Hermeneutika Alkitab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT40Manda (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT14danang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{inuse|15Maret 2011}}
[[Berkas:Gutenberg Bible.jpg|340px|thumb]]
Tafsir [[Alkitab]] adalah suatu usaha untuk menjelaskan, menginterpretasi, menterjemahkan teks-teks [[Alkitab]], yaitu [[Kitab Suci]] orang umat [[Kristen]] agar bisa dipahami oleh umat Kristen pada setiap konteksnya.<ref name="Sutanto">{{id}}Sutanto, Hasan., Hermeunetik'''Hermeunetika - Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab''', Malang: [[Seminari Alkitab Asia Tenggara]], Malang 2001</ref> atau membawa pembaca modern mengerti akan berita yang disampaikan oleh Alkitab.<ref name="Klass Kurnia">{{en}}Klass Kurnia., '''The [[Hermeneutics of The Reformers]]''', "[[Calvin]] Theolgical Journal November 1984 halamanHlm. 121-122</ref>. Unsur penafsiran yang paling kuat adalah linguistik karena selalu berhubungan dengan komunikasi yang punya unsur utama bahasa.<ref name="Banawiratma">{{id}}Banawiratma., '''Misi: Orientasi Baru''', Yogyakarta:[[Kanisius]], Yogyakarta 1992 HalamanHlm. 150</ref> Sebenarnya penafsiran ini (secara universal) biasa kita lakukan setiap hari.<ref name="Hayes">{{en}}Hayes., John H & Holladay,. Carl R., '''Biblical Exegesis''', Atlanta : Westminster John Knox Press, Atlanta 1982 </ref> Hal ini dipelajari dalam Kritik Sastra. Usaha penafsiran ini lebih terkenal dengan sebutan Hermeneutika, berasal dari kata [[Yunani]], ''ερμηνευτική'', diambil dari nama [[Dewa]] [[Hermes]], [[mitos]] orang Yunani yang bertugas mewartakan berita dari para dewa kepada manusia.<ref name="Sutanto">{{id}}Sutanto, Hasan., Hermeunetik'''Hermeunetika - Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab''', Malang: [[Seminari Alkitab Asia Tenggara]], Malang 2001</ref> Pembagian penafsiran ini dikelompokkan dalam dua bagian sesuai dengan pembagian naskah Alkitab dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.<ref name="Sutanto">{{id}}Sutanto, Hasan., Hermeunetik'''Hermeunetika - Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab''', Malang: [[Seminari Alkitab Asia Tenggara]], Malang 2001</ref>
 
[[Hermeneutika]] tidak hanya merupakan semacam ilmu pengetahuan, tetapi juga seni, bersifat ilmiah, masuk [[akal]], dapat diuji dan dipertahankan, namun juga indah, harmonis, bahkan sulit didekati dari sisi ilmiah.<ref name="Sutanto">{{id}}Sutanto, Hasan., Hermeunetik - Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang 2001</ref>. Dalam bahasa inggris lazim dipakai istilah ''exegesis'' yang diadobsi dari kata Yunani juga, ''εξήγηση''.<ref name="Sutanto">{{id}}Sutanto, Hasan., Hermeunetik - Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang 2001</ref> Arti harafiahnya adalah "membawa keluar", yaitu menarik sebuah pelajaran atau makna dari naskah tertentu, dalam hal ini adalah Alkitab<ref name="Hayes">Hayes., John H & Holladay, Carl R., Biblical Exegesis, Westminster John Knox Press, Atlanta 1982 </ref> Berdasarkan tingkat kesulitannya, dalam komunikasi lisan bergantung dua variabel, yaitu: 1. keterbukaan komunikasi dari seorang pembicara, pengarang penyunting dari naskah Alkitab terhadap pembaca dan pendegar Alkitab, dan 2. Bentuk naskah dilihat dari ekspresi tulisannya. <ref name="Hayes">Hayes., John H & Holladay, Carl R., Biblical Exegesis, Westminster John Knox Press, Atlanta 1982 </ref> Setidaknya kita dapat mengenal beberapa metode kritik yang dipakai sebagai alat bedah dalam mengungkap makna teks Alkitabnya;<ref name="Hayes">Hayes., John H & Holladay, Carl R., Biblical Exegesis, Westminster John Knox Press, Atlanta 1982 </ref>
 
