Sarah Azhari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 36:
* ''[[Maafkan Daku Bila Mencintaimu]]''
* ''[[Lost In Singapore]]''
Pagi ini aku duduk didepan rumah ketika tiba tiba liwat didepanku Siska, seorang cewek yang bekerja sebagai penjual kosmetik disebuah supermarket. Ia tersenyum manis melihatku, aku hanya bisa mengangguk saja ketika ia menyapaku. Padahal sebenarnya aku sangat tertarik sekali kepadanya. Siska benar benar cewek yang seksi sekali, badannya tidak terlalu tinggi, tetapi kulitnya putih dan montok. Keberaniannya untuk memakai rok mini membuat aku selalu ingin mengetahui apa yang ada dibalik roknya yang sangat minim itu. Namun semuanya hanya menjadi lamunanku saja, karena selama ini kami hanya bertegur sapa dijalan saja. Namun saat ini , ketika isteriku tidak dirumah dan keadaan benar benar sepi, keberanianku mendadak muncul. Saat itu Siska yang sudah berjalan agak jauh melewati rumahku aku kejar dan aku panggil, dia menoleh. Mulanya dia agak ragu, namun ketika aku memanggilnya lagi, ia segera kembali dan mendatangi aku. Didepan pintu pagar ia bertanya sopan ..ada apa Oom, kok tumben manggil. Aku hanya tersenyum dan membalasnya, kamu mau masuk kerja ya, kok udah rapi jam berapa sih masuknya...mampir dulu dong. Saat itu memang dia sudah sangat rapi dan cantik sekali, wajahnya yang putih tidak terlalu kena makeup namun justru memancarkan keseksiannya sebagai akibat dari rok mini serta blouse yang dipakainya. Dia tersenyum dan mengatakan kalau memang dia berangkat agak pagi karena mau mampir kerumah temannya untuk suatu keperluan. Aku mempersilahkan dia masuk dan dia menurut saja, bahkan dia tanya...Ibu dimana...kok sepi... Aku jawab dengan ringan kalau isteriku sedang keluar kota. Kulihat dia hanya mengangguk angguk saja, kugiring dia duduk diteras samping rumahku yang lebar dan rimbun itu. Kita duduk disini saja ya, biar santai, sambil saya ganti pakaian dulu. Dia segera duduk disofa sambil tangannya meraih majalah yang ada disitu. Aku jadi agak senang, karena majalah yang diraihnya itu adalah majalah porno yang aku dapat dari luar negeri. Didalam aku segera mengganti piyamaku dengan kaos dan celana pendek tanpa celana dalam, karena aku berniat memanfaatkan saat ini untuk menikmati keseksiannya. Ketika aku keluar, kulihat dia masih asyik memperhatikan majalah porno itu, dari belakang kuperhatikan gambar apa yang menjadi perhatiannya, ternyata gambar cewek yang sedang dijilati nonoknya. Dengan bergaya tidak tahu aku segera duduk didepannya. Siska tertawa menyeringai sambil berkata : "aduh Oom majalahnya kok serem sekali ya". Aku tidak menanggapi, tetapi aku hanya tersenyum saja. Aku membuka omongan dengan menanyakan dimana dia bekerja sebenarnya, lalu produk apa saja yang kira kira bisa aku pakai dari omong omong itu aku tahu kalau dia bekerja di Sarinah dicounter kosmetik mahal untuk pria . Dalam sekejap aku sudah menghabiskan uang 800 ribu untuk memesan kosmetik pada dia. Siska sangat senang karena aku demikian boros membelanjakan uangku untuk kosmetik itu, entah disengaja entah tidak, duduknya mulai tidak rapi sehingga pahanya agak renggang. Saat itu aku sekilas melihat celana dalamnya yang berwarna kuning, kontolku langsung bergetar karena pemandangan yang sekilas itu.
Ketika kurasakan sudah cukup aku membuat dia masuk dalam pengaruhku, akupun mulai melaksanakan jebakan yang aku rencanakan tadi.
"Siska, kamu suka berenang nggak ? Dia menjawab spontan..suka sekali Oom kenapa ya ? Aku menjawab lagi, enggak Oom punya baju renang yang bagus sekali yang Oom beli di Amerika, tetapi Tante tidak berani memakainya, kamu mau ya ? Mau saja Oom, asalkan tante nggak marah kan?" Aku segera mengambil pakaian renang yang aku maksudkan itu, memang aku pernah membeli beberapa baju renang yang seksi dan aku berikan kepada beberapa kenalanku yang berani memakainya, saat ini aku masih mempunyai beberapa buah dan aku pilih yang paling seksi buat Siska. Meskipun pakaian renang ini bukan bikini, tetapi potongannya benar benar akan membuat tubuh yang memakainya jadi menonjolkan keseksiannya.
Ketika kutunjukkan pada Siska, matanya berbinar binar.. aduh Oom bagus sekali ya, tetapi ini pasti mahal sekali harganya. Aku hanya mengangguk kataku, biar mahal kalau yang memakai pantas kan jadi tambah bagus. Kalau Siska nggak keberatan, Oom kepengen lihat Siska pakai pakaian renang ini mau kan ?
Siska pertamanya agak ragu ragu mendengar tawaranku itu, tetapi akhirnya dia bertanya, dimana saya bisa ganti Oom. Disini saja diruang tamu, aku sengaja menunjuk kedalam ruang tamuku. Oom tunggu disini ya katanya. Aku hanya mengangguk dan Siska masuk keruang tamuku untuk mencoba pakaian renang itu. Aku menahan diriku untuk tidak masuk kedalam melihat Siska ganti, karena aku kuatir dia lepas dari perangkapku itu. Dengan hati berdebar debar aku menunggunya keluar, namun ternyata ia tidak kunjung keluar juga. Tiba tiba kudengar Siska memanggilku...Oom , Oom kesini saja Siska malu keluar. Aku tergesa gesa masuk keruang tamuku. Kulihat pakaian Siska bergeletakan dilantai sementara tubuhnya sudah dibalut pakaian renang yang aku berikan itu. Benar benar pas buat Siska, buah dadanya yang besar itu menggantung manja dibalik pakaian renang itu dan dari samping sebagian buah dadanya menyembul keluar. Secara tiba tiba Siska mengangkat kedua tangannya untuk membetulkan letak rambutnya yang kacau, saat itu aku melihat kerimbunan bulu ketiaknya. Kontolku langsung ngaceng penuh melihat ketiak Siska ini, Tetapi aku masih coba menahan nafsuku dulu, dengan tenang kutarik ia keluar ruang tamuku agar keluar keteras. "Disini lebih jelas Siska, kan pakaian renang memakainya diluar ruangan bukan didalam". Ia hanya tertawa tetapi menurut saja ketika kutarik itu. Diluar kubiarkan ia berdiri sambil bersandar ditembok sementara mataku menatap keindahan tubuhnya yang hanya dilapisi pakaian renang itu. Ternyata pakaian renang itu tidak dapat menyembunyikan pentil susu Siska yang tampak menonjol itu dan juga potongannya yang berani menyebabkan sebagian bulu kemaluan Siska yang hitam keriting itu keluar disisi paha tanpa disadari oleh pemiliknya. Aku tertawa sambil berkata, aduh Siska..bulumu luar biasa ya..sampai keluar semua tuh ! Siska agak terkejut dan melihat kearah yang kutunjuk, tangannya berusaha menutupi bagian itu tetapi aku segera mendekatinya dan kupegang bahunya sambil bertanya lagi. Memangnya lebat ya Sis kok sampai keluar semua. Siska menjawab enteng juga, "habis pakaian renangnya seksi sih jadi ya mestinya dicukur sedikit biar nggak keluar semua".
