperti kelelawar tetapi ukurannya lebih kecil menyerang buah-buahan pada malam hari. gejala terlihat terdapat bagian buah yang berlubang bekas gigitan. Buah yang terserang hanya yang telah tua, dan bagian yang dimakan adalah daging buahnya saja, cara pengendaliannya dengan menangkap codot menggunakan jala/menakut-nakutinya menggunakan kincir angin yang diberi peluit sehingga dapat menimbulkan suara.
==== Cabang dan Ranting ====
* Kumbang bubuk cabang (Xyleborus coffeae Wurth / Xylosandrus morigerus Bldf), ciri-ciri kumbang yang sebenarnya lebih menyukai tanaman kopi ini berwarna coklat tua dan berukuran 1,5 mm. Larvanya berwarna putih dan panjangnya 2 mm, gejala terdapat lubang yang menyerupai terowongan pada cabang atau ranting. Terowongan itu dapat semakin besar sehingga makanan tidak dapat tersalurakan ke daun, kemudian daun menjadi layu dan akhirnya cabang atau ranting tersebut mati, cara pengendaliannya yakni Cabang/ranting yang terserang dipangkas dan dibakar atau dapat pula disemprot insektisida berbahan aktif asefat atau diazinon yang terkandung dalam Orthene 75 SP dengan dosis pemberian 0,5-0,8 gram/liter dan Diazinon 60 EC dosis 1-2 cc/liter.
=== Penyakit ===
* Antraknosa, disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) sacc. yang mempunyai miselium berwarna cokleat hijau sampai hitam kelabu dan sporanya berwarna jingga. Gejala: Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman, kecuali akar.
Bagian yang terinfeksi berwarna cokelat karat, kemudian daun, bunga, buah/cabang tanaman yang terserang akan gugur, cara pengendaliannya dapat dengan pemangkasan ranting dan cabang yang mati. Penelitian buah dilakukan agak awal (sudah tua tapi belum matang). Dapat juga disemprot dengan fungisida yang berbahan aktif maneb seperti pada Velimex 80 WP. Fungisida ini diberikan 2 minggu sebelum pemetikan dengan dosis 2-2,5 gram/liter.
* Bercak daun atau bercak cokelat, disebabkan oleh jamur cercospora purpurea Cke./dikenal juga dengan Pseudocercospora purpurea (Cke.) Derghton, jamur ini berwarna gelap dan menyukai tempat lembab. Gejala: bercak cokelat muda dengan tepi cokelat tua di permukaan daun atau buah. Bila cuaca lembab, bercak cokelat berubah menjadi bintik-bintik kelabu. Bila dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yang dapat dimasuki organisme lain, cara pengendaliannya dengan melakukan penyemprotan fungisida Masalgin 50 WP yang mengandung benomyl, dengan dosis 1-2 gram/liter atau dapat juga dengan mengoleskan bubur Bordeaux.
* Busuk akar dan kanker batang, disebabkan oleh jamur Phytophthora yang hidup saprofit di tanah yang mengandung bahan organik, menyukai tanah basah dengan drainase jelek. Gejala: Bila tanaman yang terserang akarnya maka pertumbuhannya menjadi terganggu,
tunas mudanya jarang tumbuh. Akibat yang paling fatal adalah kematian pohon. Bila batang tanaman yang terserang maka akan tampak perubahan warna kulit pada pangkal batang, cara pengendaliannya dengan melakukan perbaikan drainase agar jangan sampai ada air yang menggenang/dengan membongkar tanaman yang terserang kemudian diganti dengan tanaman yang baru.
* Busuk buah, disebabkan oleh jamur Botryodiplodia theobromae pat. Jamur ini menyerang apabila ada luka pada permukaan buah, gejala yang terlihat bagian yang pertama kali diserang adalah ujung tangkai buah dengan tanda adanya bercak cokelat yang tidak teratur, yang kemudian menjalar ke bagian buah. Pada kulit buah akan timbul tonjolan-tonjolan kecil, cara pengendaliannya dengan mengoleskan bubur Bordeaux/ semprotkan fungisida Velimex 80 WP yang berbahan aktif Zineb, dengan dosis 2-2,5 gram/liter.
== Pranala luar ==
|