Pertempuran Avarayr: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Alagos (bicara | kontrib)
Baris 27:
Kebijakan Yazdegerd, alih-alih mencegah, malah memicu perlawanan kaum Kristen di Armenia. Ketika berita mengenai tekanan oleh Persia Sassaniyah diketahui oleh rakyat Armenia, pemberontakan pun pecah. Dalam perjalanan pulang, para bangsawan, dengan dipimpin oleh [[Vartan Mamikonian]], bergabung dengan para pemberontak. Setelah mendengar kabar mengenai pemberontakan, Yazdegerd II mengumpulkan pasukan untuk menyerang Armenia. Vartan Mamikonian meminta bantuan pada [[Konstantinopel]] karena dia punya hubungan baik dengan [[Theodosius II]], yang menjadikannya jenderal. Bantuan tersebut datang terlambat.
 
[[Berkas:Battle of Avarayr.gif|300px|thumb|left|Skema Pertempuran Avarayr.]]
== Pertempuran ==
Sekitar 66.000 tentara Armenia melakukan [[Perjamuan Kudus]] sebelum maju ke medan pertempuran. Pasukan ini sebagian besar terdiri dari rakyat yang memberontak, dan bukan merupakan tentara profesional. Namun para bangsawan yang memimpin mereka merupakan tentara sungguhan, banyak di antara mereka adalah veteran dari masa peperangan dinasti Sassaniyah dengan [[Romawi]] serta dengan kaum-kaum [[nomad]] di Asia tengah. Bangsa Armenia diperbolehkan mengelola pasukan nasional yang dipimpin oleh komandan tertinggi (sparapet) yang biasanya berasal dari keluarga bangsawan Mamikonian. Kavaleri Armenia, pada saat itu, merupakan pasukan elit yang diakui sebagai sekutu taktis baik oleh Persia maupun Bizantium. Dalam konflik ini, baik tentara ataupun rakyat jelata sangat termotivasi untuk membela agama mereka. Pasukan Persia Sassaniyah, dikatakan tiga kali lebih banyak, meliputi [[Gajah perang Persia|gajah perang]] dan [[kavaleri Savārān]] (pasukan Abadi Baru) yang terkenal. Sebelum pertempuran, Beberapa bangsawan Armenia bersana dengan sejumlah simpatisan Kristiani, dipimpin oleh [[Vasak Siuni]], mendatangi pasukan Persia dan menjadi pendukung Persia untuk kemudian melawan pasukan Armenia. Vartan berhasil memimpin pasukan Armenia untuk melakukan serangan awal yang sukses namun pada akhirnya dia terbunuh bersama delapan perwira tingginya.