Aku bilang pada Siska : "Sudah Sis sana kamu ganti saja dengan pakaianmu sendiri". Kalau tadi aku tidak mengikuti ketika Siska mencoba pakaian renang, saat ini aku ikut masuk dan menunggunya ganti. Siska berkata.."lho Oom kenapa kok disini..Oom keluar dulu dong Siska mau ganti" katanya manja. Aku diam saja.."sudahlah apa bedanya telanjang dengan pakai pakaian renang ini, toh Oom sudah bisa membayangkan didalamnya". Siska memang berani sambil menyeringai dia segera melepas pakaian renang itu semuanya sehingga tubuhnya jadi telanjang bulat. Mataku terbelalak melihat buah dadanya yang montok dan bulu jembutnya yang lebat itu, benar benar diluar ukuran, super lebat dan gondrong. Aku sudah tak tahan lagi dengan sigap aku berdiri dan mendekati Siska, kuremas susunya dan kucium bibirnya. Siska hanya pasrah saja, tanpa tunggu komando lagi celanaku langsung kupelorotkan dan kusuruh Siska memegang kontolku. Siska langsung menggenggamnya dengan halus, aku yang sudah bernafsu segera menarik Siska pelan pelan kesofa sambil tetap berciuman dan Siska masih menggenggam kontolku. Ketika aku sudah berhasil duduk disofa, kusuruh Siska duduk dipangkuanku dan kuselipkan kontolku dibibir nonoknya. Dengan sekali tekan, kontolku amblas diliang nonok Siska. Ternyata Siska memang betul betul sudah nggak perawan, tetapi nonoknya masih terasa seret.. mungkin masih jarang dipakai. Gerakan pantat Siska cepat sekali naik turun sementara ia mencium dan memeluk aku erat erat. Kurasakan hangatnya liang nonok Siska yang masih peret itu, geseran buah dadanya didadaku membuat aku makin bernafsu. Merasakan ganasnya Siska yang menduduki kontolku, aku kuatir kalau aku akan cepat ambrol, dengan tergesa gesa kudorong Siska sehingga ia berdiri dan terlepaslah kontolku dari liang nonoknya. Aku mendudukkan dia diatas sofa dan kuangkat kakinya keatas sehingga membuat nonoknya terkuak lebar dengan bibirnya yang berwarna merah muda sudah mulai berkilat oleh lendir dari nonoknya sendiri. Langsung saja lidahku menjilati itil Siska yang membengkak seperti kacang tanah itu. Siska menggeliat sambil merintih, jembutnya yang lebat kusisihkan kesamping sehingga lidahku makin leluasa menyusuri tepi bibir nonok Siska untuk kemudian ujung lidahku kumasukkan keliang nonoknya yang menganga itu. Siska betul betul tidak tahan dengan jilatanku ini, tangannya meremas remas susunya sendiri, sedang mulutnya merintih rintih. Ketika kulihat lendir nonok Siska sudah membanjir, aku berdiri untuk segera menyetubuhi Siska, saat itu tiba tiba saja Siska menangkap kontolku dan langsung dimasukkannya kedalam mulutnya, dihisapnya kontolku kuat kuat. Kuluman Siska tidak terlalu enak, tetapi aku tertegun melihat Siska yang begitu rakus. Aku memuaskan mataku dengan pemandangan yang indah sekali buah dada Siska berjuntai montok dan kenyal sementara bibirnya yang dipulas lipstick tipis mengulum kontolku. Tak tahan dengan semua ini segera kucabut kontolku dari bibir Siska dan kudorong Siska hingga terbaring , pelan pelan kuletakkan kontolku dibibir nonoknya yang berbulu lebat itu, Siska membantuku dengan menyibakkan jembutnya serta menguakkan nonoknya, pelan pelan aku menusukkan kontolku untuk merasakan liang nonok Siska yang hangat itu sampai akhirnya kontolku mencapai dasar nonok Siska. Siska mengangkat kakinya tinggi tinggi dan pantatnya mulai diputar kekiri dan berganti kekanan. Aku tidak sempat merojokkan kontolku, karena goyangan Siska yang alami membuat aku tidak mampu menahan rasa nikmat yang luar biasa ini, aku hanya mampu menghisap pentil susu Siska sementara air maniku menyembur keluar oleh empotan dan goyangan Siska itu. Aku tahu kalau Siska belum mencapai kepuasan, tetapi aku tidak perduli, yang penting aku puas dan aku sudah membayarnya.
Benar saja, setelah beberapa lama aku terhanyut oleh rasa nikmat yang diberikannya, Susan segera mendorongku dan mengatakan kalau dia mau segera pergi, bahkan dia minta ijin padaku untuk mandi terlebih dahulu. Aku hanya mengiakan apa yang diminta Siska, rasanya aku masih terbius oleh semua ini. Satu kalimat yang aku pesankan pada Siska, sering seringlah mampir, pasti ada bonus yang menarik untuknya bila selalu membuatku puas seperti pagi ini
 
bagian dua
Profesiku yang sebenarnya adalah pengacara, tetapi belakangan ini aku lebih dikenal sebagai seorang paranormal yang sanggup untuk memecahkan masalah masalah yang sulit termasuk menyembuhkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh gangguan psikis.
