Babad Arya Tabanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alittresna (bicara | kontrib)
Alittresna (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36:
 
== I. '''Arya Kenceng, Raja Tabanan I''' ==
KerajaanKerajaannya di Pucangan / Buahan Tabanan, permaisurinya adalah keturunan Brahmana dari Ketepeng Reges. Dari ini lahirlah 2 orang putra :
 
'''Dari permaisurinya keturunan Brahmana dari Ketepeng Reges lahir 2 orang putra :'''
1. Shri Megada Parabhu / Dewa Raka ( Tidak berminat dengan keduniawian, membangun pesraman di Kubon Tingguh ), Beliau mengangkat 5 orang anak asuh ( Putra Upon-Upon ) :
 
'''1.''' Shri Megada Parabhu / Dewa Raka ( Tidak berminat dengan keduniawian, membangun pesraman di Kubon Tingguh ), Beliau mengangkat 5 orang anak asuh ( Putra Upon-Upon ) :
* 1. Ki Bendesa Beng
* 2. Ki Guliang di Rejasa
Baris 45 ⟶ 47:
* 5. Ki Tegehen di Buahan
 
2.'''2. Shri Megada Natha / Dewa Made / Arya Yasan '''
 
 
'''Dari istri yang lain, seorang putri dari Tegeh Kuri, lahir 2 orang putra :''' :
 
3. '''3. Kiyai Tegeh ( Arya Kenceng Tegeh Kori bukan Kuri )'''. Merupakan Putra kandung dari Arya Kenceng yang beribu dari desa Tegeh di Tabanan( bukan putra Dalem yang diberikan kepada Arya Kenceng, menurut babad versi Benculuk Tegeh Kori / http://bali.stitidharma.org/babad-arya-tegeh-kuri/ ), Beliau membangun Kerajaan di Badung, diselatan kuburan Badung ( Tegal ) dengan nama '''Puri Tegeh Kori''' ( sekarang bernama Gria Jro Agung Tegal ), karena ada konflik di intern keluarga maka beliau meninggalkan puri di Tegal dan pindah ke Kapal. Di Kapal sempat membuat mrajan dengan nama "Mrajan Mayun " yang sama dengan nama mrajan sewaktu di Tegal, dan odalannya sama yaitu pada saat "Pagerwesi". Dari sana para putra berpencar mencari tempat. Kini pretisentananya ( keturunannya ) berada di Puri Agung Tegal Tamu, Batubulan, Gianyar dan Jero Gelgel di Mengwitani( Badung), Jro Tegeh di Malkangin Tabanan. Dan dalam babad perjalanan Kiyai Tegeh ( Arya Kenceng Tegeh Kori ) tidak pernah membuat istana di Benculuk atau sekarang di sebut Tonja apalagi sampai membangun mrajan Kawitan di Tonja. Di Puri Tegeh Kori beliau berkuasa sampai generasi ke empat.<ref>Lontar-Lontar Kuno dan Raja Purana di Puri Agung Tegal Tamu </ref>
 
Adapun putra -putra dari Arya Kenceng Tegeh Kori IV adalah :
Baris 73 ⟶ 75:
 
'''4.''' Nyai Luh Tegeh
 
== II. '''Shri Magada Natha / Arya Yasan, Raja Tabanan II ''' ==
Baris 295 ⟶ 297:
* 9. Sagung Wah ( terkenal memimpin Bebalikan Wangaya, perang melawan Belanda )
 
== XXI. '''I GustiSirarya Ngurah Rai Perang / I Ratu Puri Dangin / Ida Cokorda Rai Tabanan<ref>RIWAYAT BERDIRI SAMPAI RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASANA TABANAN, KERAMBITAN, DESEMBER 1999, Penyusun : I Gusti Made Aman, Hal. 84 </ref> ,(abhiseka: I Gusti Ngurah Agung) Raja XXI (Tahun 1903 - 1906),Raja Singasana Terakhir sebelum Dijajah oleh Belanda''' ==
 
 
Beliau dari Puri Dangin Tabanan, kembali masuk ke Puri Singasana setelah semua Putra mahkota wafat, merupakan '''Raja Tabanan ke XXI''' berkuasa dari tahun 1903 s/d 1906. Ida I Gst Ngr Rai Perang tewas muput raga (menusuk diri sendiri) di Denpasar pada tahun 1906 karena tidak mau tunduk kepada Belanda, Putra mahkota Raja Tabanan Ki Gusti Ngurah Gede Pegeg, juga ikut mengakhiri dirinya bersama ayah beliau. Sehingga hanya tersisa 2 dua orang Putri Raja dari permaisuri yakni Sagung Ayu Oka dan Sagung Ayu Putu, yang kemudian keduanya pindah dan menetap di Puri Anom Tabanan, karena Puri Agung Singasana Tabanan dibakar habis oleh Belanda. Sagung Ayu Oka kemudian menikah dengan Cramer seorang Klerk Kontrolir Belanda, dan Sagung Ayu Putu menikah dengan Ki Gusti Ngurah Anom, di Puri Anom Tabanan.