Indonesia Mengajar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 6:
[[Anies Baswedan]] adalah Ketua dari gerakan Indonesia Mengajar dan [[Rektor]] [[Universitas Paramadina]]. Sebagai inisiator, sejak pertengahan 2009 Anies mulai mengajak beberapa kawan seide untuk membentuk GIM dan mendorong kemajuan pendidikan di [[Indonesia]], bukan melalui seminar dan diskusi tetapi melalui program kongkret mengirimkan [[sarjana]] terbaik [[Indonesia]] menjadi Guru SD.<br />
Semasa kuliah, Anies aktif di pergerakan mahasiswa, menjadi ketua [http://wiki-indonesia.club/wiki/Senat_mahasiswa_perguruan_tinggi/ Senat Mahasiswa] UGM. Dari sana Anies memiliki hubungan dekat dengan alm Prof [[Koesnadi Hardjasoemantri]], Rektor [http://www.ugm.ac.id/ UGM] dan mantan Ketua Dewan Mahasiswa [http://www.ugm.ac.id/ UGM]. Pak Koes dan Pengerahan Tenaga Mahasiswa di era 1950an (Mahasiswa menjadi guru SMA di luar [[Jawa]]) <ref>http://media.ugm.ac.id/video/125/pengerahan-tenaga-mahasiswa--1951-1962-</ref> ini yang sering ia kutip sebagai salah satu inspirasi dalam mengembangkan program Indonesia Mengajar.<br />
Selepas dari aktifitas di Senat Mahasiswa, di sekitar 1996an Anies dan kawan-kawan
Dari pengalaman dalam pergerakan dan interaksi lintas kelompok, pikiran ekspresif Anies sering muncul dengan pendekatan dan cara pandang baru dalam melihat persoalan di [[Indonesia]]. Kalimat dari Anies seperti "''janji kemerdekaan kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka janji itu dilunasi untuk setiap warga negara''"; pandangan ini menyadarkan kita bahwa mencerdaskan dan mensejahterakan itu bukan sekadar cita-cita tapi sebuah janji Republik. Atau saat dia sering mengatakan bahwa "''pendidikan adalah eskalator untuk menaikan posisi rakyat jelata dari ketertinggalan dan ketergantungan jadi kemajuan dan kemandirian''", ia membuat kita lebih memahami pendidikan bukan sekadar alat untuk mencerdaskan tapi alat untuk mengubah derajat sosial-ekonomi.<br />
Meski Anies mempelajari ilmu bisnis, ekonomi, dan politik serta banyak berbicara di kancah internasional, tetapi sejak kecilnya Anies berada di wilayah pendidikan: ayah-ibunya adalah pendidik yang tidak hanya dosen tetapi penggiat pengembangan pendidikan di Yogya. Anies pernah mengatakan bahwa dia membayangkan betapa hebatnya [[Indonesia]] jika konsep kekayaan bangsa itu bisa dirubah. Jika kita ditanya orang tentang "''apa kekayaan Indonesia?''", maka umumnya akan menjawab bahwa kekayaan kita adalah tambang, minyak, gas, hutan. Kesadaran itu harus dirubah, seharusnya dijawab bahwa kekayaan kita adalah "''manusia Indonesia''". Manusia [[Indonesia]] adalah asset terutama bangsa, kekayaan terbesar kita ada pada manusianya. Itu hanya bisa tercapai bila manusia Indonesia telah terdidik. Itu sebabnya Anies meyakini bahwa mendorong kemajuan bangsa harus melalui pendidikan.<br />
|