Sebanarnya ini semua hanya bermula dari keisenganku menggoda isteri temanku yang kukira sedang kesepian. Aku mencoba membohonginya dengan membaca beberapa ciri khas ditubuhnya demi untuk dapat menidurinya, tetapi diluar dugaanku ramalanku ternyata cocok, dan tanpa menceritakan affairku dengannya ternyata Evie sudah menceritakan kemampuanku ini pada semua kenalannya, sehingga aku menjadi seperti saat ini, paranormal ! Aku sangat menikmati kemampuan baruku ini, meskipun tidak pada setiap orang aku berani mengganggunya, tetapi anehnya hampir semua klienku bersedia menuruti permintaanku tanpa rewel, cuma seperti yang kukatakan, tak semuanya aku tiduri !.
Seperti siang ini, dikantorku sudah ada beberapa wanita menungguku, ketika aku datang, aku sempat tersenyum kepada mereka dan memandang mereka satu persatu. Semuanya rata rata perempuan kaya dan cantik, tetapi ada seorang ibu yang kelihatan anggun dengan tubuh yang tinggi besar sangat sesuai dengan seleraku. Dimeja kerjaku kulihat berjajar empat lembar kartu kecil bertuliskan nama nama pasienku, kartu ini dibuat oleh sekretarisku Lenny. Kubaca satu persatu tetapi aku tak dapat menduga mana kartu ibu yang kuinginkan itu, sehingga kupanggil Lenny untuk memanggil mereka satu demi satu. Lenny sudah menjadi sekretarisku selama 3 tahun, jarang ada sekretarisku yang tahan begitu lama, karena rata rata mereka cantik sehingga mereka laku keras untuk kawin. Lenny seringkali juga memuaskan nafsuku, terutama bila aku sedang iseng dikantor ini, kami sering main dimeja kerja, dikursi bahkan dikamar mandi , semuanya kami lakukan dengan diam diam tanpa ada seorangpun yang curiga. Lennypun tahu dengan jelas hobbyku main cewek, bahkan seringkali dia kusuruh mengintai manakala aku berhubungan seks dengan klienku dan biasanya setelah itu, Lenny juga minta jatah karena dia tak dapat menahan nafsunya sendiri.
Lenny dengan gayanya yang anggun dan alim segera memanggil salah satu dari tamuku, ketika siibu masuk ternyata bukan ibu yang kuinginkan melainkan seorang ibu muda yang kelihatan genit tetapi wajahnya kelihatan kalau dalam keadaan sumpeg. Kuperhatikan tubuhnya dari jauh, ia memakai blus tanpa lengan sehingga memamerkan lengannya yang mulus sementara tubuhnya langsing dengan pantat yang besar. Bibirnya agak tebal dan wajahnya cantik sekali. Ia langsung menyalami aku dan memperkenalkan namanya Ria, rupanya ia lebih senang dipanggil dengan nama kecilnya daripada dengan nama suaminya, aku yakin dia sudah bersuami karena sempat kulihat cincin kawin berlian yang melingkar dijarinya. Setelah berbasa basi sejenak Ria segera menceritakan masalahnya kepadaku, rupanya dia sedang dalam kesulitan karena hobbynya bermain judi. Meskipun judi dilarang di Jakarta ini, tetapi ia berjudi melalui jaringan parabola , katanya dia dulu menang cukup banyak tetapi sudah dua bulan ini dia terus menerus sial sehingga hampir semua hartanya sudah habis. Saat ini dia takut kalau suaminya tahu dan dia akan diceraikan.
Aku tersenyum mendengar ceritanya ini, bagiku ini kasus biasa dan mudah, pasti beres. Tanpa membuang waktu aku menanyai Ria apakah menjelang dia kalah terus itu dia pernah melakukan sesuatu yang kurang baik, dia menyatakan rasanya kok tidak pernah, karena katanya kalau dia menang maka dia selalu baik kepada orang lain. Aku berkata kepadanya bila memang begitu maka kemungkinan sialnya ada dibadannya dan aku harus mencarinya dan kemudian menangkalnya. Tanpa ragu kusuruh ia membuka pakaiannya dan telanjang bulat didepanku. Ria memandangku dengan tajam dan kemudian dia bangkit dan mulai melepas pakaiannya. Diluar kebiasaan yang aku ketahui, yang pertama dibuka Ria adalah roknya dan kemudian celana dalamnya sehingga aku langsung dapat melihat nonoknya yang dihiasi jembut hitam, baru kemudian dia membuka blus dan behanya. Seperti dugaanku susu Ria tidak terlalu montok tetapi mengkal dan bulat dengan pentil merah muda. Dalam keadaan telanjang bulat Ria berdiri mematung didepanku kakinya rapat dan tangannya terlipat diperutnya. Kusuruh ia berputar sehingga aku juga dapat melihat pantatnya yang montok itu, benar benar seksi. Dari apa yang kulihat aku langsung menyuruhnya duduk didepanku. Kukatakan bahwa aku sudah tahu dimana letak sialnya yaitu dari paha kanannya. Aku katakan bahwa semuanya sudah beres. Ria rasanya tidak percaya kalau aku mengatakan seperti itu, dia minta agar aku membuktikan kata kataku itu. Dengan ngawur aku minta dia mencabut jembutnya sendiri secara sembarangan, Ria menuruti permintaanku itu dan meletakkan jembutnya dimejaku. Kusuruh ia menghitungnya ternyata jumlahnya 3 lembar, kusuruh ia mencabut sekali lagi dan kali ini jumlahnya 4 lembar. Kuminta dia untuk memasang taruhan diangka 34 atau 43 dan buktikan sendiri. Baru saat itu Ria bisa tersenyum, ia mengucapkan terimakasih dan segera kuminta ia berpakaian kembali. Selesai merapikan pakaiannya, Ria menjabat tanganku erat erat dan mengatakan terimakasih. Aku mengangguk ramah, dan aku yakin bilamana saat itu aku minta dia untuk menghisap kontolku pasti dia dengan senang hati mau melakukannya, tetapi aku punya target lain.
