Kuryokalangan, Gabus, Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{desa
|peta =
|nama = Kuryokalangan
|provinsi = Jawa Tengah
|dati2 = Kabupaten
|nama dati2 = Pati
|kecamatan = Gabus
|nama pemimpin =sutrimo Sutrimo, Am.Pd.( periode 2002 - 2012 )
|luas =- 252,452 hektar.
|penduduk =- 2.903 jiwa.( Sensus Januari 2011 )
|kepadatan =- 1 : 869
}}
'''Kuryokalangan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Gabus, Pati|Gabus]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
Baris 18:
Mbah Parmo juga menuturkan bahwa pohon Doro yang berada tidak jauh dari pohon Asem duhulu adalah lokasi kediaman Singgo Joyo. Rumah beliau menghadap ke selatan dengan pohon asem sebagai penandanya. Asem besar sebagai rumah depan dan asem kecil sebagai rumah belakang. Di sebelah barat rumah beliau juga terdapat sungai yang mengalir sebagai sarana keperluan sehari-hari. Sedangkan tempat yang oleh warga sekitar disebut “Sigit” dahulu rencananya akan dibangun sebuah masjid. Namun sebelum pembangunan masjid dimulai, Singgo Joyo terlebih dahulu wafat sehingga rencana pembangunan masjid belum terlaksana.
Di wilayah desa Kuryokalangan, khususnya dukuh kalangan, terdapat sebuah mitos yang diyakini oleh warga. Warga setempat yang akan melangsungkan pernikahan hendaknya mengunjungi pohon asem atau biasa disebut Mubeng Asem. Mubeng Asem dilakukan oleh mempelai laki-laki sebelum melaksanakan upacara pernikahan guna menghormati adat yang berlaku dalam masyarakat( bagi yang percaya ). Menurut cerita, kebiasaan tersebut awalnya diminta untuk dilaksanakan oleh istri Singgo Joyo yang senang melihat pengantin. Selain kebiasaan Mubeng Asem, ada juga bentuk kegiatan lain yang masih dipertahankan untuk dilaksanakan masyarakat di sekitar pohon asem. Warga setempat menyebutnya sebagai ritual “manganan”, yaitu melaksanakan hajatan secara sederhana dengan mengundang beberapa orang dan membaca doa-doa atau tahlilan. Manganan biasanya dilaksanakan ketika seseorang mempunyai keinginan atau hajat dengan harapan mereka mendapat ridlo dari Allah SWT. Kebiasaan ini duhulu sengaja dianjurkan oleh Singgo Joyo dengan maksud agar seseorang mau bersedekah atau berbagi rejeki antara satu dengan yang lain.
Perlu diketahui bahwa makam Singgo Joyo tidak terletak di area pohon asem. Makam beliua berada dikomplek pemakaman Sunan Muria di gunung Muria. Tepatnya berada di dekat pintu masuk atau pelawangan komplek pemakaman Sunan Muria. Guna mengenang dan menghormati jasa-jasa beliau para pemuda memberikan nama Singgo Joyo untuk team sepak bola yang ada di Kuryokalangan saat ini dipimpin oleh Bapak Hayyin Nukman, SH. dan tiem ini pernah beberapa kali Juara. Juara 1 tingkat Kecamatan Gabus pada tahun 1995 dalam rangka HUT Kemerdekaan, Juara 1 tingkat Kecamatan tahun 2004 dalam rangka HUT Golkar, Juara 1 tingkat Kabupaten Pati tahun 2005 yang diselenggarakan oleh Prima Abadi Motor ( Priamor CUP ) ngeluk Panjunan Pati, Juara 1 tingkat Kabupaten kelompok U-15 di Ngepung rejo, dan Juara 2 Tingkat Kabupaten Boladiator yang diselenggarakan Produk Minuman Energi EKSTRA JOSS.
 
Sebuah desa dikaki gunung Muria, dengan view gunung-gunung serta pegunungan kendeng disebelah selatan, pasti akan memajakan kita. apalagi jika cuaca sedang cerah dengan angin semilir, membuat seakan kita tak rela sedikitpun jika mata ini harus berkedip. hasil utama dari masyarakat kuryokalangan adalah dari sektor pertanian. selain itu, konveksi menjadi andalan yang kedua. hasil konveksi antara lain: celana, baju dan jaket. Hasil produksinya dikirim ke seluruh penjuru tanah air, hingga pelosok kalimantan. Ada juga beberapa orang yang ingin memanfaatkan lahan-lahan yang kosong dengan menanam jambu citra dan kelengkeng pimpong. jambu citra terbanyak dikebun Bapak Abdul Kalim sekitar 100 pohon umur 3 tahun dan beberapa pohon dirumah-rumah penduduk.
 
Peternakan pun menjadi salah satu tumpuan hidup sebagian penduduk. di sebelah utara berbatasan dengan desa mojolawaran, disebelah barat dan selatan berbatasan dengan bogotanjung, dan desa sugihrejo di timur. ada Roudlotul Atfal ( RA ) dengan murid sebanyak kurang lebih 96 anak dengan seorang kepala RA Ibu Umdah Inayah, S.H. 2 sekolah dasar dan 1 madrasah ibtidaiyah/ MI (setingkat SD)yang bernama Madrasah Hidayatul Hidayah dengan seorang Kepala Bapak KH. Muh Nur Habib, Z.A. 1 Madrasah Tsanawiyah/ MTS ( setingkat SMP ) yang bernama MTs Abadiyah dipimpin Seorang Kepala Sekolah Drs. Saiful Islam dari desa Sambirejo Gabus terdiri 14 Kelas dan 1 Madrasah Aliyah / MA (setingkat SMA)yang bernama Madrasah Aliyah Abadiyah dengan Seorang Kepala Sekolah Bapak Abdul Kalim, S.Pd.I, MM.dari desa Kuryokalangan dengan jumlah kelas 10 buah. ada satu lagi yaitu Pondok Pesantren Nurul Huda sebagai pengasuh Bapak KH. Abdul MikhitMukhit Ahmad dengan murid sekitar 300 anak. Masyarakat yang relegius membuat desa ini nyaman dan aman untuk ditinggali. ada 2 masjid 1. Masjid Baitul Muttqin I, sebagai Takmir Bapak Abdul Kalim, S.Pd.I, MM. 2. Masjid Baitul Muttaqin II, sebagai takmir Bapak Moh. Zaeni dan puluhan mushola. banyak kyai dan ulama menjadiBapak salahKH. satuMoh Nur Habib, ZA., KH. Abu Thoyyib, KH. Abdul Mukhit Ahmad, KH. Moh Khoeri, Kyai Syafi,i Ahmad, KH. Nur Kalimi, Kyai Rifa'i, dan faktornyalainnya. Lingkungan yang Asri dan jauh dari kebisingan kota, seakan Tinggal disurga. udara sejuk, masyarakat yang ramah, dan tanah yang subur, surga bagi para penghuninya. akan tetapi suasana yang sedemikian indah, menjadi tak bermakna karena ditinggal sebagian dari para pemudanya. tuntutan ekonomi dan beban hidup yang semakin besar, mengusik hati para pemuda untuk beranjak keluar kota bahkan luar negri.
 
{{Gabus, Pati}}