Sunan Gresik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
Untuk memperiapkan kader umat yang terdidik bagi melanjutkan perjuangan guna menegakkan ajaran-ajaran Islam, maka dibukanyalah pesantren-pesantren yang merupakan perguruan Islam tempat mendidik serta menggembleng para siswa sebagai calon muballigh Islam untuk masa depan. Bertambah banyak orang yang masuk Islam, bertambah berat pula tugas dan pekerjaannya. Tentu saja orang-orang itu tidak dibiarkan begitu saja. Mereka harus diberi didikan dan penerangan secukupnya sehingga keimanannya menjadi kuat dan keyakinannya menjadi kokoh.
 
Pada awal abad keempat-belas, Kaisar Yan Lu dari dynasti Ming mengirimkan Ratu Campa kepada Brawijaya dikerajaan Majapahit sebagai tanda persahabatan kedua negara. Ratu yang cantik-jelita dan pintar ini segera mendapatkan tempat istimewa dihati Raja. Raja Brawijaya yang perkasa sangat tunduk pada semua kemauan sang puteri jelita, yang nantinya membawa banyak pertentangan dalam istana Majapahit. Hingga Raja dengan berat hati harus menyingkirkan Puteri cantik ini dari Majapahit.
Di dalam usaha yang demikian itu, beliau kemudian menerima tawaran dari raja negeri chempa [sekarang kamboja] salah seorang selir raja maja pahit terahir Brawijaya alias angka wijaya putri raja chempa yang muslimah.berangkat dari chempa bersama dayang dan ustad ibu dari raden patah sultan demak putra raja majapahit yang kemudian berontak melawan ayahnya yang hindu.majapahit yang sudah tak disukai rakyat jawa dan sudah lemah lari mendirikan kerajaan belambangan.yang taklama kemudian diserang lari ke pulau bali.di bali raja udayana adalah menantu brawijaya.itu sebabnya bali tidak disrang[karena ada saudara perempuan dan ayah nya.sultan demak.tetapi pulau disebelah timurnya lagi pulau lombok di islamkan itu sebabnya kota di pulau lombok.bernama mataram.dan pulau sumbawa
 
 
Dalam keadaan mengandung Puteri cantik itu dihibahkan oleh Raja Brawijaya kepada Adipati Palembang, Arya Sedamar. Dan disanalah Jim-Bun atau Patah dilahirkan. Setelah dewasa Patah berlayar ke Majapahit untuk menemui ayahnya. Patah mendarat dipelabuhan Tuban sekitar tahun 1419 Masehi.
 
Jim-Bun atau Patah sempat tinggal beberapa lama diNgampel-delta dirumah pamannya, kakak-misan puteri Campa, Sunan Ngampel dan saudagar2 besar muslim ketika itu. Disana ia pula mendapat dukungan dari rekan2 utusan Kaisar Cina, Panglima Cheng Ho atau juga dikenal sebagai Dampu-awang atau Sam Poo Tai-jin. Panglima berasal dari Xin-Kiang, pengenal Islam.
 
 
Menurut catatan digoa Batu, Semarang tujuh dari sembilan para Wali-Songo adalah keluarga dan rekan Panglima Cheng-Ho yang juga beasal dari daratan China.