Ketika Ria keluar seorang ibu menyusul masuk, lagi lagi bukan ibu yang kuinginkan kali ini seorang ibu berumur sekitar 40 tahunan, wajahnya cantik tanpa polesan make up yang menyolok , ia memperkenalkan dirinya sebagai ibu Sugito, seorang pejabat penting yang pernah kudengar namanya. Ia langsung bercerita kalau suaminya punya simpanan wanita yang hebat sehingga dia merasa sedih sekali. Meskipun sejak dulu dia tahu kalau suaminya sering main perempuan, tetapi baru kali ini dia kecantol dengan pacarnya. Aku langsung mengatakan bahwa aku harus melihat tubuhnya agar bisa melihat dimana letak masalahnya. Mulanya ibu ini agak keberatan dia bertanya apakah tidak bisa kalau hanya dengan melihat wajah atau bagian lain yang terbuka. Aku hanya berkata enteng, kalau ibu percaya pada saya silahkan, kalau tidak silahkan juga kembali karena hanya itu caraku memeriksa pasien. Dengan hati berat dia mulai membuka pakaiannya, pertama yang dibukanya adalah jacket ungunya, ketika ia melepaskan jacket itu aku sempat melihat ketiaknya yang lebat dengan bulu, aku sempat tertegun melihatnya karena bila ketiaknya saja seperti itu alangkah lebat jembutnya. Susu bu Sugito montok tetapi sudah agak kendur dengan pentil coklat kehitam hitaman, ketika ia membuka roknya, kembali ia ragu. Gerakannya terhenti sementara ia berdiri dengan hanya memakai celana dalam tipis berwarna putih yang jelas sekali menampakkan bayangan jembutnya yang hitam dan lebat itu. Aku sengaja mendiamkannya karena aku mau melihat apa yang dimaui ibu ini, tetapi aku sudah merencanakan bahwa ibu yang satu ini akan aku periksa habis habisan biar dia kapok. Akhirnya bu Sugito jadi juga membuka celananya sehingga terpampanglah dihadapanku tubuhnya yang mulus dengan bulu yang sangat lebat dipangkal pahanya serta diketiaknya. Dari yang aku lihat ini aku langsung tahu bahwa ibu ini hiperseks. Jadi aku heran juga kenapa dia begitu ragu ragu untuk telanjang dihadapanku, hal ini membuat aku jadi ingin mengetahui sebabnya. Ibu Sugito hanya berdiri mematung didepanku tangannya berusaha menutupi pangkal pahanya. Aku langsung berdiri dari kursiku dan berjalan mendekatinya, aku memutari tubuhnya yang bersih dan harum itu, tetapi tak ada sesuatu yang janggal. Tanpa ragu kusuruh dia duduk disofa yang ada diruangku dan kubaringkan. Dengan pelahan aku merentangkan kakinya sehingga aku dapat melihat nonoknya yang penuh bulu itu, karena bulunya sangat lebat, terpaksa aku menyibakkannya sehingga dapat kulihat bibir kemaluannya. Aku agak kaget ketika kulihat liang nonok ibu Sugito ini begitu lebar dan bibirnya menjuntai keluar. Rupanya ibu Sugito senang masturbasi dengan alat alat sehingga liangnya jadi molor seperti ini. Aku langsung menanyakan hal ini kepadanya dan dengan malu malu dia mengiakan dugaanku. Untuk menangkal masalahnya, aku minta ibu Sugito untuk saat itu juga melakukan masturbasi didepanku, dengan ragu ragu ia berdiri dan mengambil handbagnya, dari situ ia mengeluarkan sebuah alat mirip kontol yang berwarna coklat, setelah itu dia duduk lagi dan mengambil posisi seperti jongkok untuk kemudian kontol karet itu dimasukkannya kedalam liang nonoknya sampai amblas tinggal pangkalnya saja. Setelah itu dia memutar mutar pantatnya diatas kontol karet itu sambil memejamkan matanya. Aku sendiri jadi tak tahan melihat pemandangan ini, akupun duduk didepannya dan kukeluarkan kontolku yang langsung juga kukocok kocok mengimbangi bu Sugito yang sedang asyik, bu Sugito jadi kaget ketika melihat aku mengeluarkan kontolku yang begitu panjangnya, gerakannya terhenti memandang kontolku yang 18 cm itu. Ternyata dia berani juga menanyakan mengapa kok tidak kontolku saja yang dimasukkan nonoknya agar benar benar nikmat, aku mengatakan bahwa aku tidak boleh melakukan itu. Kuminta dia agar segera berusaha mencapai puncak kenikmatannya. Rupanya ibu Sugito tidak tahan melihat tanganku mengelus elus kontolku sendiri yang tegak lurus seperti tiang bendera itu. Ia mulai merintih makin lama makin keras dan akhirnya ia mengejang mencapai kepuasannya. Dasar hiperseks, ketika ia melepas kontol karetnya, tangannya ikut ikutan meremas kontolku dengan lembut. Aku berkata kepadanya bahwa aku mau memasukkan kontolku kenonoknya asal aku tidak melakukan gerakan apapun. Ibu Sugito mengangguk dan akupun segera mengarahkan kontolku keantara selangkangan bu Sugito yang sudah merentangkan kakinya lebar lebar itu. Sekali tekan kontolku masuk separuh dan ternyata aku tidak bisa menghabiskan seluruh kontolku kedalam liangnya. Aku benar benar heran, karena dengan kontol karet yang begitu besar dia sanggup menelannya sampai habis, tetapi kenapa kontolku kok hanya masuk tiga perempatnya. Aku tidak perduli, sementara ibu Sugito sibuk memutar mutar pantatnya agar dia dapat mencapai orgasme lagi. Memang benar sekitar 5 menit dia merintih keras dan kurasakan cairan hangat membasahi ujung kontolku. Tanganku segera meraih interkom dan kupanggil Lenny agar masuk. Ketika Lenny memasuki ruanganku, ibu Sugito jadi kaget dan berusaha menutupi tubuhnya, tetapi Lenny tak perduli, dia langsung mendatangi aku yang duduk dikursi. Aku minta Lenny untuk mengambil tisue basah dan membersihkan kontolku yang masih gagah itu dengan tisue. Lenny dengan sigap mengeringkan cairan nonok ibu Sudrajad yang ada dikontolku sementara aku diam saja diatas kursi, ketika semuanya sudah kering dan bersih, Lenny tanpa sungkan sempat mengulum ujung kontolku serta meremasnya sebelum dia masuk lagi keruangannya. Aku langsung kembali ketempat dudukku dan segera kuberikan penangkal tambahan untuk masalah ibu Sugito ini, aku yakin bahwa dalam waktu 1 minggu suaminya akan kembali kepadanya, karena sebenarnya ibu Sugito sangat pandai memuaskan suaminya hanya saja mungkin belakangan ini dia terlalu sering main sendiri sehingga dia jadi lengah.
