Sejarah penyebaran agama Kristen ke suku Batak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT02Martin (bicara | kontrib) |
PT02Martin (bicara | kontrib) |
||
Baris 15:
=== Penginjil utusan ''Rheinische Missionsgesellschaft'' ===
Tahun 1840 seorang ilmuan berkebangsaan Jerman [[F. Junghuhn]] melakukan perjalanan ke daerah Batak dan kemudian menerbitkan karangan tentang suku Batak.<ref name="B. Napitupulu"/> Karangan tersebut sampai ke tangan tokoh-tokoh Lembaga Alkitab di Belanda, hingga mereka mengirim seorang ahli bahasa bernama [[H. Neubronner van der Tuuk]] (tuan yang berkecukupan).<ref name="B. Napitupulu"/> Van der Tuuk adalah orang Barat pertama yang melakukan penelitian ilmiah tentang bahasa Batak, Lampung, Kawi, Bali.<ref name="B. Napitupulu"/> Ia juga orang Eropa pertama yang menatap Danau Toba dan bertemu dengan Si Singamangaraja. Ia merasa senang berkomunikasi dan menyambut orang Batak di rumahnya.<ref name="B. Napitupulu"/> [[Van der tuuk]] memberi saran supaya lembaga zending mengutus para penginjil ke [[Tapanuli]], langsung ke daerah pedalamannya.<ref name="B. Napitupulu"/> Untuk menunjang masukannya tersebut, ia menyusun sebuah kamus, mengumpulkan cerita, pribahasa, dan menerjemahkan Injil dan beberapa bagian Alkitab ke dalam [[bahasa Batak]].<ref name="B. Napitupulu"/> Tahun 1857 pekabar Injil [[G Van Asselt]] utusan dari jemaat kecil di [[Ermelo]], Belanda melakukan pelayanan di Tapanuli.<ref name="B. Napitupulu"/> Ia menembus beberapa pemuda dan memberi mereka pengajaran Kristiani, pada [[31 Maret]] [[1861]] dua orang Batak pertama dibaptis, yaitu: Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar.<ref name="B. Napitupulu"/> Tahun ini juga, tepatnya [[07 Oktober]] [[
Dalam menyampaikan Injil, [[Nommensen]] dibantu oleh [[Raja Pontas Lumban Tobing]] (Raja Batak Pertama yang dibaptis) untuk mengantarnya dari Barus ke Silindung dengan catatan tertulis bahwa ia tidak bertanggung jawab atas keselamatannya.<ref name="B. Napitupulu"/> Pada awalnya Nommensen tidak diterima baik oleh penduduk, karena mereka takut kena bala karena menerima orang lain yang tidak memelihara adat.<ref name="B. Napitupulu"/> Pada satu saat, diadakan pesta nenek moyang Siatas Barita, biasanya disembelih korban.<ref name="B. Napitupulu"/> Saat itu, Sibaso(Pengantara orang-orang halus) sesudah kerasukan roh menyuruh orang banyak untuk membunuh Nommensen sebagai korban, yang pada saat itu hadir di situ. Dalam keadaan seperti ini, Nommensen hadir ke permukaan dan berkata kepada orang banyak: Roh yang berbicara melalui orang itu sudah banyak memperdaya kalian. Itu bukan roh Siatas Barita, nenekmu, melainkan roh jahat. Masakan nenekmu menuntut darah salah satu dari keturunanya! Segera Sibaso jatuh ke tanah. <ref name="B. Napitupulu"/> Menghadapi keadaan yang menekan, Nommensen tetap ramah dan lemah lembut, hingga lama-kelamaan membuat orang merasa enggan dan malu berbuat tidak baik padanya.<ref name="B. Napitupulu"/> Pada satu malam ketika para raja berada di rumahnya hingga larut malam dan tertidur lelap, Nommensen mengambil selimut dan menutupi badan mereka, hingga pagi hari mereka terbangun dan merasa malu, melihat perbuatan baik Nommensen. Sikap penolakan raja batak ini disebabkan kekhwatiran bahwa Nommensen adalah perintisan dari pihak belanda.<ref name="B. Napitupulu"/>
|