Raden Patah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Raden Patah''' (bergelar ''Alam Akbar Al Fattah''), adalah pendiri [[Kesultanan Demak]], pada tahun [[1478]]. Ia sebenarnya adalah putra raja Majapahit [[Brawijaya]]. Ibunya adalah keturunan [[Champa]] (sekarang di perbatasan Kamboja dan Vietnam) yang beragama Islam. Dalam pemerintahannya, ia banyak dibantu oleh para [[Walisongo]] yang beberapa diantaranya memiliki berkerabat dengannya melalui jalur ibu. (http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Champa)
Pada awal abad keempat-belas, Kaisar Yan Lu dari dynasti Ming mengirimkan
kepada Brawijaya dikerajaan Majapahit sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Pada saat itu, Raja Brawijaya sudah memiliki permaisuri dengan yang berasal Champa, dan memiliki julukan Ratu Ayu Kencono Wungu. Sang permaisuri memiliki ketidak cocokan dengan putri pemberian Kaisar Yan Lu.
Akhirnya Raja Brawijaya dengan berat hati harus menyingkirkan Puteri cantik ini dari Majapahit.
Dalam keadaan mengandung Puteri cantik itu dihibahkan oleh Raja Brawijaya kepada Adipati Palembang, Arya Sedamar. Dan disanalah Jim-Bun atau Raden Patah dilahirkan.
Dari Arya Sedamar, putri ini memiliki seorang anak laki laki. Dengan kata lain Raden Patah memiliki adik laki laki seibu, tapi berbeda ayah.
Setelah dewasa Raden Patah, bersama adiknya berlayar ke Tuban untuk belajar di Ampel Denta. Raden Patah mendarat dipelabuhan Tuban sekitar tahun 1419 Masehi.
Jim-Bun atau Raden Patah sempat tinggal beberapa lama di Ngampel-delta dirumah pamannya, kakak-misan puteri Campa, Sunan Ngampel dan saudagar2 besar muslim ketika itu.▼
Ibunda Raden Patah disemayamkan di Rembang.
▲Jim-Bun atau Raden Patah sempat tinggal beberapa lama di Ngampel-delta dirumah pamannya, kakak-misan
Disana ia pula mendapat dukungan dari rekan2 utusan Kaisar Cina, Panglima Cheng Ho atau juga dikenal sebagai Dampu-awang atau Sam Poo Tai-jin. Panglima berasal dari Xin-Kiang, pengenal Islam. Menurut catatan digoa Batu, Semarang tujuh dari sembilan para Wali-Songo adalah keluarga dan rekan Panglima Cheng-Ho yang juga beasal dari daratan China.
|