Baru pasien yang ketiga, ibu yang aku inginkan memasuki ruangan kantorku, benar benar cantik dan anggun tinggi besar dengan rambut sebahu, bibir sensual dan hidung mancung, kakinya mulus dan ramping benar benar aduhai. Ketika memperkenalkan diri, tangannya terasa hangat dan empuk sekali, suaranya yang agak serak membuat aku makin terangsang sehingga hampir aku tidak mendengar ketika ia menyebutkan namanya Pratiwi. Aku berusaha bersikap tenang dan wajar mendengarkan keluhannya. Pratiwi adalah seorang pengusaha yang menjadi rekanan pemerintah, omzetnya miliaran, tetapi belakangan ini bisnisnya mengendur karena banyak tender yang meleset dan jatuh ketangan pengusaha lain. Dia sudah berusaha macam macam tetapi semuanya gagal total bahkan belakangan ini perusahaannnya hampir kena penalti karena kekeliruan karyawannya. Pratiwi benar benar gelisah dan ngeri oleh semuanya ini. Wajahnya yang cantik kelihatan tegang dan dicuping hidungnya kulihat bintik bintik keringat menambah keseksiannya. Melihat aku memandangnya, Pratiwi juga balas memandang tanpa berkedip. Tiba tiba aku bertanya kepadanya, apakah dia percaya bahwa kehidupan seks nya sangat mempengaruhi pekerjaannya, Pratiwi mengangguk dengan pelan, kulihat matanya sedikit berkedip seperti kaget. Aku langsung menyambung pertanyaanku dengan pertanyaan yang aku sendiri tidak menyangka kalau itu keluar dari mulutku, karena aku menanyakan apakah dia seorang lesbian. Diluar dugaanku dia mengangguk, tetapi dia menambahkan bahwa dia juga suka berhubungan dengan pria. Aku menanyakan kepada Pratiwi, coba ibu tebak, berapa kira kira panjang kemaluan saya, karena jika ibu bisa tepat menduganya, maka berarti saya dapat menangkal masalah ibu. Pratiwi agak menyeringai mendengar perkataanku itu. Dengan ragu ia bertanya maksudnya panjang waktu tidur atau waktu berdiri. Aku menjelaskan yang mana saja pokoknya tepat. Pratiwi terdiam sambil berpikir keras, aku tahu dia bingung karena saat itu aku duduk dikursi dibelakang meja kantorku, dan akupun memakai pakaian lengkap sehingga dia tidak mempunyai bayangan apapun tentang kontolku. Tiba tiba saja dia meraih penggaris yang ada dimejaku dan merentangkan jari jarinya diatas penggaris itu untuk kemudian ditunjukkannya kepadaku. Aku melihat angka yang tertera diujung jari Pratiwi, aku kaget karena disitu tercantum angka 18.5 cm, hampir sesuai dengan kenyataannya. Pratiwi bertanya apakah itu benar, aku hanya berkata coba ukur saja sendiri. Aku langsung berdiri memutari mejaku dan mendekati Pratiwi yang sedang duduk, kubuka celanaku dan kukeluarkan kontolku yang masih lemas itu. Pratiwi melirik kontolku dan mengambil penggaris untuk mencoba mengukurnya, dengan ragu ragu satu tangannya memegang kontolku sementara yang satunya memegang penggaris. Tentu saja ukurannya tidak tepat karena masih lemas, seperti yang sudah kuduga, tangan Pratiwi meremas remas kontolku agar ngaceng dan mengurut urut. Kubiarkan saja semua gerakannya itu, tetapi percuma saja karena kontolku tetap tidur nyenyak. Tiba tiba saja ia menundukkan kepalanya dan ......slep .....kontolku sudah terjepit diantara bibirnya yang tebal itu, terasa hangat dan lembut sekali, kurasakan bibirnya menjepit kontolku dengan gerakan yang lancar meskipun tak sedikitpun Pratiwi membasahi kontolku dengan ludahnya. Kontolku mulai bangun dan makin lama makin mengembang, sementara Pratiwi makin lancar mengulumnya, tanganku mulai bergerak meraba buah dada Pratiwi yang montok dan kenyal itu, tanpa ragu ragu tanganku menerobos blousenya dan meremas buah dadanya, tak kukira bahwa Pratiwi tidak memakai beha, aku dapat merasakan puting susunya yang kecil tetapi keras seperti batu itu, kuremas remas susunya, dan kupelintir puting susunya. Rasa geli disekeliling kontolku membuat aku jadi tak tahan lagi, bayangkan sejak tadi aku sudah terangsang oleh ulah beberapa ibu yang aku temui, maka saat ini rasanya sudah maksimal dan syer ....... syer ......croot , airmaniku memancar keras sekali dua, tiga dan empat kali memancar memenuhi mulut Pratiwi, tak sedikitpun Pratiwi melepaskan kontolku semuanya masuk didalam mulutnya dan saking banyaknya sampai sebagian mengalir keluar dari samping bibirnya. Aku meremas buah dadanya sekeras kerasnya Pratiwi diam saja, dia asyik menelan air maniku.
