Carlos Filipe Ximenes Belo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RobotQuistnix (bicara | kontrib)
k Filipe, not Felipe
Baris 1:
'''Carlos FelipeFilipe Ximenes Belo''' (lahir [[3 Februari]] [[1948]]) adalah seorang [[uskup]] [[Katolik Roma]] yang bersama dengan [[José Ramos Horta]] menerima [[Penghargaan Perdamaian Nobel]] [[1996]], untuk usaha mereka "menuju penyelesaian yang adil dan damai atas konflik di [[Timor Timur]]".
 
[[Image:carlosbelo.jpg|frame|Uskup Carlos Belo (kiri)]]
 
==Biografi==
Anak ke-5 dari Domingo Vaz Filipe dan Ermelinda Baptista Filipe, Carlos FelipeFilipe Ximenes Belo dilahirkan di desa Wailakama, dekat Vemasse, di pesisir utara [[Timor Timur]]. Ayahnya, seorang guru sekolah, meninggal dua tahun kemudian. Masa kecilnya dihabiskan di sekolah Katolik di [[Baucau]] dan Ossu, lalu ia pindah ke seminari kecil Dare, di luar kota [[Dili]] dan lulus pada [[1968]]. Dari [[1969]] sampai [[1981]], selain dari masa latihan kerja ([[1974]]-[[1976]]) di Timor Timur dan di [[Makau]], dia berada di [[Portugal]] dan [[Roma]] setelah menjadi anggota dari [[Serikat Salesian]]. Di sana dia belajar [[filsafat]] dan [[teologi]] sebelum diresmikan menjadi pastur pada [[1980]].
 
Kembali ke Timor Timur pada Juli [[1981]] dia menjadi guru selama 20 bulan, dan kemudian, selama dua bulan, menjadi Direktur di Kolese Salesian di Fatumaca. Ketika [[Martinho da Costa Lopes]] mengundurkan diri pada [[1983]], Carlos FelipeFilipe Ximenes Belo ditunjuk Administrator Apostolik diosis Dili, menjadi pemimpin Gereja Timor Timur dan bertanggung jawab secara langsung kepada Paus. Pada [[1988]] dia ditahbiskan sebagai [[Uskup]] di Lorium, Italia.
 
Pastur Belo merupakan pilihan Duta Besar Vatikan di [[Jakarta]] dan pemimpin [[Indonesia]] karena ia kelihatan penurut, tetapi ia bukan pilihan dari pastur Timor yang tidak menghadiri penahbisannya. Namun dalam waktu lima bulan sejak dia menjabat posisinya dia memprotes keras, dalam khotbahnya di Katedral, terhadap kebrutalan [[pembantaian Kraras]] (1983) dan mengutuk penanahan banyak oleh pemerintah Indonesia. Gereja merupakan satu-satunya institusi yang mampu berkomunikasi dengan dunia luar. Dengan pemahaman ini Administrator Apostolik yang baru ini mulai menulis banyak surat dan membangun hubungan dengan luar negeri, meskipun pihak Indonesia berusaha untuk semakin mengisolasinya sementara dunia pada umumnya dan Gereja Katolik tidak kelihatan berminat.
Baris 24:
Pada Juli 2004, Uskup Belo memikul tugas misinya di [[Maputo]], [[Mozambik]].
 
[[Category:Kelahiran 1948|Belo, Carlos FelipeFilipe Ximenes]]
[[Category:Pemenang Hadiah Perdamaian Nobel|Belo, Carlos FelipeFilipe Ximenes]]
[[Category:Tokoh Katolik|Belo, Carlos FelipeFilipe Ximenes]]
[[Category:Tokoh Timor Timur|Belo, Carlos FelipeFilipe Ximenes]]
[[Category:Uskup Katolik Roma|Belo, Carlos FelipeFilipe Ximenes]]
[[Category:Misionaris Katolik Roma|Belo, Carlos Filipe Ximenes]]