[[Hermeneutika]] tidak hanya merupakan semacam ilmu pengetahuan, tetapi juga seni, bersifat ilmiah, masuk [[akal]], dapat diuji dan dipertahankan, namun juga indah, harmonis, bahkan sulit didekati dari sisi ilmiah.<ref name="Sutanto">{{id}}Sutanto, Hasan., Hermeunetik'''Hermeunetika - Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab''', Malang: [[Seminari Alkitab Asia Tenggara]], Malang 2001</ref>. Dalam bahasa inggris lazim dipakai istilah ''exegesis'' yang diadobsi dari kata Yunani juga, ''εξήγηση''.<ref name="Sutanto">{{id}}Sutanto, Hasan., Hermeunetik'''Hermeunetika - Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab''', Malang: [[Seminari Alkitab Asia Tenggara]], Malang 2001</ref> Arti harafiahnya adalah "membawa keluar", yaitu menarik sebuah pelajaran atau makna dari naskah tertentu, dalam hal ini adalah Alkitab <ref name="Hayes">{{en}}Hayes., John H & Holladay,. Carl R., '''Biblical Exegesis''', Atlanta : Westminster John Knox Press, Atlanta 1982 </ref> Hal ini dipelajari dalam Kritik Sastra. Berdasarkan tingkat kesulitannya, dalam komunikasi lisan bergantung dua variabel, yaitu: 1. keterbukaan komunikasi dari seorang pembicara, pengarang penyunting dari naskah Alkitab terhadap pembaca dan pendegar Alkitab, dan 2. Bentuk naskah dilihat dari ekspresi tulisannya. <ref name="Hayes">{{en}}Hayes., John H & Holladay,. Carl R., '''Biblical Exegesis''', Atlanta : Westminster John Knox Press, Atlanta 1982 </ref> Hal ini dipelajari dalam Kritik Sastra. Setidaknya kita dapat mengenal beberapa metode kritik yang dipakai sebagai alat bedah dalam mengungkap makna teks Alkitabnya;<ref name="Hayes">{{en}}Hayes., John H & Holladay,. Carl R., '''Biblical Exegesis''', Atlanta : Westminster John Knox Press, Atlanta 1982 </ref> Hal ini dipelajari dalam Kritik Sastra.
 
1. [[Kritik Teks (Alkitab)|Kritik Teks]]
Baris 24 ⟶ 23:
9. [[Kritik Kanonik (Alkitab)|Kritik Kanonik]]
 
KitaDari dapatmelihatsisi kegiatanpenyampaian yangkhotbah dilakukansebagai olehsalah umatsatu Kristenbentuk dalammenyampaikan menafsirhasil berkaitantafsir, denganada tiga3 pihakunsur yang adaperlu di dalam prosesnyadiperhatikan, yaitu penafsir yang adalah penceramah dalam acara-acara, isi tafsiran Akitab dan ''audience'' atau pendegarsebagai kotbahberikut.<ref name="Hayes">{{en}}Hayes., John H & Holladay,. Carl R., '''Biblical Exegesis''', Atlanta : Westminster John Knox Press, Atlanta 1982 </ref> Hal ini dipelajari dalam Kritik Sastra.
# Penafsir yang adalah pengkhotbah,
Berdasarkan waktu penafsirannya, dengan menolak Gaya [[Marcion]]/[[Marsion]], Baker dalam tulisannya ''Satu Alkitab, Dua Perjanjian'' menganggap proses tafsir akan sia-sia seandainya kedua Perjanjian (Lama dan Baru) tidak berkaitan.<ref name="Baker">Baker, David L., Satu Alkitab Dua, Perjanjian,[[BPK Gunung Mulia]], Jakarta halaman 54-60 </ref> Dia memisahkan penafsiran berdasarkan periodenya: Tahun 1930, 1950, 1930, dan pada periode Tahun 50 dia mengungkapkan tahap-tahap penafsiran secara sistemati sebagai berikut: <ref name="Baker">Baker, David L., Satu Alkitab Dua, Perjanjian,BPK Gungun Mulia, Jakarta halaman 54-60 </ref>
# Isi tafsiran Akitab atau bahan Khotbah
# ''Audience'' atau pendegar khotbah.
 
Berdasarkan waktu penafsirannya, dengan menolak Gaya [[Marcion]]/[[Marsion]], Baker dalam tulisannya ''Satu Alkitab, Dua Perjanjian'' menganggap proses tafsir akan sia-sia seandainya kedua Perjanjian (Lama dan Baru) tidak berkaitan.<ref name="Baker">{{id}}Baker, David L., '''Satu Alkitab Dua, Perjanjian''',[[ Jakarta: BPK Gunung Mulia]], Jakarta halamanHlm. 54-60 </ref> Dia memisahkan penafsiran berdasarkan periodenya: Tahun 1930, 1950, 1930, dan pada periode Tahun 50 dia mengungkapkan tahap-tahap penafsiran secara sistemati sebagai berikut: <ref name="Baker">{{id}}Baker, David L., '''Satu Alkitab Dua, Perjanjian''', Jakarta: BPK GungunGunung Mulia, Jakarta halamanHlm. 54-60 </ref>
 
1. Teks, terjemahan dan kritik naskah