Setelah dilihatnya aku sudah puas, Pratiwi mengeluarkan kontolku dari mulutnya dan langsung diukurnya kontolku yang masih ngaceng itu dengan penggaris. Dia tersenyum ketika melihat bahwa dugaannya benar. Aku juga tersenyum karena hisapan Pratiwi yang nikmat itu. Tiba tiba Pratiwi berdiri, tanpa kuduga ia mulai membuka pakaiannya sehingga telanjang bulat. Ia berkata bahwa sekarang saatnya aku memuaskan dia agar jadi seri. Aku jadi bernafsu lagi melihat tubuh Pratiwi yang luar biasa itu, susunya montok dan kenyal dengan puting yang berwarna merah muda sangat serasi sekali dengan kulitnya yang putih kekuning kuningan itu, sementara ketiaknya juga berbulu lebat, sesuatu yang sangat aku senangi, sedangkan pangkal paha Pratiwi benar benar menakjubkan, karena meskipun jembutnya sangat lebat, tetapi Pratiwi telah mencukur sebagian jembutnya sehingga hanya tinggal bagian tengahnya tegak lurus dari pusar sampai kebukit nonoknya. Meskipun saat itu kami masih sama sama berdiri, Pratiwi tak segan segan merapatkan tubuhnya dan menciumku dengan mengeluarkan lidahnya yang hangat menelusuri rongga mulutku, tanganku dengan lincah mengarahkan kontolku keliang nonoknya yang tepat menempel didepan kontolku itu. Begitu ujungnya menempel, aku segera menggendong Pratiwi dan menekankan kontolku sampai amblas kedalam liang nonoknya. Dengan posisi menggendong Pratiwi dan mulut masih berkutat dengan ciuman aku berjalan menuju sofa. Pratiwi benar benar pemuas nafsu pria rupanya, karena meskipun dalam posisi yang sulit yaitu aku menggendongnya dan kakinya menjepit pantatku, dia masih sempat juga menggerak gerakan pantatnya untuk memilin kontolku yang sepertinya melengkung karena posisi tubuh kami yang berdiri ini. Begitu kami roboh diatas sofa, ciuman kami terlepas dan Pratiwi melenguh sejenak, mungkin dia merasakan enaknya sodokan kontolku yang notok sampai keliang rahimnya itu. Tanpa malu malu Pratiwi mengangkat kakinya tinggi tinggi dan meletakannya diatas bahuku. Posisiku jadi bebas sekali, dengan ringan aku mendayung liang nonok Pratiwi yang sudah mulai becek itu, dan diapun dengan lincah memutar mutar pantatnya mengimbangi tusukan kontolku. Kurasakan liang nonok Pratiwi yang peret dan berpasir itu membuat kontolku terasa geli sekali, entah berapa lama aku memaju mundurkan pantatku, tetapi Pratiwi masih juga belum mencapai puncaknya begitu juga diriku sendiri. Kuhentikan gerakanku dan kuminta Pratiwi untuk menungging agar aku bisa menyetubuhinya dari belakang, aku benar benar mata gelap dengan nafsu. Aku tak perduli lagi kalau mungkin diluar masih ada pasien yang menungguku, yang penting sekali ini aku harus membuat Pratiwi terpuaskan dan selanjutnya membantu kesulitannya agar tertanggulangi. Ketika Pratiwi sudah menungging, tampaklah nonoknya yang sudah basah kuyup itu dipantatnya juga banyak bulu jembut sebagai tanda kalau memang jembut Pratiwi luar biasa tebalnya. Aku langsung menempelkan ujung kontolku yang sudah merah padam itu kecelah nonok Pratiwi dan slep........bloos........ kontolku amblas sampai hanya tinggal pelirku saja yang menggantung diluar. Tanganku meraih buah dada Pratiwi dan meremas remasnya, saat itu mulai kudengar rintihan Pratiwi mula mula pelan tetapi makin lama makin keras dan tiba tiba kurasakan liang nonok Pratiwi mengejang ejang dan hangat sekali. Kurasakan rasa geli dan nikmat yang luar biasa saat itu, karena jepitan nonok Pratiwi sementara aku merojoknya membuat kontolku seperti diurut. Dan tanpa bisa kutahan lagi akupun ambrol merasakan nikmatnya nonok Pratiwi, air maniku menyembur menabrak dinding dinding kemaluannya dan bercampur dengan lendir yang keluar dari nonoknya. Aku terkulai lemas sementara Pratiwi menggigit pundakku karena menahan rasa nikmat dan agar tidak sampai berteriak karena rasa nikmat tadi.
Dalam keadaan masih gemetar, aku segera memakai pakaianku kembali begitu juga dengan Pratiwi, wajahnya semeringah dan tersenyum terus. Aku berpura pura seperti tak ada apa apa dan setelah kami berdua duduk berhadapan, aku memanggil Lenny masuk. Lenny tersenyum melihat wajahku yang mungkin kentara kalau habis main seks itu. Aku minta dibuatkan minum dan Lenny dengan patuh membuatkan minuman buat kami berdua. Bagiku masalah Pratiwi bukan hal yang sulit dengan bermeditasi sejenak aku sudah berhasil menyelesaikan masalahnya, karena ada Bapak pejabat yang pernah ditolak olehnya untuk berhubungan intim rupanya sakit hati dan selalu mempersulit Pratiwi. Aku katakan pada Pratiwi bahwa bapak itu sekarang sudah berubah tetapi sebaiknya Pratiwi jangan sekali kali memberi dia kenikmatan karena berbahaya. Pratiwi mengangguk manja dan ketika mau pulang dia sempat mencium bibirku lama sekali. Aku berjanji pada Pratiwi untuk sekali kali makan siang dengannya tentu setelah itu kita juga perlu kenikmatan seks
 
bagian tiga
Dengan uangku yang berlimpah dan kemampuanku untuk membaca dan merubah nasib orang lain membuatku jadi betul betul dapat memuaskan nafsu seksku yang diluar normal ini, mungkin juga ini adalah keseimbangan bagi diriku karena dengan kemampuanku pastilah harus ada imbangannya. Salah satu hobbyku yang menyenangkan adalah mengintip perempuan telanjang, dan lebih nikmat lagi jika aku mengintip perempuan yang terkenal bermain seks. Hobby ini sangat mahal karena untuk ini aku secara khusus membuat sanggar senam dan kesegaran jasmani. Tapi khusus untuk yang satu ini aku tak mau bila ada pria yang masuk disanggar ini, jadi khusus hanya untuk perempuan. Modal yang kutanam cukup besar sekitar 3 milliar rupiah dan ketika peresmiannya aku sengaja meminta salah seorang isteri pejabat tinggi negara untuk meresmikannya. Saat ini sanggar senamku mempunyai anggauta sekitar 200 orang semuanya wanita wanita kaya dan terkenal di Jakarta ini mulai dari isteri pejabat, bisnis woman, artis dan remaja remaja. Mereka semua tak ada yang tahu bahwa ditiap ruangan yang manapun aku telah memasang kamera perekam yang sangat canggih yang dapat kukontrol dari sebuah ruangan khusus. Dan khusus untuk beberapa ruangan aku dapat secara langsung melihat mereka karena ruangan tersebut aku lengkapi dengan kaca satu arah.
