Sidoagung, Sruweng, Kebumen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Feryrosyadi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rintojiang (bicara | kontrib)
k ←Suntingan Feryrosyadi (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh 152.118.24.10
Baris 11:
|kepadatan =-
}}
'''Sidoagung''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Sruweng, Kebumen|Sruweng]], [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].Sebagian besar penduduknya adalah petani.Dengan jumlah sekolah yaitu 5 sekolah negeri yang terdiri dari SDN 1, SDN 2, SDN 3, SDN 4, dan SDN 5. Namun Karna jarak antar SDN 3 dan SDN 4 jarak sekolah yang berdekatan, maka Kedua sekolah itu kini dijadikan satu sekolahn yaitu SDN 3. Seperti desa lainnya, desa ini pun dipimpin oleh seorang kepala desa. Yang saat ini dijabat oleh Lurah Mulyanto dari desa Curug.
Nama "Sidoagung" yang berarti "menjadi besar" diambil karena desa ini merupakan gabungan dari dua desa dan kini Sidoagung menjadi desa dengan wilayah geografis terluas di kecamatan Sruweng. Tokoh yang terkenal dan lahir di desa ini adalah [[ki ageng paank]] dengan kitabnya yang termasyhur di masyarakat kebumen yaitu kitab [[awur-awur angin]] (kiye sapa yah? gawe keterangan koh ngawur ora nganggo dasar)
 
Tokoh-tokoh masyarakat diantaranya :
1. Alm. H.Sudjono (Kamitua) menjabat 2 kali Periode Lurah
2. H. Mbah Kasimah (Dukun Bayi) yang juga termasuk nenek saya.
3. Mbah Murtin (Dukun Bayi)
 
 
Tempat Wisata :
1. Gua Landak. Gua ini terletak di dukuh ketegong. Gua ini ditemukan oleh 5 anak yang sedang mencari kelelawar, kemudian mereka masuk ke suatu lubang, dan mereka tertusuk duri-duri dari bulu landak. kemudian Gua itu yang sebelumnya masih berlobang kecil, digali dan diperlebar. Dan kemudian dinamakan Gua Landak, atau istilah lain Gua Landak Watu Gowok. Konon dalam masa Penjajahan, tempat ini dijadikan tempat persembunyian pangeran diponegoro saat dikejar-kejar belanda.
 
2. Curug. Merupakan air terjun yang terletak didesa Cicurug (desa Curug).
 
{{Sruweng, Kebumen}}