Pesawat pencegat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Reindra (bicara | kontrib)
k Rancangan
Reindra (bicara | kontrib)
k Rancangan
Baris 8:
 
Kedua-dua jenis pesawat terbang ini mengorbankan kinerja peran [[pesawat tempur superioritas udara]] (yaitu, memerangi pesawat tempur musuh) dengan lebih menitikberatkan kinerjanya pada kecepatan mendaki maupun kecepatan tinggi. Hasilnya adalah pesawat pencegat seringkali terlihat begitu mengesankan di atas kertas, biasanya bergerak lebih cepat, mendaki lebih cepat, dan melepaskan tembakan lebih cepat, sebuah rancangan pesawat tempur yang tidak begitu dikhususkan. Kelemahan pesawat pencegat adalah bergerak kurang lincah ketika memerangi pesawat "yang kurang berkemampuan" karena terbatasnya kemampuan bermanuver.
 
<!--
Pada dasawarsa 1970-an, penggunaan pesawat pencegat semakin berkurang karena perannya dikaburkan oleh peran pesawat tempur superioritas udara kelas berat, yang kian mendominasi pemikiran militer pada zaman itu. Terlebih lagi, adalah dapat dipertanggungjawabkan bahwa perubahan ancaman yang lebih besar pada zaman itu — persenjataan nuklir yang dapat diangkut oleh pesawat pengebom kian berkembang menjadi beraneka macam sistem peluru kendali — meninggalkan pesawat tempur bergaya-pencegat tanpa sasaran utamanya. Kini misi pencegatan pada umumnya diserahkan kepada pesawat tempur "barisan utama"; misalnya, [[Angkatan Udara Amerika Serikat]] mengandalkan pertahanannya pada pesawat tempur [[F-15 Eagle]] dan [[F-16 Fighting Falcon]]. Perkecualian adalah berlaku bagi Uni Soviet, yang masih memelihara sejumlah pesawat pencegat untuk memberikan daya cakup wilayahnya yang teramat luas dan pesisir pantainya yang jarang berpenghuni, dan, mungkin juga, Britania Raya, yang memperkenalkan armada [[Panavia Tornado]] yang dimodifikasi pada dasawarsa 1980-an dan tetap menggunakannya sambil menunggu diluncurkannya [[Eurofighter Typhoon]] pada tahun 2005. Eurofighter Typhoon kini menggantikan peran pesawat pencegat, sedangkan Tornado kini digunakan sebagai pesawat tempur superioritas udara dan juga sebagai penyerang.
In the 1970s, the utility of interceptors waned as the role became blurred into the roles of the heavy air superiority fighters dominant in military thinking at the time. In addition, it is arguable that the change of the great threat of the era — nuclear weapons that were carried on bombers being moved to various missile systems — left the interceptor-style aircraft without its primary target. Today interceptor missions are generally relegated to "mainline" fighters; for instance, the [[US Air Force]] bases its defense on its [[McDonnell Douglas F-15 Eagle|F-15]] and [[F-16]] fighters. The exceptions are the USSR, who maintained a number of dedicated interceptors in order to provide coverage over its huge and little inhabited coastline, and, perhaps oddly, the UK, who introduced a fleet of modified [[Panavia Tornado]]s in the 1980s and continued to use them while awaiting the introduction of the [[Eurofighter Typhoon]] in 2005. The Eurofighter Typhoon has now replaced the role of an interceptor and the Tornado is now used for air superiority and attack.
-->
 
=== Pertahanan titik ===