Siang itu aku sengaja datang kesanggar senamku karena siang itu aku tahu kalau ada isteri pejabat tinggi negara yang akan senam. Sudah sejak lama aku ingin melihat tubuh ibu cantik ini, karena dia adalah isteri muda pak menteri dan wajahnya betul betul secantik bintang film ditambah juga otaknya juga encer karena dia juga menyandang gelar doktor. Tidak lama setelah aku masuk ruang monitorku, kulihat ibu menteri itu masuk keruang lobby dengan beberapa temannya perempuan juga. Aku segera mengatur kamera otomatis yang sudah aku siapkan itu kekamar yang akan dipakainya untuk ganti. Hal ini dapat kulakukan karena memang untuk beberapa tamu VIP aku sediakan kamar yang khusus sehingga mereka dapat leluasa berganti pakaian, sekaligus aku juga leluasa melihat tubuh mereka. Dugaanku tak meleset ibu menteri memasuki kamar yang aku perkirakan, tetapi yang diluar dugaanku, ternyata dia tidak masuk sendirian melainkan dengan dua orang temannya. Ketika aku close up, ternyata kedua temannya juga cantik cantik dengan baju seragam pegawai negeri, aku menduga mereka ini pasti ajudannya atau apa. Setelah pintu ditutup oleh salah satu perempuan yang mengawalnya tadi, ibu menteri mulai melepas pakaiannya untuk berganti dengan baju senam. Bu menteri ini usianya sekitar 35 tahun, badannya padat berisi meskipun tidak terlalu tinggi, wajahnya cantik sekali dengan memakai kacamata . Ketika ia membuka blouse dan kemudian rok bawahnya, aku menjadi lega karena ternyata dia hanya memakai beha dan celana dalam saja yang berarti dia harus melepasnya untuk berganti pakaian senam. Ketika ia sudah membuka behanya, kupuaskan mataku memandang susunya yang montok itu, putingnya lebar tetapi warnanya bagus sekali merah muda, karena ibu menteri ini belum punya anak, begitu juga ketika ia melepas celana dalamnya, hatiku agak kecewa karena ternyata selangkangannya tidak terlalu banyak ditumbuhi jembut. Saat itulah diluar dugaanku salah satu pengawal ibu menteri yang saat itu juga sudah telanjang mendadak mendekati ibu menteri dan menciumi susunya. Aku barusan tersadar bahwa ibu menteri ini ternyata lesbian, dengan mesra si ibu ini merangkul pengawalnya tadi yang memang badannya ternyata jauh lebih seksi dari si ibu menteri karena tinggi besar dengan susu yang sangat montok tapi kencang sekali. Sementara mulutnya menciumi susu bu menteri, tangannya yang satu
aktif meremas remas selangkangan bu menteri. dan siibu menteri sendiri tangannya juga sibuk meremas susu pengawalnya itu. Ketika kuperhatikan pengawal yang satunya lagi, kulihat dia juga sudah telanjang bulat tetapi tetap saja bersandar didekat pintu sambil mengawasi gerakan kedua pasangan sejenis itu. Saat itu kulihat ibu menteri sudah telentang dimeja pijat yang ada diruang itu dengan kaki terkuak lebar dan pengawalnya asyik menjilati nonoknya. Aku menelan ludah, tak bisa kubayangkan bahwa seorang ibu menteri berselingkuh disanggar senamku, tetapi aku juga menyadari bahwa memang disinilah tempat yang paling aman karena pasti tak ada yang curiga. Ketika kucoba untuk mendekatkan lensa kamera rahasiaku kenonok bu menteri, aku lagi lagi menelan ludah karena itil bu menteri besar sekali seperti biji salak dengan warnanya yang merah muda, saat itu aku baru melihat bahwa sebenarnya ibu menteri jembutnya tebal juga, namun rupanya sengaja digunting agar supaya lebih mudah bila akan dijilati oleh pacar pacarnya. Saat itu perempuan yang satu lagi sudah mendekati ibu menteri dan memeluknya diatas meja pijat serta berciuman sementara tangannya meremas remas susu ibu menteri. Aku tak tahan melihat ini, tetapi aku tak bisa apa apa karena bila aku berani memergoki mereka, pastilah nama baik sanggarku akan jatuh sekaligus ketahuan kalau aku ini jago ngintip. Kutinggalkan ruang monitor dan keluar keruang depan, saat itu tiba tiba melintas didepanku Tina seorang instruktur senam yang belum berapa lama bekerja ditempatku, aku secara spontan memanggilnya, dia menoleh dan segera mendatangi aku. Kuajak dia menuju ruang pribadiku dan kupersilahkan dia duduk didepanku. Dengan agak genit tetapi tetap menunjukkan bahwa dia sedikit bingung Tina bertanya : " Ada apa Pak kok memanggil saya". Aku tersenyum dan berkata : " Kamu disini kan masih baru, apakah kamu sudah kerasan disini ?". Tina dengan cepat mengangguk, katanya : "kerasan Pak, suasananya menyenangkan". Kutanya lagi : "apakah gajimu mencukupi untuk semua kebutuhanmu ?". Lagi lagi Tina mengangguk sambil tersenyum. Aku sudah tahu pasti dia akan menjawab seperti itu, karena disini aku selalu membayar melebihi kebiasaan, hampir 3 kali lipat dari gaji ditempat lain, belum lagi antar jemput serta fasilitas kesehatan yang aku berikan, pasti dia kerasan dan puas. Melihat gayanya yang jinak itu aku mulai memasang jebakanku. " Sekarang umurmu berapa Tin?" " Dua puluh empat pak", jawabnya. Apakah kamu masih kuliah ?" "Tidak pak, saya malas, habis enak sih cari duit sendiri" katanya sambil tersenyum genit sekali. "Lalu uangmu dipakai buat apa, kalau tidak dipakai untuk kuliah, apa dipakai pacaran saja ?" Tina tertawa katanya" Kok enak uang buat pacaran, ya pacar saya yang mesti keluarin uang buat pacaran" Pertanyaanku mulai nekad: " Tina, kenapa sih sudah pakai baju senam yang bagus, kok masih memakai stocking lagi ?" Tina tertawa, "habis nanti bisa mengerikan tokh pak." Aku bertanya lagi, apa kamu kalau pakai baju senam itu masih pakai celana dalam ? Tina tak menjawab tetapi hanya menggeleng saja sambil tertawa. "Coba Tina kamu berdiri ya, saya kepengen lihat posturmu " Tina langsung berdiri didepanku sambil tersenyum senyum. Kuperhatikan badan Tina, badannya cukup tinggi kira kira 168 cm., buah dadanya tidak terlalu besar kira kira 34 tetapi pantatnya besar sekali menonjol bagus sekali. Ketika kuminta Tina mengangkat tangannya, kulihat ketiak Tina bersih sekali tanpa ada bulunya. Ketika kutanya, dia menjawab bahwa selalu dicukur dan dicabuti. Lalu yang bawah apa juga dicukur ? Tina tertawa geli, ya nggak dong pak, kalau dicukur buat apa saya pakai stocking. Kenapa nggak dicukur saja lanjutku, "sayang pak, habis tebel , justru saya pelihara biar tambah tebal"
