Wali Sanga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k +Lihat pula
Sabrangi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 64:
Syekh Jumadil Qubro berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah. Ia diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Sayidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Makamnya ada di beberapa tempat, yaitu di Semarang, Trowulan, dan di desa Turgo (dekat Pelawangan), Jogjakarta. Belum diketahui yang mana yang betul-betul makamnya. Syekh Jumadil Qubro, dan kedua anaknya, Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq bersama sama datang ke pulau Jawa. Setelah itu mereka berpisah, Syekh Jumadil Qubro tetap di pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim ke Champa, Vietnam Selatan, dan adiknya Maulana Ishaq mengislamkan Samudra Pasai.
 
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa ia adalah ayah dari Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq, yang menjadi ulama ternama di Indonesia. Maulana Malik Ibrahim mengislamkan Kerajaan Champa, dan adiknya, Maulana Ishaq, mengislamkan Samudra Pasai. Bila demikian, beberapa Walisongo, yaitu Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) adalah cucunya, dan Sunan Bonang, Sunan Drajad dan Sunan Kudus adalah buyutnya. Maka bisa dikatakan bahwa para Walisongo dapat saja merupakan keturunan etnis Uzbek, selain kemungkinan lainnya yaitu etnis Persia, Gujarat, ataupun Hadramaut. Bahkan menurut catatan di [[Goa Batu]], Semarang, ada kemungkinan bahwa tujuh dari sembilan Walisongo kemungkinan adalah keturunan keluarga dan rekan Panglima Cheng-Ho.
 
===Syekh Maulana Akbar===