Indonesia Mengajar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Galuh24 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Galuh24 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Semasa kuliah, Anies aktif di pergerakan mahasiswa, menjadi ketua [http://wiki-indonesia.club/wiki/Senat_mahasiswa_perguruan_tinggi/ Senat Mahasiswa] UGM. Dari sana Anies memiliki hubungan dekat dengan alm Prof [[Koesnadi Hardjasoemantri]], Rektor [http://www.ugm.ac.id/ UGM] dan mantan Ketua Dewan Mahasiswa [http://www.ugm.ac.id/ UGM]. Pak Koes dan Pengerahan Tenaga Mahasiswa di era 1950an (Mahasiswa menjadi guru SMA di luar [[Jawa]]) <ref>http://media.ugm.ac.id/video/125/pengerahan-tenaga-mahasiswa--1951-1962-</ref> ini yang sering ia kutip sebagai salah satu inspirasi dalam mengembangkan program Indonesia Mengajar.<br />
Selepas dari aktifitas di Senat Mahasiswa, di sekitar 1996an Anies dan kawan-kawan aktivis di [http://wiki-indonesia.club/wiki/Kota_Yogyakarta/ Yogyakarta] mendirikan ''Center for Student and Community Development'' (CSCD). Lembaga ini berkeliling mengembangkan dan mengadakan training kepemudaan di desa-desa tertinggal. Nama programnya adalah Program Pengembangan Pemuda Desa Tertinggal (PPDT) yg berbentuk training motivasi dan ketrampilan di sekitar 50 desa di [[Kalimantan Timur]], [[Jawa Tengah]] dan berbagai wilayah lain.<br />
Dari pengalaman dalam pergerakan dan interaksi lintas kelompok, pikiran ekspresif Anies sering muncul dengan pendekatan dan cara pandang baru dalam melihat persoalan di [[Indonesia]]. Kalimat dari Anies seperti "''janji kemerdekaan kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka janji itu dilunasi untuk setiap warga negara''"<ref>[http://indonesiamengajar.org/index.php?m=profil.founder/ Situs Gerakan Indonesia Mengajar]</ref>; pandangan ini menyadarkan kita bahwa mencerdaskan dan mensejahterakan itu bukan sekadar cita-cita tapi sebuah janji Republik. Atau saat dia sering mengatakan bahwa "''pendidikan adalah eskalator untuk menaikan posisi rakyat jelata dari ketertinggalan dan ketergantungan jadi kemajuan dan kemandirian''"<ref>[http://indonesiamengajar.org/index.php?m=profil.founder/ Situs Gerakan Indonesia Mengajar]</ref>, ia membuat kita lebih memahami pendidikan bukan sekadar alat untuk mencerdaskan tapi alat untuk mengubah derajat sosial-ekonomi.<br />
Meski Anies mempelajari ilmu bisnis, ekonomi, dan politik serta banyak berbicara di kancah internasional, tetapi sejak kecilnya Anies berada di wilayah pendidikan: ayah-ibunya adalah pendidik yang tidak hanya dosen tetapi penggiat pengembangan pendidikan di Yogya. Anies pernah mengatakan bahwa dia membayangkan betapa hebatnya [[Indonesia]] jika konsep kekayaan bangsa itu bisa dirubah. Jika kita ditanya orang tentang "''apa kekayaan Indonesia?''", maka umumnya akan menjawab bahwa kekayaan kita adalah tambang, minyak, gas, hutan. Kesadaran itu harus dirubah, seharusnya dijawab bahwa kekayaan kita adalah "''manusia Indonesia''". Manusia [[Indonesia]] adalah assetaset terutama bangsa, kekayaan terbesar kita ada pada manusianya. Itu hanya bisa tercapai bila manusia Indonesia telah terdidik. Itu sebabnya Anies meyakini bahwa mendorong kemajuan bangsa harus melalui pendidikan<ref>[http://indonesiamengajar.org/index.php?m=profil.founder/ Situs Gerakan Indonesia Mengajar]</ref>.<br />
 
==Pengajar Muda==