Aku menatap dia dan kulanjutkan pertanyaanku, "Tina, apa kamu masih perawan ?" Tina tersipu malu dia tak menjawab malah bertanya kembali, apa maksudku bertanya seperti itu. Aku tidak menjawab tetapi justru terus mendesak dia. Akhirnya keluar jawaban Tina kalau dia sudah nggak perawan lagi. Ketika kutanya kapan terakhir kamu "main" diluar dugaan Tina menjawab barusan saja tadi malam. Aku makin berani, ketika kutanya, apakah kontol pacarnya gede, dia menjawab lumayan gedenya. Saat itu aku sudah nggak tahan lagi, aku membuka celanaku dan mengeluarkan kontolku sendiri. "Kalau dengan ini besar mana Tin ?" Tina merona wajahnya, tetapi matanya memperhatikan kontolku yang sudah ngaceng itu. "Besar kepunyaan bapak !", jawabnya. Aku tak menghiraukan jawabannya, tanganku meremas remas kontolku sendiri sambil mengocoknya pelan pelan. Dengan suara serak aku menanyakan Tina, apakah dia pernah menghisap kontol, dia hanya mengangguk. Kuraih pundak Tina dan kusodorkan kontolku untuk dihisapnya. Denga ragu ragu Tina menunduk dan mengulum ujung kontolku yang seperti topi baja itu. Terasa hangat bibir Tina. Tanganku mulai meremas susunya langsung dari balik baju senamnya, terasa lembut dan kenyal. Ternyata Tina sangat pintar menghisap kontol, kontolku yang panjang dan besar itu bisa dihisapnya sampai habis dan bahkan lidahnya bisa sampai menjilati pelirku. Luar biasa, kubisikkan pada Tina bahwa spermaku akan keluar, dia diam saja dan ......srot.srot.....croot... air maniku me-nyembur memenuhi rongga mulutnya, Tina benar benar menikmati semua ini, tangannya menekan pantatku sehingga kontolku betul betul masuk kedalam mulutnya. Dalam keadaan kegelian seperti itu, Tina tidak mau melepaskan kontolku, bahkan dia makin ganas memainkan lidahnya membersihkan kontolku dari sisa sisa air maniku. Semuanya ini membuatku jadi ngaceng lagi, aku tak merasakan apa apa selain kontolku terasa seperti kebal dan kaku sekali. Tina menyeringai melihat kontolku yang tetap ngaceng meskipun baru saja memuntahkan laharnya. Dibukanya pakaian senamnya yang ketat itu sehingga telanjang bulat, badan Tina sangat seksi, buah dadanya lumayan besar dan kencang sekali dengan pinggang yang kecil dan pantat yang sangat besar sekali. Jembut Tina seperti yang dikatakannya, sangat tebal sekali. Hitam legam sangat kontras dengan kulitnya yang putih itu. Kudorong Tina kedepan meja kerjaku dan kubisikkan pada Tina agar ia menungging, Tina menurut saja. Ia menelungkup diatas meja sambil berdiri, aku tambah terangsang melihat pantat Tina yang besar, dan nonoknya yang penuh bulu dengan liang berwarna merah kehitaman agak menganga menantikan kontolku. Aku tidak langsung memasukkan kontolku keliang nonok Tina, tetapi aku mulai menjilati liang dubur Tina, sehingga Tina menggeliat geliat kegelian sementara tanganku mencari cari itil Tina untuk menambah rangsangan bagi Tina, ketika kutemukan aku mulai memilinnya dan memasukkan jari jariku kedalam liang nonoknya, Tina makin menggeliat dan liang nonoknya mulai berlendir, tangannya menggapai gapai mencari batang kontolku, dan begitu ketemu langsung saja ditariknya membuat aku kesakitan dan mendekatkan kontolku keliang nonoknya sesuai kemauan Tina, begitu Tina berhasil menyelipkan kontolku diantara bibir kemaluannya, Tina langsung menggerakkan pantatnya kebelakang dan,...... slep.. blus...kontolku ambles kedalam liang Tina. Tanganku juga menggapai buah dada Tina yang montok dan kenyal itu, kuremas remas sekuatku sambil menikmati legitnya nonok Tina yang sempit dan berpasir itu, Tina tidak terlalu banyak bergerak untuk mengimbangi keluar masuknya kontolku, tetapi kurasakan nonoknya secara ritmis memijat mijat dan memeras kontolku, aku benar benar merasakan kenikmatan yang luar biasa. Bayangkan setiap kali aku menarik kontolku Tina selalu merapatkan liang nonoknya sehingga kontolku seperti diurut, tetapi begitu aku menusukkan kontolku kembali ia merapatkan liang nonoknya sehingga kontolku kali ini terasa seperti ditarik kulupnya menimbulkan rasa geli yang tak bisa kukatakan disini. Tina mulai mendesah desah merasakan kenikmatan persetubuhan ini, gerakannya mulai kacau. Aku mencabut kontolku dan sekarang kubaringkan tubuhku diatas karpet kantorku dan kusuruh Tina menindihi aku. Tina yang sudah dipenuhi oleh birahi langsung saja menduduki kontolku yang tetap ngaceng itu. Dengan posisi kuda kudaan seperti ini membuat aku puas menikmati kecantikan dan keseksian Tina kulihat nonok Tina yang berjembut lebat itu kembang kempis setiap kali menelan kontolku. Gerakan Tina makin keras naik turun naik turun sampai tiba tiba Tina menekan pantatnya keras keras dan merintih keras sekali katanya :....aduh....pak....sssaya .... kkkelluuuaaaar .........!!! Aku tak dapat menahan diriku lagi karena pada saat itu kurasakan liang nonok Tina memeras kontolku secara ritmik dibarengi rasa hangat disekujur batang kontolku, maka akupun mengerang dan menggeliat sementara ujung kontolku sekali lagi menyemburkan spermaku untuk kedua kalinya .......... srooot......sroot ........ crooooot.........
Tina merebahkan badannya keatas dadaku, susunya yang montok dan berkeringat itu bercampur baur dengan keringatku sendiri. Aku benar benar merasakan kepuasan yang tak ada taranya, Apalagi meskipun sudah mencapai orgasme, nonok Tina masih terus mengejang ejang membuat kontolku terasa linu karena geli dan enak bercampur jadi satu. Kubiarkan saja Tina terlelap diatas tubuhku, karena dengan cara itu aku leluasa mengelus elus pantatnya yang lebar dan sekaligus menciumi bibirnya yang merangsang itu. Benar benar asyik....................
 
== Album ==