Filsafat proses: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{inuse|15 Maret 2011}}
'''Filsafat proses''' atau filsafat organisme adalah filsafat yang mengatakan bahwa segala sesuatu selalu menjadi.{{fact}} Kata ‘proses’ dimaknai sebagai perubahan berdasarkan mengalirnya waktu (''temporal change'') dan kegiatan yang saling berkaitan (''interconnected activities'').{{fact}} Implikasinya terlihat pada cara memahami realitas. Realitas dimaknai sebagai sesuatu yang dinamis, terus bergerak dan berubah dalam suatu proses evolusi yang tak kunjung henti. Filsafat ini dicetuskan oleh [[Alfred North Whitehead]] (15 Februari 1861 Ramsgate, Kent, England – 30 Desember 1947 Cambridge, Massachusetts, USA) seorang guru besar Matematika Trinity College yang selanjutnya menjadi guru besar [[filsafat]] di [[Universitas Harvard]].{{fact}}▼
▲''''Filsafat proses''' atau filsafat organisme adalah filsafat yang mengatakan bahwa segala sesuatu selalu menjadi.<ref name="Cobb">{{
==Tokoh-Tokoh Filsafat yang mempengaruhi Whitehead==▼
Alfred North Whitehead, yang dikenal dengan sebutan Whitehead, menemukan sistem filsafatnya berdasarkan usaha kritis dan kreatif dalam dialog intelektual dengan para pemikir lain dan dalam konfrontasinya dengan pengalaman hidup.<ref name="Sudarminta (
selain Plato dan Aristoteles, sebagai wakil dari tokoh besar filsafat klasik, Whitehead dipengaruhi oleh filsuf-filsuf moderen seperti Descartes, Spinoza, Leibniz, Jhon Locke, David Hume, Immanuel Kant dan Hegel.<ref name="Whitehead (
Filsuf sejaman lainnya, yang membangun gagasan Whitehead dalam mendirikan filsafatnya, adalah Samuel Alexander dan LIoyd Morgan (28). gagasan Whitehead mengenai waktu dan keabadian banyak dipengaruhi oleh Samuel Alexander (28). gagasan mengenai peristiwa ia ambil dari Lioyd Morgan (28). Filsuf-filsuf yang juga mempengaruhi Whitehead adalah Henri Bergson, William James, dan John Dewey (PR, xii). Gagasan mengenai realitas, bahwa realitas itu dinamis sehingga kategori perubahan tidak bisa diabaikan dalam menjelaskan kenyataan, dan bahwa realitas lebih sesuai untuk disimbolkan sebagai suatu organisme daripada mesin, adalah gagasan yang Whithead pinjam dari John Dewey(28). keduanya sepakat bahwa filsafat bersumber dan bermuara pada pengalaman manusia (28). dari William James, Whitehead meminjam gagasannya mengenai empirisme radikal (28). Ia menolak rasionalisme Descartes dan empirisme atomis David Hume (28). pandangan James, yang diambil oleh Whitehead, mengatakan bahwa dalam kontak langsung dengan kenyataan, kenyataan diambil oleh manusia, bukan sebagai sesuatu yang sejak awal terperinci dan terpecah, melainkan sebagai gumpalan pengalaman dalam keutuhan yang kompleks, kaya, dan tidak teratur (28). Gagasan Whitehead mengenai Prehensi amat denkat dengan gagasan William James ini(29).
Whitehead menyebut filsafatnya sebagai Filsafat Organisme (29). gagasan filsafat ini lahir sebagai reaksi dan alternatif terhadap pandangan kosmologi yang disebut Materialisme Ilmiah (29). pandangan ini mengatakan bahwa dunia ini terdiri dari anasir-anasir material yang hukum-hukumnya bisa dimengerti dan dijelaskan secara tuntas oleh ilmu pengetahuan, khususnya matematika dan fisika (29). Materialisme Ilmiah menyebut dunia ini tidak lain sebagai mesin besar yang terdiri dari jalinan anasir-anasir independen dan saling berhubungan secara eksternal (29).dunia ini bersifat impersonal, tidak bermakan, tidak bernilai dan tidak bertujuan (29).Bagi Maretialisme Ilmiah yang nyata adalah segala sesuatu yang dapat dibuktikan secara ilmiah (29). Materialisme Ilmiah menekankan sebab-sebab yang menjelaskan wujud dan sebab-sebab yang menjelaskan siapa yang mengerjakan sesuatu (29). Bagi Whitehead pandangan kosmologis Materialisme Ilmiah ini berakar dari kosmologi Descartes yang menanggap dunia ini sebagai materi(30). Pandangan dunia yang materialistis dan mekanistis ini diambil alih oleh John Locke, Galileo dan Newton (30).
Baris 19 ⟶ 18:
Whitehead tidak mengatakan bahwa Materialisme Ilmiah sebagai paham yang benar-benar keliru (30). Cerita kesusksesan Materialisme Ilmiah dalam sejarah telah membuktikan kemajuan bagai kemanusiaan (30). Whitehead menyatakan bahwa kekeliruan Materialisme Ilmiah terletak pada generalisasi filosofis yang dibuatnya (30). Materialisme Ilmiah menarik kesimpulan yang lebih luas dari yang secara sahih bisa dijamin oleh premis-premisnya (30). Whitehead menyebutkan kekeliruan Materialisme ilmiah dalam hal menganggap konkret apa yang sesungguhnya abstrak (PR, 7, 18, 93).
Materialisme Ilmiah mengatakan bahwa dunia terdiri dari rangkaian partikel-partikel yang terletak dalam ruang dan waktu (31). Dalam pandangan ini ruang dan waktu bersifat mutlak (31). hubungan partikel-partikel tersebut dengan partikel-partikel lainnya tidak menambah dan mengurangi hakikat adanya partikel tersebut (31). kategori waktu, kecepatan gerak dan hubungan internal yang membentuk dunia, tidak berperan sama sekali (31). setiap benda merupakan satuan-satuan padat yang mandiri dan dianggap memiliki ciri-ciri yang tetap dimanapun bena itu berada (31). Bagi Whitehead, hal ini keliru, karena benda yang nampak statis dan jelas itu hanyalah abstraksi akal budi demi kegunaan pragmatis dari suatu proses dinamis satuan-satuan peristiwa yang terus-menerus membentuk benda tersebut (31). Pandangan ini berakar kepada substansi (31). Whitehead juga mengkritik materialisme ilmiah sebagai paham yang tidak memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan (33).
=Kategori-kategori Filsafat Proses=
[[Entitas aktual]], [[Kreativitas]], [[Objek-objek abadi]], [[Tuhan]], [[Prehensi]], [[bentuk-bentuk subjektif]], [[nexus]], [[kontras]]
=Referensi=
{{reflist}}
[[Kategori:Ontologi]]
|