Pesawat pencegat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Reindra (bicara | kontrib)
k sedang digarap
Reindra (bicara | kontrib)
k Pertahanan titik
Baris 20:
 
Ketika [[Komando Pengebom Angkatan Udara Britania Raya]] memulakan kampanye pengebomannya di Jerman, sebagian besar misi ini dilakukan pada malam hari, tidak dikawal, atau didukung oleh [[pesawat tempur malam]] bermesin dua, berukuran lebih besar, dan berdaya jelajah luas. Tetapi ketika peperangan semakin meluas, Komando Pengebom menambah jumlah misinya di siang hari. [[Supermarine Spitfire]], dirancang beberapa tahun sebelum perang terjadi, diadaptasi untuk menjalani peran lain – mesin yang lebih lawas dipasang-kembali pada skuadron tempur-pengebom, sedangkan yang lebih baru dikembangkan menjadi pesawat pencegat. Kemudian, Spitfire yang bermesinkan [[Rolls-Royce Griffon|Griffon]] utamanya dipelihara di Inggris untuk melawan [[V-1]] dan serangan pengeboman oleh pesawat pengebom tunggal cepat asal Jerman. Rancangan yang lebih baru, seperti [[Hawker Tempest]], dan [[P-51 Mustang]] dibeli di bawah persyaratan [[Pinjam-Sewa]], akan mengisi kesenjangan pesawat tempur konvensional dan berjelajah panjang.
<!--
The Germans, quickly losing their ability to project their airpower over enemy territory, no longer had much requirement for a long-range escort fighter. They were obliged to keep using the Bf 109 throughout the war, although it and newer designs were developed as fighter bombers, the ''[[Luftwaffe]]'''s most critical requirement was for interceptors as the Commonwealth and American air forces pounded German targets day and night. As the bombing effort grew, notably in early 1944, the Luftwaffe attempted to introduce a number of high-performance designs like the [[Messerschmitt Me 163]] ''Komet'' and even odder designs like the [[Bachem Ba 349]] ''Natter'' in the very-short-range interceptor role. In general these designs proved difficult to operate, and had little effect on the bombing effort.
 
Bangsa Jerman segera saja kehilangan kemampuan untuk memprojekkan kekuatan udara mereka di atas wilayah musuh, tidak lagi diperlukan persyaratan yang lebih banyak untuk pesawat tempur pengawal berjelajah panjang. Mereka diharuskan untuk tetap menggunakan Bf 109 selama peperangan, kendati pesawat itu dan pesawat yang lebih baru dikembangkan sebagai pesawat tempur pengebom, keperluan ''[[Luftwaffe]]''' (Angkatan Udara Jerman) yang paling mendesak adalah pesawat pencegat, karena angkatan udara Amerika dan Persemakmuran menggempur Jerman siang dan malam. Seiring dengan bertambahnya upaya pengeboman, terutama pada permulaan tahun 1944, Luftwaffe berupaya memperkenalkan sejumalah pesawat berkinerja tinggi seperti [[Messerschmitt Me 163]] ''Komet'' dan bahkan pesawat yang aneh seperti [[Bachem Ba 349]] ''Natter'' untuk berperan sebagai pesawat tempur pencegat berjelajah sangat pendek. Pada umumnya, pesawa-pesawat ini terbukti sulit dioperasikan, dan memiliki dampak getar yang kecil pada upaya pengeboman.
[[File:Raptor and TU-95.jpg|thumb|A [[F-22]] from [[Elmendorf AFB]], [[Alaska]] intercepting a Russian [[Tupolev Tu-95]] near Alaskan airspace]]
 
[[FileBerkas:Raptor and TU-95.jpg|thumb|A [[F-22]] fromdari [[ElmendorfPangkalan AFB]]Udara Elmendorf, [[Alaska]] intercepting a Russianmencegat [[Tupolev Tu-95]] nearmilik Alaskan[[Rusia]] airspacedi dekat wilayah udara Alaskan.]]
<!--
In the [[Cold War]], bombers were expected to attack flying higher and faster (near supersonic). This led to fighter designs emphasizing acceleration and operational ceiling, such as the mixed power (jet/rocket) [[Saunders Roe SR.53]], or [[Convair XF-92]], or Soviet trials with catapult launched [[MiG-19]]s, although none of them found practical use. Improvements in jet engines made the rocket assistance redundant, and a new series of designs evolved that were purely jet powered, including the [[MiG-21]], [[English Electric Lightning]] and [[F-104 Starfighter]]. This class of aircraft has since disappeared completely; ever increasing engine power has made even small aircraft suitable for practically any role, and aircraft that would have fallen into this class are generally multi-role and find most of their use in the attack role.
-->