Transjakarta: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
k kateg & logo & perbaiki situs resmi
Baris 3:
__NOTOC__
==Sejarah==
Bus TransJakarta (Tije) memulai operasinya pada [[15 Januari]] [[2004]] dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat dan nyaman bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, TransJakartabus Tije diberikan lajur khusus di [[jalan|jalan-jalan]] yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain TransJakarta).
 
Selama dua minggu pertama, dari 15 Januari 2004 hingga 30 Januari 2004, bus Tije memberikan pelayanan secara gratis. kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi, dimana warga Jakarta untuk pertama kalinya mengenal sistem tiket. Lalu, mulai 1 Februari 2005, bus Tije mulai beroperasi secara komersil.
Pada saat awal beroperasi, TransJakarta mengalami banyak masalah, salah satunya adalah ketika atap salah satu busnya menghantam terowongan rel kereta api. Selain itu, banyak daripada bus-bus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol pemberitahuan lokasi halte, hingga lampu yang lepas.
 
Saat ini, rata-rata pada hari kerja, bus Tije mengangkut rata-rata 65 ribu penumpang, sedangkan pada hari libur, menggangkut 45 ribu penumpang. Selain sebagai sarana angkutan masal pertama di Jakarta dan Indonesia, bus Tije pun jadi laboratorium penelitian untuk kalangan mahasiswa yang tengah mencari gelar sarjana atau master.
Saat ini TransJakarta tampaknya sudah dalam keadaan operasi yang cukup baik, namun yang masih bermasalah adalah kurangnya bus-bus pengumpan (''feeder'') yang membantu melayani TransJakarta.
 
selain itu, ada program khusus rombongan untuk anak sekolah (TK, SD, SDLB). mereka mendapatkan bus khusus yang tidak bergabung dengan penumpang umum. targetnya, para siswa ini diajari untuk tertib, belajar antre, dan menyukai angkutan umum.
 
Saat ini TransJakarta tampaknya sudah dalam keadaan operasi yang cukup baik, namun yang masih bermasalah adalah kurangnya bus-bus pengumpan (''feeder'') yang membantu melayani TransJakarta.
 
Sejak [[Hari Kartini]] ([[21 April]]) [[2005]], TransJakarta memiliki supir perempuan sebagai wujud [[emansipasi wanita]].