Majapahit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Gunkarta (bicara | kontrib)
Baris 81:
Ketika Majapahit didirikan, pedagang [[Muslim]] dan para penyebar agama sudah mulai memasuki [[Nusantara]]. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan [[Islam]], yaitu [[Kesultanan Malaka]], mulai muncul di bagian barat Nusantara<ref name="Ricklefs_57">Ricklefs (2005), hal. 57.</ref>. Di bagian barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan [[Kesultanan Malaka]] yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai [[Selat Malaka]] dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
 
[[Berkas:Muzium Negara KL38.JPG|thumb|right|Sebuah tampilan model kapal Majapahit di ''[[MuziumMuseum Negara Malaysia]]'', [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]].]]
 
Singhawikramawardhana memindahkan ibu kota kerajaan lebih jauh ke pedalaman di [[Daha]] (bekas ibu kota [[Kerajaan Kediri]]) dan terus memerintah disana hingga digantikan oleh putranya [[Dyah Ranawijaya|Ranawijaya]] pada tahun 1474. Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dan mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474 hingga 1519 dengan gelar Girindrawardhana. Meskipun demikian kekuatan Majapahit telah melemah akibat konflik dinasti ini dan mulai bangkitnya kekuatan kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa.