Kota Bandung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 59:
}}
'''Kota Bandung''' merupakan sebuah [[kota]] dan sekaligus menjadi [[ibu kota]] dari provinsi [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Kota ini terletak 154 km sebelah timur [[Jakarta]]. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di [[Indonesia]] setelah [[Jakarta]] dan [[Surabaya]]. Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah [[perguruan tinggi]] teknik pertama di Indonesia (''Technische Hoogeschool'', sekarang [[ITB]])<ref>Yat, H.Y., (1973), ''Development of higher education in Southeast Asia: problems and issues'', Regional Institute of Higher Education and Development.</ref>, menjadi ajang pertempuran di masa [[kemerdekaan]]<ref>Toer, K.S., Kamil, E., (1999), ''Kronik revolusi Indonesia'', Vol. 1, Kepustakaan Populer Gramedia, ISBN 978-979-9023-27-8.</ref>, serta pernah menjadi tempat berlangsungnya [[Konferensi Asia-Afrika]] [[1955]]<ref>Plummer, B.G., (2003), ''Window on freedom: race, civil rights, and foreign affairs, 1945-1988'', UNC Press, ISBN 978-0-8078-5428-0.</ref>, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti [[kolonialisme]], bahkan [[Perdana Menteri]] [[India]] [[Jawaharlal Nehru]] dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika<ref>See, S.T., Acharya, A., (2009), ''Bandung Revisited: The Legacy of the 1955 Asian-African Conference for International Order'', NUS Press, ISBN 978-9971-69-393-0.</ref>.▼
▲Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di [[Indonesia]] setelah [[Jakarta]] dan [[Surabaya]]. Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah [[perguruan tinggi]] teknik pertama di Indonesia (''Technische Hoogeschool'', sekarang [[ITB]])<ref>Yat, H.Y., (1973), ''Development of higher education in Southeast Asia: problems and issues'', Regional Institute of Higher Education and Development.</ref>, menjadi ajang pertempuran di masa [[kemerdekaan]]<ref>Toer, K.S., Kamil, E., (1999), ''Kronik revolusi Indonesia'', Vol. 1, Kepustakaan Populer Gramedia, ISBN 978-979-9023-27-8.</ref>, serta pernah menjadi tempat berlangsungnya [[Konferensi Asia-Afrika]] [[1955]]<ref>Plummer, B.G., (2003), ''Window on freedom: race, civil rights, and foreign affairs, 1945-1988'', UNC Press, ISBN 978-0-8078-5428-0.</ref>, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti [[kolonialisme]], bahkan [[Perdana Menteri]] [[India]] [[Jawaharlal Nehru]] dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika<ref>See, S.T., Acharya, A., (2009), ''Bandung Revisited: The Legacy of the 1955 Asian-African Conference for International Order'', NUS Press, ISBN 978-9971-69-393-0.</ref>.
Pada tahun [[1990]] kota Bandung menjadi salah satu ''kota teraman di dunia'' berdasarkan survey majalah ''Time''<ref>Rafael V. L., Mrázek R., (1990), ''Figures of criminality in Indonesia, the Philippines, and colonial Vietnam'', SEAP Publications, ISBN 978-0-87727-724-8.</ref>.
|